Senin, 01 Desember 2014

Jalan Tuhan tak terselami oleh akal budi manusia

2 Raja-raja 5:10-11, 13-14  Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir."
Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!
Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir."
Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Bacaan di atas tentu tidak asing lagi di telinga kita. Cerita mengenai Naaman yang disembuhkan dengan cara yang tak pernah ia pikirkan selama ini, dengan cara unik yang tergolong "nyeleneh" menurutnya. Akan tetapi begitulah cara Tuhan kita. Kita tidak akan pernah dapat melogika cara kerja Tuhan yang ajaib sebab akal budi kita tidak cukup bijak untuk mengerti jalan pikir Tuhan.

Begitu pula dengan kehidupan kita.
Janganlah mengandalkan akal budi dan pikiran kita semata dalam berusaha melogika mujizat dan keagungan karya tangan-Nya dalam hidup kita dan sesama kita. Jalan Tuhan tak terselami oleh setiap pikiran kita.
Mungkin kita pernah diminta melakukan hal yang menurut kita aneh dan tidak masuk akal, namun percayalah dan berimanlah kepada Tuhan agar karya Tuhan bekerja dalam hidup kita.

Hal yang mustahil bagi pemikiran manusia belum tentu mustahil bagi Tuhan.
Tuhan bekerja dengan cara yang ajaib.
Percayalah selalu akan rancangan dan petunjuk dari Tuhan. Bersekutulah selalu dengan Tuhan untuk mengenal keinginan-Nya agar kita tidak tersesat dan men-judge petunjuk Tuhan terlebih dahulu sebelum melaksanakannya.

Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.

Jangan mengingini barang milik sesamamu manusia secara tak adil

1 Raja-raja 21:2-4, 7, 16-17, 19, 23  Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang."
Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!"
Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya: "Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku." Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan.
Kata Izebel, isterinya, kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu."
Segera sesudah Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Tetapi datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu, bunyinya:
Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu."
Juga mengenai Izebel TUHAN telah berfirman: Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. 

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Perikop bacaan di atas menceritakan mengenai kebun anggur Nabot.
Kita semua pasti tahu cerita ini kan? Di mana raja Ahab dengan tidak adil mengingini kebun anggur milik Nabot demi dirinya sendiri. Hal tersebut mendatangkan malapetaka bagi dirinya dan keluarganya.

Mengingini barang milik orang lain secara tak adil sangatlah berbahaya, terutama jika kita dengan gamblang menyatakan hal itu di depan orang yang mengasihi kita dan memiliki pengaruh. Celakanya lagi, orang tersebut pasti ingin membantu kita dalam mendapatkan apa yang kita inginkan dan pada akhirnya dapat berbuat dosa.
Allah telah memperingatkan kita dalam 10 perintah Allah agar kita tidak ingin memiliki barang orang lain secara tak adil karena hal itu akan menimbulkan mala petaka bagi diri kita sendiri.

Keinginan yang berubah menjadi hasrat akan membutakan mata rohani manusia. Dengan kalap mata, manusia akan menghalalkan segala cara, termasuk yang keji di mana Tuhan, demi mendapatkan hal tersebut. Dan jika kita tidak mendekatkan diri kepada Tuhan, maka kita akan jatuh ke dalam dosa yang menjijikkan dan menyakiti hati Tuhan kita.

Marilah kita berusaha untuk mengendalikan diri kita. Mengingini sesuatu tidaklah dilarang asalkan tahu batasan dan etika serta ajaran Tuhan. Segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah, maka mintalah kepada-Nya agar diberikan kepada kita karena ketika kita meminta, kita akan diberi sebab Allah Bapa kita mengerti apa yang kita butuhkan.

Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.

Rabu, 26 November 2014

Hikmah tanpa ketekunan kepada Tuhan adalah sia-sia

1 Raja-raja 11:9-11  Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya,
dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN.
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Dalam sejarah kitab suci dikatakan tidak ada lagi orang sebelum dan sesudah Salomo yang lahir lebih bijaksana dan berhikmat selain Salomo. Namun hikmat dan bijaksana jija tanpa disertai dengan ketekunan dan keintiman hubungan dengan Tuhan adalah sampah yang tidak berarti lagi.

Dalam perikop di atas dapat kita lihat bahwa raja yang paling bijaksana dan berhikmat seperti Salomo pun akan terjatuh ke dalam dosa berhala jika tidak bertekun dalam Tuhan Allah. Salomo lebih mencintai istri-istrinya daripada Tuhan. Istri-istri Salomo merupakan berhala bagi Salomo karena mereka membawa hati Salomo berpindah ke allah lain selain Allah Bapa. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Salomo mulai mengendorkan hubungannya dengan Allah. Merasa memiliki hikmat dan kebijaksanaan dari Allah membuat Salomo buta arah dan kehilangan tujuan hidup, yaitu Allah sendiri.

Jika Salomo yang berhikmat dan bijaksana seperti itu saja dapat jatuh ke dalam dosa berhala, bagaimana dengan kita yang adalah manusia biasa?
Tentu saja kita lebih mudah jatuh ke dalam dosa berhala. Meminta hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan tidaklah salah, justru sangat dianjurkan, akan tetapi begitu Tuhan memberikan hikmat kebijaksanaan yang kita butuhkan, maka tidak selayaknya kita mulai meninggalka. Tuhan dan berpaling kepada allah yang lain.

Bersekutu dengan Tuhan secara terus menerus sangatlah dibutuhkan dalam menjaga kehidupan kita agar kelak kita tidak berbuat dosa yang dipandang hina di mata Tuhan.
Marilah kita berusaha setekun mungkin untuk tetap bersandar pada Tuhan meskipun kita telah menerima kebijaksanaan dan hikmat daripada Tuhan Allah sendiri.

Berkat Tuhan selalu beserta kita sekalian. Amin.

Senin, 24 November 2014

Cara meminta hal yang benar kepada Tuhan

1 Raja-raja 3:9-13  Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"
Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.
Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kita pasti sering meminta dan memanjatkan permohonan kita kepada Tuhan, akan tetapi pernahkah kita mengevaluasi diri sebelum meminta perihal apakah cara kita meminta ataupun hal yang kita minta itu berkenan dan dipandang baik menurut Tuhan?

Penggalan bacaan di atas mengisahkan Raja Salomo yang bercakap-cakap dengan Allah dalam mimpinya. Dapat kita lihat bahwa raja Salomo meminta hal yang tidak biasa yang akan diminta oleh kebanyakan orang jika ditawari pengabulan permohonan. Raja Salomo tidak memohon kekayaan dan kekokohan tahta, tidak memohon umur panjang ataupun nyawa musuhnya, melainkan meminta kebijaksanaan dan hikmat untuk memutuskan suatu perkara.
Hal itu berarti, raja Salomo tidak semata-mata memikirkan dirinya sendiri dan hal itulah yang dipandang benar di mata Tuhan.

Oleh karena Salomo meminta hal yang baik dipandang Allah, maka segalanya ditambahkan oleh Allah kepada Salomo, segala hal yang tidak ia minta kepada Allah langsung ditambahkan-Nya kepadanya.

Bagaimana bisa tahu kalau Salomo meminta hal yang baik? Jawabnya mudah. Karena Salomo meminta sesuatu yang berguna dalam menjalankan tugas dari Allah, bukan meminta sesuatu untuk kepuasan pribadi. Di situlah letak kunci dari suatu permohonan. Janganlah kita hanya meminta perlindungan dan dijauhi dari cobaan, tetapi mintalah suatu hal yang dapat membantu kita dalam menghadapi segala situasi kehidupan, tantangan, cobaan, bahkan dari hawa nafsu kita sendiri.

Marilah kita memulai untuk meminta sesuatu yang berguna demi mengemban tugas dan amanah dari Tuhan kita, dan bukan semata-mata menuntut damai sejahtera dan kesenangan belaka.
Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.

Minggu, 23 November 2014

Ucapan "tumben" ke orang lain berarti menghakimi loh!

Yehezkiel 34:17  Dan hai kamu domba-domba-Ku, beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan.

Shalom saudara-saudari dalam Kristus.
Kita semua seringkali dengan mudahnya melontarkan kata "tumben" ke orang lain, entah untuk bergurau, serius, menyindir, atau lainnya. Memang hal itu terkesan sepele dan biasa, namun sadarkah kita bahwa kata "tumben" itu berarti kita menghakimi sesama kita?

Pada penggalan bacaan di atas menyatakan bahwa Allah adalah satu-satunya pihak yang berhak untuk menjadi hakim atas domba-domba-Nya. Ia tidak hanya menjadi hakim atas domba-Nya saja, melainkan menjadi hakim antara domba dan kambing.
Kambing di sini berarti si jahat yang bukan merupakan kemilikan-Nya sehingga tidak layak bagi kita manusia untuk menghakimi orang lain yang belum mengenal Tuhan.

Nah, bagaimana kata "tumben" bisa berarti menghakimi?
Coba bayangkan jika ada saudara atau teman kita yang sebelumnya malas ke gereja tiba-tiba mau ke gereja, lalu kita katakan:"Tumben mau ke gereja?", dengan secara tak langsung kita melakukan penghakiman atasnya. Secara tak langsung kita menghakimi bahwa sebelumnya ia bersalah karena tidak pernah mau diajak ke gereja. Dan apakah dampaknya?

Dampaknya adalah perkataan "tumben" tersebut akan menyurutkan kembali kobaran apinya untuk bertobat karena malu kepada kita. Bisa-bisa ia tidak mau kembali ke gereja lagi.
Hal yang sepele seperti itu justru dapat digunakan iblis untuk menjerumuskan sesama kita. Pernahkah terbayang bahwa kata "tumben" dapat berakibat besar?
Mungkin kita tanpa sadar dan sebenarnya tidak bermaksud untuk menghakimi. Mungkin maksud kita adalah kita senang jika ia kembali ke jalan yang benar. Namun ada kalanya jika diucapkan dengan nada yang salah, efeknya pun akan berbeda.

Sebaiknya kita hindari kata-kata seperti itu agar kita tidak saling menjatuhkan iman antara satu sama lain, melainkan saling mendorong satu sama yang lainnya.
Sebaiknya kita menggunakan kata-kata yang baik seperti: selamat datang kembali, puji Tuhan, atau damai sejahtera bagimu.

Berkat Tuhan selalu beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.

Jumat, 21 November 2014

Berdiskusi dengan Tuhan dalam segala hal

2 Samuel 5:19  bertanyalah Daud kepada TUHAN: "Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?" TUHAN menjawab Daud: "Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu."

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Penggalan kisah di atas menceritakan bahwa meskipun Daud telah mendapat kepastian bahwa Allah beserta-Nya, ia tidak serta merta dengan sombong dan angkuh melakukan segala hal tanpa persetujuan Tuhan, sekalipun hal itu adalah demi kebaikan kaumnya.
Meskipun Daud yakin bahwa tangan Tuhan akan menyerahkan musuhnya ke dalam tangannya, Daud tetap merundingkan segala sesuatu yang akan diperbuatnya dengan Tuhan.

Begitu pula halnya bagi kita, sudah selayaknyalah kita selalu berdiskusi dan berunding dengan Tuhan akan segala tindakan yang akan kita lakukan sepanjang hari. Jangan pernah mengandalkan pemikiran dan kekuatan sendiri untuk melaksanakan segala aktifitas, sekecil apapun aktifitas itu.
Dengan berdiskusikannya dengan Tuhan, maka hati kita akan memperoleh kedamaian dan ketenangan. Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik bagi umat-Nya yang berseru kepada-Nya.

Kita seringkali malas berunding dengan Tuhan. Kita selalu mengandalkan pemikiran dan pemahaman kita sendiri pada saat pengambilan keputusan.
Tidak dapat dipungkiri terkadang kita harus dituntut untuk mengambil keputusan saat itu juga tanpa waktu yang cukup untuk digumulkan kepada Tuhan. Akan tetapi adalah lebih baik jika setiap saat, kapanpun dan dimanapun kita berada dan apapun yang ingin kita lakukan, diskusikanlah dengan Tuhan.
Jika Tuhan ada di pihak kita, siapa dapat melawan?

Marilah kita bersama-sama mengambil sikap mau berdiskusi dengan Tuhan, tiap perkara, keputusan, dan keinginan yang akan kita lakukan. Niscaya kita akan terbiasa untuk berdiskusi dengan Tuhan sehingga kita akan selalu merasa tenang dan peka terhadap jawaban Tuhan.

Berkat Tuhan selalu beserta kita sekalian. Amin.

Kamis, 20 November 2014

Manusia melihat yg kelihatan, namun Allah memandang yang tidak kelihatan

1 Samuel 16:7  Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Kutipan bacaan kali ini mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang dari hal yang tampak saja. Istilahnya dalam bahasa Inggris adalah "dont judge the book from its cover".
Memang tidak dipungkiri bahwa manusia selalu memandang rupa, bukan hati. Memandang apa yang tampak oleh mata jasmani, dan bukan mata rohani.
Samuel, seorang nabi besar pilihan Allah, pun sempat melakukan hal itu dan Tuhan menegurnya. Allah memandang hati. Baik-buruknya manusia itu terlihat dari hatinya karena apa yang melandasi pikiran, perasaan, perbuatan, dan perkataan manusia akarnya dimulai dari dalam hati.

Kita pun sering mengidolakan seseorang yg baik secara jasmani, seperti artis yang cantik, aktor yang perawakannya bagus dan bermuka tampan. Tak dipungkiri, umat Kristen banyak yang tertarik bukan karena memandang Tuhan, melainkan tertarik terhadap jasmani pendetanya, paras pendetanya, dan perawakan pendetanya.
Hal itu sangat rentan karena jika suatu saat pemimpin itu terjerumus dalam dosa, maka semrawut dan kecewalah kita, bagaikan domba yang kehilangan gembalanya karena gembalanya dipukul mati oleh kawanan perampok.

Janganlah bertindak tidak adil dengan menjadi hakim atas sesama kita berdasarkan hal yang tampak oleh mata jasmani kita. Jernihkanlah dan bebaskanlah mata kita dari segala kejahatan.
Pandanglah sesama kita menurut kecantikan hatinya, sebab jika kita adalah anak-anak Allah, hendaknya kita berbuat seturut dengan ajaran Tuhan.
Jika Tuhan mengajarkan untuk memandang hati, haruslah kita mengikutinya.

Marilah kita sama-sama mulai belajar untuk lebih memandang hati daripada memandang rupa jasmani.
Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.

Rabu, 19 November 2014

Mengikuti Firman Tuhan lebih baik daripada persembahan

1 Samuel 15:18-22  TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan."

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Kutipan bacaan di atas menceritakan bagaimana Saul tidak taat kepada perintah Allah meskipun ia mengetahui bahwa perintah itu memang benar dari Allah. Saul lebih takut kepada rakyat yang tampak daripada kepada Allah yang tidak tampak.

Saul sama seperti kita manusia. Kita mengenal dan mengetahui firman Allah dan hukum cinta kasih Tuhan Yesus, namun kita lebih mendengarkan manusia di atas kita (atasan/tetua) daripada harus menjalankan firman Tuhan. Dan untuk menutupi dan mengurangi rasa bersalah kita, kita adakan persembahan kepada gereja.
Sesungguhnya Tuhan lebih menghendaki ketaatan kita daripada persembahan kita. Tuhan tidak membutuhkan harta kekayaan sebab segala isi di dunia adalah milik-Nya. Tuhan hanya ingin hati taat dari manusia. Ia tidak pernah menuntut persembahan, hanya belas kasih dan ketaatan. Hal tersebut ditekankan pada ayat 22 pada kutipan di atas. Saul beralasan akan menggunakan korban jarahan yang terbaik untuk korban persembahan kepada Tuhan, namun Samuel menekankan bahwa Tuhan tidak berkenan atas korban persembahan tersebut sebab perintah-Nya adalah untuk membasmi segala hewan ternak yang ada.

Bacaan di atas juga mengajarkan kita bahwa tindakan yang kita anggap baik belum tentu menyenangkan Tuhan. Saul memang baik mau mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan dari jarahan yang seharusnya dimusnahkan, akan tetapi tindakan baik tersebut tidak berkenan kepada Allah sebab Saul tidak mengindahkan perintah Allah.
Sama halnya dengan kita, perbuatan baik yang kita lakukan akan sia-sia jika hal tersebut dilakukan dengan melanggar perintah-Nya terlebih dahulu.

Contoh sederhananya adalah jika pengusaha berusaha mengurangi pajak yang seharusnya dibayar kepada pemerintah dan mengalokasikannya untuk persembahan, hal itu belum tentu berkenan di hati Tuhan sebab Tuhan mengajarkan untuk membayar pajak dengan benar, untuk memberikan kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.

Marilah kita belajar peka atas hal tersebut, peka terhadap mana yang baik menurut Tuhan dan mana yang kurang baik.
Sekiranya Tuhan Yesus selalu menyertai kita sekalian dalam mencari kebenaran dan kehendak Tuhan. Amin.

Selasa, 18 November 2014

Sabar itu subur...

1 Samuel 13:13-14  Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu." 

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Dalam penggalan bacaan di atas kita dapat melihat bahwa Samuel menegor Saul drngan keras karena Saul membiarkan rasa takut dan kurang sabarnya mengingkari perkataan dan peringatan Samuel.
Dalam bacaan tersebut dikisahkan Samuel yang berpesan untuk menunggu kedatangannya dalam waktu 7 hari untuk bersama-sama dengannya melakukan persembahan untuk Tuhan.
Namun karena ketidak-taatan Saul, keraguan iman Saul, dan ketakutan akan kekuatan bangsa Filistin, Saul melancangi dengan memulai mempersembahkan korban bakaran tanpa menunggu kedatangan Samuel. Dan atas ketidak-taatan itu, Tuhan meninggalkan Saul dan memilih seorang lain yang berkenan di hati-Nya.

Sama halnya dengan kita. Terkadang Tuhan meminta kita untuk bersabar dalam suatu hal, namun karena kurangnya iman dan rasa kuatir berlebihan, kita selalu megingkari waktu Tuhan. Kita kurang sabar dalam mempercayakan perkara kita kepada Tuhan sesuai dengan waktu-Nya.
Kita cenderung ingin segala sesuatu dengan instant sehingga kita sering bertindak gegabah yang belum tentu hal itu merupakan kehendak Allah.

Kurang sabar dalam hal menanti mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri. Jangan pernah melangkahi wewenang Tuhan dalam mengatur segala sesuatu drngan sangat indah.
Kita boleh memohon, berseru, berdoa, dan bernazar, akan tetapi waktu Tuhan lah yang harus kita terima. Tuhan tahu kapan waktu terbaik untuk kita, Tuhan tahu segala yang baik untuk kita. Jangan sampai kita dengan kurang sabar menjadi melangkahi wewenang Tuhan.
Ingat! Sabar itu subur.
Dengan hati yang sabar, maka iman kita akan semakin subur.

Marilah kita belajar untuk setia dan bersabar dalam hal kecil hingga besar sehingga kita dapat melakukan penyerahan penuh ke dalam tangan penyertaan-Nya yang maha dahsyat.

Berkat Tuhan selalu beserta kita sekalian. Amin.

Senin, 17 November 2014

Sang Pendoa

1 Samuel 12:23  "Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus."

Shalom saudara terkasih dalam Kristus.
Sadarkah kita bahwa berdoa itu merupakan suatu kasih karunia?
Berdoa merupakan tanda bahwa kita mengenal Tuhan Allah pencipta kita, dan mengenal Allah merupakan suatu kasih karunia karena dengan mengenal-Nya berarti kita diselamatkan dan keselamatan itu datangnya dari Allah sebagai sebuah kasih karunia.

Jika sebelumnya kita berbicara mengenai talenta, maka salah satu talenta kasih karunia yang diberikan adalah berdoa. Seorang Kristen memiliki talenta sebagai sang pendoa. Tugas sang pendoa ini adalah mendoakan siapa saja yang memohon untuk mendoakan. Tentu saja hal itu bukan suatu hal yang mudah karena sang pendoa tidak boleh melupakan, bahkan berhenti mendoakan orang yang didoakannya.

Seperti halnya dalam kitab Samuel, bapa Samuel mengatakan bahwa dalam hal mendoakan orang lain tidaklah boleh berhenti. Jika berhenti, berarti itu merupakan suatu dosa bagi si pendoa.
Tuhan mendengarkan seluruh doa kita jika kita meminta dan mendoakannya dengan tepat dan penuh kepercayaan.
Samuel juga mengharapkan agar pihak yang didoakan itu turut serta berusaha yang terbaik untuk hidup suci tanpa melakukan perbuatan dosa. Takut akan Tuhan dan setia kepada-Nya.

Mendoakan orang lain terdengar seperti sepele, namun hal tersebut sangatlah berarti, terutama ketika orang yang kita doakan telah mau berubah menjadi lebih baik lagi.
Namun berdoa saja tidak cukup, kita juga harus membina dan mengarahkan orang yang tersesat itu dengan mengajarkan ajaran yang baik, jalan yang baik dan lurus sambil tetap terus mendoakan.

Kita sebagai umat Kristiani wajib saling mendoakan sebab dengan saling mendoakan berarti kita saling menguatkan hati sesama kita agar terhindar dari segala bentuk dosa.

Berdoalah bagi siapa saja tanpa mengenal lelah sebab Tuhan akan mendengarkan doamu sesuai dengan waktu-Nya, dan jangan berhenti mendoakan orang lain sehingga tidak ada dosa yang menimpamu kelak atas keputusan berhenti mendoakan.

Berkat Tuhan selalu beserta kita sekarang dan selama-lamanya.

Minggu, 16 November 2014

Kepercayaan dan tanggung jawab

Matius 25:14-16, 20-21  "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Bacaan kali ini pasti tidak asing lagi di telinga kita. Yap, perumpamaan tentang talenta yang dipercayakan seorang tuan kepada penggarapnya.
Tuan dalam bacaan di atas adalah Allah Bapa, dan penggarap-penggarapnya adalah kita umat-Nya di dunia. Allah Bapa kita mempercayakan talenta kepada kita agar diolah demi kemuliaan nama-Nya di Surga. Ada yang diberi banyak talenta dan ada yang diberi lebih sedikit.
Semuanya itu hendaknya kita kelolah demi kemuliaan nama Tuhan. Kita umat kristiani wajib bertanggung jawab atas talenta yang dipercayakan Allah Bapa kepada kita.
Sudah merupakan suatu anugrah yang besar bagi kita jika Allah mempercayakan talenta kepada kita dan sebagai bentuk tanggung jawab kita atas anugrah itu adalah kita harus mengelolah talenta tersebut hingga berbuah demi kemuliaan nama-Nya.

Pada hari penghakiman akhir nanti, Allah Bapa akan memanggil kita satu per satu untuk mempertanggung jawabkan hasil olahan talenta yang telah dipercayakan kepada kita sejak kita dijadikan di dunia. Jika kita dapat mempertanggung jawabkan talenta itu dan menghasilkan buah talenta lain demi kemuliaan nama-Nya, maka kita akan turut serta dalam perkara yang lebih besar lagi, yaitu menjadi bagian dalam perjamuan kekal di Surga.
Akan tetapi jika kita tidak mau mengolah talenta yang dipercayakan kepada kita, maka kita akan dicampakkan dalam kegelapan yang paling dalam dan hilanglah kesempatan kita untuk masuk ke dalam perjamuan kekal abadi.

Marilah kita semua mengelolah talenta yang telah dipercayakan kepada kita dengan penuh tanggung jawab dan berdoalah kepada Tuhan agar selalu menyertai kita di dalam mengelolah talenta tersebut demi kemuliaan nama-Nya sehingga kelak di hari penghakiman akhir kita mampu mempertanggung jawabkan kepercayaan besar itu dengan baik.
Jika kita masih belum mengenal talenta yang dipercayakan kepada kita ataupun belum mengerti cara mengelola talenta tersebut, berdoalah kepada Tuhan dan mohon petunjuk serta penyertaan Tuhan, maka niscaya doa kita akan didengarkan oleh Tuhan Yesus dan kita akan mendapat arahan.

Bergumullah dan bina hubungan yang rekat dengan Tuhan Allahmu dalam mengenal talenta kita agar setiap dari kita merupakan penggarap yang bertanggung jawab dan kembali berkumpul dalam perkara yang lebih besar di kehidupan kekal nanti.

Berkat Tuhan menyertai kita semua. Amin.

Sabtu, 15 November 2014

Belajar dari masa lalu

Hakim-hakim 10:6-7  "Orang Israel itu melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; mereka beribadah kepada para Baal dan para Asytoret, kepada para allah orang Aram, para allah orang Sidon, para allah orang Moab, para allah bani Amon dan para allah orang Filistin, tetapi TUHAN ditinggalkan mereka dan kepada Dia mereka tidak beribadah.
Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel, dan Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Filistin dan bani Amon."

Shalom saudara~saudari terkasih dalam Kristus.

Sejarah atau kejadian masa lalu patut dipelajari agar hal serupa tidak terulang. Namun manusia selalu menganggap hal masa lalu itu adalah kesalahan sepele dan tidak mau belajar dari kesalahan nenek moyang.
Begitu pula dengan bangsa Israel pada perjanjian lama. Pada kitab hakim-hakim dapat kita lihat bahwa berulang kali bangsa Israel menjauhi Tuhan Allah, yang menyelamatkan mereka dari bangsa Mesir, dan pergi menyembah baal allah lain. Tindakan tersebut tentu saja memurkakan Tuhan Allah sehingga Allah tidak lagi menyertai bangsa Israel, bahkan menyerahkannya kepada lawannya.
Begitu tersadar bahwa Allah meninggalkan mereka dan menyerahkan mereka ke dalam tangan lawannya, bangsa Israel dengan mudahnya memohon ampun kepada Tuhan Allah dan mulai berbalik menyembah-Nya sehingga hal itu menyukakan hati Tuhan dan akhirnya Tuhan membangkitkan bagi bangsa Israel seorang penyelamat.

Namun, lagi-lagi bangsa Israel dengan mudahnya kembali menyembah allah lain dan melupakan Tuhan Allah nenek moyang mereka. Hal tersebut terjadi berkali-kali. Namun karena Allah penuh belas kasih, berkali-kali bangsa Israel memohon ampun, berkali-kali pula Tuhan Allah mengampuni dan menolong mereka keluar dari kesesakan akibat perbuatan mereka sendiri.

Sikap dan tindakan bangsa Israel itu sejatinya mirip seperti sikap kita manusia pada umumnya. Dengan mudah kita meninggalkan Tuhan kita di saat kita sedang sukses, bahagia, ataupun sedang berada di puncak kehidupan; namun kita langsung dengan cepatnya kembali kepada Tuhan di saat kita mengalami kesusahan hidup.
Terkadang dalam kesusahan itu kita memilih menyembah allah lain yang diyakini dapat memberikan kekayaan dan kebahagiaan. Hal tersebut tentu saja akan menyedihkan hati Tuhan kita.

Untung ada Tuhan Yesus yang selalu mengingatkan kita dan memanggil kita untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar melalui perantara orang lain di sekitar kita sehingga kita tidak perlu binasa.

Marilah kita pelajari dari kisah masa lalu agar kita tidak mengulang sejarah kelam yang sudah pasti tahu hasilnya.
Janganlah mencobai kesabaran Tuhan Allah kita agar kita selalu disertai oleh Tuhan kita.
Jika Tuhan selalu berada di sisi kita, siapa dapat melawan?

Yakinlah akan janji Tuhan yang selalu menyertai kita kapan dan di manapun kita berada. Janji Tuhan tidak akan pernah padam dan berakhir dulu, sekarang, dan selama-lamanya.
Janganlah menyembah dan beralih ke allah lain. Janganlah menyerahkan dirimu ke allah lain dan ke berhala yang tidak dapat menjamin hidup kekal.

Semoga kita dapat bersama tumbuh dalam kasih Kristus hingga Yesus datang ke~2 kali nanti. Amin.

Kamis, 13 November 2014

Apakah Allah sekarang adalah sama dengan Allah yang dulu?

"Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah......" (Maleakhi 3:6a)

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Banyak dari kita yang tentunya telah mengetahui bahwa kita memiliki Allah yang kekal dan maha kuasa. Namun pernahkah kita menyadari apakah Allah yang kita sembah itu berubah dari masa ke masa?

Bila kita lihat pada perjanjian lama, Allah terkesan sangat keras! Peraturan harus dengan ketat dituruti dan diikuti oleh umat-Nya. Barangsiapa yang tidak mengikuti perintah-Nya akan dimusnahkan (baca: dibunuh). Akan tetapi, murka Allah pada perjanjian lama dapat diredam dengan persembahan yang layak.

Kontras dengan perjanjian baru, Allah digambarkan Tuhan Yesus sebagai Allah yang maha kasih. Ajaran Tuhan Yesus merupakan ajaran cinta kasih. Tuhan Yesus pun mengatakan bahwa Ia tinggal dalam Bapa dan Bapa ada di dalam Dia. Apa yang diinginkan Bapa adalah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Pada perjanjian baru, Allah tidak serta-merta memusnahkan barangsiapa yang melanggar dan menyelewengkan hukum Taurat.

Nah, apakah Allah kita berubah?
Sekali-kali TIDAK! Allah tidak pernah berubah! Allah kita dulu, sekarang, dan selama-lamanya adalah Allah yang sama dan tidak akan pernah berubah.
Lalu, apakah yang membuat perbedaan antara sikap Allah menghadapi orang Israel pada zaman perjanjian lama dengan perjanjian baru?

Jawabnya adalah TUHAN YESUS!
Tuhan Yesus adalah Anak Domba Allah, yang dikurbankan sebagai pengganti dan penebus dosa kita.
Allah kita tetaplah Allah yang sama, yang akan murka dan membinasakan umat-Nya yang tidak menuruti hukum Allah. Akan tetapi, Tuhan Yesus menjadi jembatan dan perantara manusia dengan Allah, menjadi Anak Domba Allah yang dikurbankan untuk menebus dosa manusia, untuk meredam amarah Allah.

Setiap kali berbuat dosa, Tuhan Yesus menjadi kurban penebusan bagi kita untuk meredam amarah Allah kepada kita sehingga kita memperoleh kesempatan untuk bertobat tanpa harus mengalami kebinasaan.

JESUS is TRUE REDEEMER!

Maka dari itu, masihkah kita tidak sadar diri dan terus-menerus berbuat dosa?
ataukah kita menyesal dan mau memperbaiki diri dan kembali kepada Tuhan yang senantiasa membuka lebar kedua tangan-Nya untuk menerima kita?

Berkat Kristus selalu beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.

Senin, 18 Agustus 2014

Belum paham fitur canggih

Efesus 6:11, 16-17  Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah.

Shalom sahabat terkasih dalam Kristus.
Telepon genggam canggih, mobil canggih, komputer canggih, dan smart house pun sekarang banyak menghiasi pemandangan di lingkungan masyarakat kita. Namun jika kita perhatikan secara seksama, lebih dari separuh pengguna dan pemilik tidak mrngerti cara memakai fitur canggih tersebut meskipun mereka tahu akan keberadaan fitur canggih tersebut.

Sama halnya dengan kita. Kita telah diperlengkapi fitur canggih dan terhebat oleh Tuhan untuk menangkal godaan dan jerumusan iblis. Kita tahu akan adanya fitur itu namun kita tidak bisa, tidak tahu, atau bahkan tidak mau menggunakan fitur canggih tersebut sehingga kita sering terjatuh ke dalam dosa.
Jika tidak dapat menggunakan fitur tersebut dengan baik, kita tidak ada bedanya dengan orang awam yang belum mengenal Tuhan, tidak ada yang menonjol yang dapat dibanggakan.

Mari kita bersama belajar cara menggunakan fitur canggih tersebut agar kita menjadi pribadi yang lebih baik di mata Tuhan.
Berkat Tuhan selalu beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.

Kamis, 14 Agustus 2014

Less talk, do more

Pengkhotbah 5:3  (5-2) Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.

Shalom saudara terkasih dalam Kristus.
Kita mengenal peribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Sepertinya peribahasa tersebut mengena sekali pada kehidupan manusia. Kita tahu bahwa semakin manusia banyak bicara maka semakin menandakan bahwa ia tidak bijak. Orang pandai dapat mengendalikan emosi dan selalu sedikit bicara, banyak bertindak.

Kita seringkali melihat para wakil rakyat hanya mengobral janji. Mereka banyak bicara dan berkoar program mereka, namun ketika mereka terpilih, program tinggalah mimpi dan omongan belaka.
Hendaklah kita menjadi manusia bijak yang tidak terlalu menyibukkan diri dalam satu fokus tindakan dan pekerjaan sehingga melupakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan.
Kita yakin bahwa Allah Bapa kita adalah pemilik segala sesuatu yang ada di dunia, namun mengapa kita sering tidak mau bersekutu dengan-Nya? Bukankah dengan bersekutu pada pihak yang benar dan besar maka kita juga akan menjadi benar dan besar?

Sama pula seperti artis yang sok intelek dengan banyak berbicara dengan melebih-lebihkan istilah yang bagi mereka pun tidak pernah didengar. Banyak perkataan mereka yang merupakan percakapan bodoh yang hanya ditertawakan orang banyak.
Begitu pula kita sebagai umat Kristiani, hendaknya kita lebih menunjukkan ajaran Tuhan melalui perbuatan dan bukan hanya melalui ceramah, kotbah yang berapi-api, dan seminar yang hingar bingar. Karena hal yang seperti itu merupakan percakapan bodoh!

Less talk, do more.
Percuma saja berkoar-koar mewartakan injil di depan ribuan jemaat jika kehidupan kita tidak mencerminkan apa yang kita wartakan. Kita mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan, sekolah, tugas, dan sebagainya sehingga tidak punya waktu untuk merealisasikan segala ajaran Tuhan yang kita kotbahkan, kita serukan, dan kita wartakan sendiri.
Jika kita tidak dapat memberi contoh tindakan nyata, bagaimana orang lain yang belum mengenal Yesus dan belum mengikuti-Nya dapat yakin dan percaya?

Mariilah kita minta kekuatan kepada Tuhan agar membuat kita tidak hanya banyak bicara melainkan bertindak nyata agar kita tidak menghasilkan percakapan sia-sia dan tiada guna.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Senin, 11 Agustus 2014

Tiada yang mustahil bagi Allah

Yeremia 32:17  Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apa pun yang mustahil untuk-Mu!

Tiada yang mustahil bagi Allah, Amin saudara-saudari?
Sungguh ironis sekali sebab meskipun banyak yang mengatakan Amin terhadap ajakan dan pertanyaan tersebut, masih banyak orang yang belum sepenuhnya percaya kepada Tuhan dan berusaha untuk melakukan apa yang Tuhan minta.

Banyak orang percaya bahwa ia dapat menyelesaikan suatu perkara baik di kantor maupun di kehidupan sosial keluarga dengan pertolongan Tuhan, namun mereka setengah hati memperjuangkan hal itu.
Tuhan tidak menjanjikan kehidupan yang nyaman, namun Tuhan menjanjikan satu hal yang pasti, yaitu tidak ada yang mustahil bagi Allah.

Sharing berikut ini merupakan gambaran nyata bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah:
Seorang karyawati di sebuah perusahaan mendapati anak buahnya mengundurkan diri tanpa pemberitahuan sehingga pekerjaan tersebut tidak ada yang dapat menangani. Rekan satu tim karyawati tersebut tidak ada yang mampu mengambil alih pekerjaan tersebut. Karena karyawati tersebut bertanggung jawab langsung kepada atasan, maka ia mengambil alih pekerjaan yang ditinggalkan anak buahnya itu.
Karena menumpuknya pekerjaan yang ditinggal dan saat itu sehabis liburan panjang, maka terbengkalailah pekerjaan inti karyawati itu.
Ketika deadline mendekat, karyawati tersebut sempat galau dan bingung karena masih banyak hal yang harus diselesaikan dan umumnya tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Maka berdoa dan berserahlah ia kepada Allah Bapa. Ia tetap akan berusaha sekuat mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungannya sekaligus berserah kepada Tuhan.
Pada malam sebelum batas terakhir tenggat waktu penyelesaian pekerjaan, karyawati itu mendapatkan pencerahan dari saudaranya yang intinya mengajarkan bahwa kerjakanlah pekerjaan yang menumpuk itu berdasarkan tingkat urgency nya. Buat perencanaan dan alur dari kerjaan itu sehingga tidak saling menunggu. Maka mulailah karyawati itu membuat perencanaan tentang apa yang akan ia lakukan esok.
Tibalah hari H pengumpulan pekerjaan. Keajaiban pun terjadi! Tuhan membantu melancarkan segala pekerjaannya. Seluruh tanggungan kerjaan terselesaikan tepat waktu. Para rekan kerja pun tiba-tiba dapat saling mendukung dan mudah diajak kerja sama sehingga perasaan lega dan puas didapat oleh karyawati itu.
Lalu ingatlah ia akan permohonannya kepada Allah dan ia pun semakin yakin bahwa tiada yang mustahil bagi Allah Bapa kita. Yang penting adalah kita percaya dan mau untuk melaksanakan dan menjalaninya sekuat tenaga.

Kita pun dalam kehidupan nyata baik dalam pendidikan maupun dunia kerja akan sering menghadapi beban berat yang seakan jika kita pikirkan dan rencanakan akan terasa mustahil dapat selesai dengan cepat dan tepat waktu. Namun kita harus ingat bahwa kita punya Allah yang maha Kuasa. Allah sanggup menyelesaikan segala perkara. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Dan kita sebagai umat Kristiani yang menyembah Allah harus yakin bahwa Allah kita sanggup mengatasi segala masalah. Kita hanya perlu datang kepada-Nya, memohon kepada-Nya, berserah kepada-Nya, percaya kepada-Nya, dan melaksanakan perintah dan arahan dari-Nya. Niscaya segala masalah kita akan ditanggung-Nya dan diselesaikan oleh-Nya dengan cara yang ajaib.

Berkat Tuhan selalu beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.

Minggu, 10 Agustus 2014

Raja yang senantiasa menjaga

Mazmur 121:7  TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Jika kita melihat pada kerajaan manusia, bawahanlah yang selalu bertugas menjaga sang raja, ratu, permaisuri, pangeran, dan putri kerajaan. Tidak demikian dalam Kerajaan Allah. Allah sebagai raja dalam kerajaan tersebut justru senantiasa menjaga jiwa dan memberikan keamanan dan keselamatan kepada warga negara kerajaan-Nya. Tuhan tidak tanggung-tanggung dalam menjaga keselamatan pengikut-Nya. Namun satu hal yang Ia minta dari kita, yaitu setia dan percaya kepada-Nya dengan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Namun seringkali kita selalu lupa diri dan menganggap bahwa Allah wajib menjaga kita dan pasti menyelamatkan kita. Kita bagaikan bawahan yang lupa diri dan memanfaatkan kasih pemimpin kita.
Bagaimanakah perasaan kita jika bawahan kita tidak peduli kepada usaha kita dalam mensejahterahkan mereka? Bagaimanakah kita bertindak terhadap bawahan yang lupa diri? Tentu kita dongkol dan menegor dengan keras, bahkan mungkin akan memecat!

Namun tidak bagi Allah. Tuhan tetap senantiasa menjadi raja yang mengayomi, menjaga, dan menyelamatkan warga negara kerajaan-Nya sebab kasih Tuhan tak terbatas.

Sebagai penutup, penulis akan memberikan suatu sharing nyata mengenai kenyataan Tuhan dalam menjaga manusia:
Kota Surabaya merupakan kota besar di Indonesia. Dengan tingkat kesulitan ekonomi yang tinggi ini, tingkat kejahatan juga semakin meningkat sehingga membuat kota tersebut tidak lagi nyaman jika lalai dalam mengunci pintu.
Suatu malam, ada seorang wanita yang lupa mengunci pintu rumahnya sehingga akses ke dalam rumah semua terbuka. Saat hampir tengah malam mengantuklah wanita tersebut dan berbaring di ranjangnya. Namun, wanita tersebut tidak dapat langsung tidur seperti biasanya. Ada perasaan aneh dan tidak tenang dalam hatinya. Awalnya ia mengira mungkin ia terlalu memikirkan pekerjaan yang harus ia lakukan esok hari sehingga ia memutuskan untuk menyerahkannya kepada Tuhan.
Ketika ia berusaha untuk tidur, maka terdengarlah bunyi metal berkali-kali tiada henti. Ketika wanita itu terbangun, berhentilah bunyi metal itu. Kemudian kembalilah ia ke tempat tidur untuk melanjutkan tidurnya. Namun lagi-lagi bunyi metal itu berbunyi terus menerus. Maka bangunlah wanita itu dan mencoba menerka apakah itu suatu tanda yang ingin ditunjukkan Tuhan.
Maka bergegaslah wanita itu memeriksa segala yang di rumahnya dan memang benar ia lupa mengunci pintu akses ke dalam rumahnya. Bersyukurlah ia kepada Allah yang masih menjaga jiwanya dengan mengingatkan untuk mengunci pintu rumahnya.
Setelah semua pintu terkunci, masuklah ia ke dalam kamar dan bunyi metal itu sudah tiada dan pikirannya pun tenang dan suasana kamar menjadi sejuk dan mendukungnya untuk tidur dan istirahat.

Melalui sharing nyata itu, dapat kita petik bahwa dalam hal sepele saja Tuhan selalu senantiasa menjaga keselamatan jiwa kita manusia ciptaan-Nya.
Marilah kita belajar untuk lebih bersyukur atas penjagaan Tuhan.
Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.

Jumat, 08 Agustus 2014

Diingat oleh Tuhan

Lukas 12:6  Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah,

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Selalu diperhatikan dan diingat oleh orang lain merupakan keinginan kita semua. Hati ini sangat bahagia jika diperhatikan, dijaga, dan diingat oleh orang lain, apalagi jika diperhatikan, dijaga, dan diingat oleh Tuhan kita!

Kita sering lupa dan merasa bahwa tidak ada satupun yang memperhatikan kita. Namun kita seharusnya yakin bahwa Allah Bapa kita di surga selalu mengingat kita dan tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan Yesus pun berkata bahwa Ia akan senantiasa menyertai kita hingga akhir zaman. Bodohlah kita yang berani menganggap bahwa Tuhan ingkar janji!

Sebagai penguat rohani, ada sharing yang menunjukkan bahwa Tuhan tidak melupakan umat ciptaan-Nya:
Ada remaja kelas 1 SMA, namun sifatnya masih seperti anak kecil. Meskipun demikian, ia rajin ke gereja dan tidak pernah melewatkan seluruh ibadah kecuali ada hal yang tidak dapat dihindari. Suatu ketika di sekolahnya mewajibkan seluruh murid untuk membawa Alkitab. Guru kelasnya tidak mengingatkan ke dalam buku tugas.
Hari pun berlarut hingga malam dan remaja ini pun telah bersiap tidur. Ia lupa menaruh Alkitab ke dalam tasnya karena di dalam buku tugas siswa tidak tercatat bahwa harus membawa Alkitab.
Lewat tengah malam, remaja itu terbangun secara tiba-tiba. Lalu ia ke toilet karena mungkin ia terbangun karena kebelet. Di tengah kondisinya yang masih setengah sadar, ia berjalan ke arah meja dan mengambil Alkitab dan memasukkannya ke dalam tas. Dan hari esoknya ia terhindar dari hukuman tidak membawa Alkitab.
Sepulang sekolah, remaja itu menceritakan kepada ibunya dengan berkata: "ma, aku hari ini diselamatkan oleh Tuhan Yesus.". Si ibu pun ingin tahu bagaimana bisa. Remaja itu menceritakan bahwa semalam ia lupa memasukkan Alkitab ke dalam tasnya dan untung Tuhan menggerakkannya menuju meja dan memasukkan Alkitab ke dalam tas sehingga ia terhindar dari hukuman. Dengan lembut, sang ibu berkata:" kalau hal menyelamatkan, Tuhan sudah sejak lama menyelamatkan kita dari dosa. Peristiwa yang kamu alami ini merupakan bukti bahwa Tuhan mengingat kamu meskipun kamu sering lupa kepada Tuhan.".
Remaja itupun gembira karena menyadari hal tersebut.

Tuhan tidak pernah melupakan ciptaan-Nya. Berbahagialah kita yang indah dan menarik di mata Tuhan sehingga kita tidak akan terlupakan. Bagaimana menjadi indah dan menarik di mata Tuhan?
Tuhan tidak melihat rupa dan penampilan, melainkan hati. Bentuklah hati kita seindah mungkin dengan melakukan tindakan yang berkenan di hati Tuhan. Tindakan yang berkenan di hati Tuhan adalah yang seturut firman-Nya, yaitu ajaran kasih.

Marilah kita berlomba-lomba untuk tampil cantik, indah, dan menarik di mata Tuhan.
BErkat Tuhan selalu beserta kita. Halleluya!

Kamis, 07 Agustus 2014

Serahkanlah bebanmu pada Yesus dan percayalah

Matius 11:28  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Shalom saudara-saudari dalam Kristus.
Petikan ayat di atas tidaklah asing bagi kita. Ayat tersebut merupakan penghiburan dari Allah bagi kita semua.
Tuhan paling mengerti beban berat yang kita alami dalam kehidupan ini karena Yesus sendiri telah menjadi manusia dan mengalami sendiri apa yang dirasakan manusia. Jika kita memiliki iman dan kepercayaan sebesar biji sesawi saja maka segala perkara akan diselesaikan dengan baik oleh Tuhan. Serahkan semua perkaramu dan berdoalah kepada Tuhan dan dengan penuh iman menjalani apa yang baik di mata Tuhan.

Sharing kisah nyata berikut ini dapat menjadi penguat iman:
Ada seorang pegawai wanita bekerja sebagai penanggung jawab sebagai bagian stock gudang. Seperti kebiasaan tiap akhir bulan dilakukan penghitungan fisik barang dan dilakukan pencatatan. Kebetulan hari esoknya ada libur hari besar bersama selama seminggu sehingga para personel gudang tidak masuk namun alur barang masih tetap jalan. Setelah masuk, pegawai wanita tersebut tidak melakukan penghitungan fisik seperti yang telah diinstruksikan oleh atasannya. Ia telah lalai dalam kepatuhan. Suatu ketika dilakukan pengecekan acak atas catatan barang dengan stok fisik barang dan hasilnya barang tersebut menghilang. Maka takutlah ia dan dengan mengajak seluruh tim gudang untuk melakukan pemeriksaan ulang hingga seharian namun masih belum menemukan jawabannya.
Selama semalaman staff tersebut kebingungan dan tidak tenang hatinya. Lalu ingatlah ia akan renungan malam yang ia baca agar menyerahkan sepenuhnya masalah kita kepada Tuhan dan tetap dengan iman mempercayai bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan anak-Nya. Maka berdoa dan berserahlah staff itu kepada Tuhan dan mempercayai rancangan Tuhan.
Keesokan harinya pencarian barang tersebut pun dilakukan dan Puji Tuhan, barang tersebut pun diketahui telah salah dikirimkan.

Tuhan menggunakan cara yang unik dalam meringankan beban kita sekaligus mengajarkan kita agar berserah dan bersandar pada-Nya. Kita boleh memohon namun kita harus tetap menyerahkan wewenang tersebut ke dalam rencana-Nya karena hal pengabulan doa merupakan hak Tuhan.

Semoga dengan ini, kita semakin percaya dan beriman kepada Tuhan.
Berkat Tuhan selalu beserta kita semua. Amin.

Rabu, 06 Agustus 2014

Kesabaran dalam membimbing

2 Timotius 2:24-25  sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kesabaran adalah hal yang susah untuk selalu dimiliki oleh manusia. Bahkan ada kalimat tenar yang mengatakan bahwa kesabaran manusia ada batasnya.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesabaran sangat dibutuhkan dalam hal mengajar dan belajar, terutama pada orang yang bebal dan suka melawan jika diajarkan sesuatu yang benar.

Berikut adalah sharing nyata mengenai kesabaran dalam mengajar dan kasih:
Ada seorang gadis yang sudah menginjak masa dewasa namun memiliki sifat seperti anak kecil yang bandel dan susah dinasihati. Ia cenderung melawan jika kelakuan dan pendapatnya disalahkan (padahal memang salah). Ia cenderung ingin menang sendiri dan tidak mau mengakui kesalahannya. Egonya sangat tinggi dan selalu berpikir bahwa itu hal yang pantas sebagai konsultan profesional agar kemampuannya tidak diragukan klien.
Suatu hari ia melakukan kesalahan dan dinasihati oleh pacarnya, namun ego dan keprofesionalisme yang berlebihan membuatnya melawan dan balik mempersalahkan orang lain. Bertengkar hebatlah dia dan pacarnya. Hal itu berulang terus hingga bekerja serasa tidak nyaman dan menjemukan.
Mengetahui bahwa wanita ini suka melawan dan bebal, sang kekasih mengambil pendekatan lain sesuai dengan ajaran kitab suci, yaitu sabar dan penuh kasih. Dengan sabar dan penuh kasih, sang kekasih mengajarkan dan menanamkan ajaran Tuhan Yesus. Ia tidak memarahi si wanita ketika melakukan kesalahan dalam bersosialisasi maupun bekerja, namun menasihati dengan penuh kasih dan sabar.
Pertengkaran pun mulai terhindarkan. Tindakan sang kekasih membuka mata si wanita bahwa dalam menanamkan sesuatu pada orang bebal memerlukan kesabaran selalu yang didampingi oleh kasih.
Mulai saat itu, wanita tersebut mulai merubah sikap dan cara bertindak meskipun masih sering lepas kontrol dan memarahi staffnya jika melakukan kesalahan kecil. Meskipun pekerjaan belum terbilang mulus dan lancar, namun wanita tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan kasih dan kesabaran yang selalu ditanamkan oleh sang kekasih yang juga merupakan pimpinan perusahaan.

Dari sharing di atas dapat kita lihat bahwa dalam menghadapi orang bebal dan suka melawan, dibutuhkan pendekatan yang penuh kesabaran dan kasih. Karena jika tidak sabar dan dilakukan dengan sindiran, teguran, dan amarah, maka akan berujung pada sakit hati dan ketidak harmonisan hubungan, baik bermasyarakat maupun lingkungan kerja.
Sama halnya dengan mendidik anak. Anak kecil identik dengan sifat bandel dan suka melawan. Sebagai orang tua yang baik harus membimbing, mendampingi, dan mengajarkan hal yang benar dan baik dengan sabar dan penuh kasih.
Doakanlah sesama kita yang masih keras hatinya dan bebal agar Tuhan membantunya dan janganlah patah semangat dalam mengajarkan kebenaran dengan penuh kesabaran dan kasih.

Tuhan Yesus pun dengan sabar dan penuh kasih mengajar murid-murid. Dapat dilihat dalam kisah dimana para murid mempertanyakan siapa yang terbesar di antara mereka. Banyak murid yang mudah emosi dan merasa paling benar, namun Yesus tidak menegur dengan keras. Justru Yesus menjawabnya dengan sabar dan menggunakan jawaban lembut dan terkadang kembali melontarkan pertanyaan kepada murid-murid guna membantu para murid mendapatkan jawaban kebenaran yang dibutuhkan.

Mari kita sama-sama menanamkan benih baik dan kasih yang penuh kesabaran dalam mengajar orang yang bebal. Jangan patah semangat jika orang yang kita kasihi tersebut belum mau mendengarkan nasihat yang benar.
Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.

Senin, 04 Agustus 2014

Putih bersih dan polos

Matius 18:3-4  lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Menjadi putih bersih dan polos layaknya lembaran yang baru memang terdengar mustahil. Kita sering berpikir bahwa ketika manusia sudah terjun dalam masyarakat maka lembaran kita tidak lagi putih bersih dan polos layaknya anak kecil.

Tuhan Yesus memberi contoh bahwa kita hendaknya seperti anak kecil untuk mendapatkan kebahagiaan kekal, bukan berarti kita harus meniru gaya anak kecil yang tidak memikirkan apa-apa. Yang dikehendaki-Nya adalah kita merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil yang tidak memiliki prasangka buruk, pikiran kotor, dan niat jahat. Anak kecil sangatlah polos. Mereka tidak tahu tindakan jahat, mereka tidak rasis, mereka tidak memfitnah, mereka tidak berbohong, mereka tidak egois. Mereka penuh keingin tahuan, mereka penuh belas kasih, solidaritas ke sesama, mereka penuh ketulusan, dan mereka sangat polos. Lingkungan masyarakatlah yang membuat anak kecil berubah.

Sama halnya dengan manusia. Tuhan tidak pernah menciptakan manusia yang jahat, berpikiran negatif, egois, sombong, dan rasis. Jatuhnya manusia ke dalam dosa merupakan suatu event dimana manusia mulai timbul pikiran jahat, prasangka buruk, pikiran negatif, iri hati, sombong, dengki, dan egois.
Namun, bukan berarti kita tidak dapat memutihkan kembali lembaran hidup kita. Dengan percaya kepada Yesus dan memberikan diri kita untuk dibabtis, lembaran hidup kita telah diputihkan kembali dengan darah Kristus, hanya kita saja yang tidak terpikirkan hingga ke sana.

Setiap kali berbuat dosa, segeralah memohon ampun. Allah Bapa tidak hitungan dalam membuka pintu ampun. Akan tetapi kita juga jangan terlalu memanfaatkan kebaikan dan ketulusan Allah. Janganlah mencobai Tuhan Allah kita.
Jika kita memohon petunjuk dan peringatan keras dari Tuhan ketika kita jatuh ke dalam dosa, maka Tuhan akan memberikannya kepada kita sehingga setiap kali kita akan jatuh ke dalam dosa yang serupa, kita akan ingat bahwa hal tersebut dibenci Allah dan mendatangkan petaka.

Mari kita bersama-sama saling mendoakan sesama agar kita selalu diteguhkan dalam hidup di dunia ini.
Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.

Minggu, 03 Agustus 2014

Berdoa, Bersyukur, dan Berbagi

Matius 14:19  Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Yesus.
Kali ini saya ingin mensharingkan hal yang saya dapat dari homili pastur di paroki saya.
Jika di adat jawa, ada 3B yang sangat ditekankan kepentingannya yaitu bibit, bobot, bebet, maka dalam ajaran Kristiani pun ada 3B yang wajib dilakukan oleh kita sebagai murid Tuhan, yaitu: berdoa, bersyukur, dan berbagi.
Berdoa pasti kita lakukan sebagai pengakuan atas iman kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdoa juga berarti berkomunikasi dengan Tuhan, entah itu untuk meminta sesuatu atau sekedar curhat.
Bersyukur adalah tahap berikutnya dari berdoa. Kita patut mensyukuri apa yang ada pada kita yang telah diberikan oleh Tuhan. Bersyukur juga atas apa yang tidak kita punya karena mungkin jika Tuhan memberikannya kepada kita maka kita tidak menjadi seperti kita sekarang.
Langkah berikutnya yang susah untuk dilakukan adalah berbagi. Manusia cenderung menutup diri dari tindakan berbagi terutama jika harus berbagi dengan orang lain yang tidak dikenal. Manusia cenderung berbagi hanya kepada yang mereka kenal dan mereka cintai.

Tuhan Yesus mengajarkan para murid untuk hidup saling berbagi di tengah ketidak-punyaan mereka. Tuhan bahkan melakukan 3B tadi ketika akan memberi makan kepada 5000 orang. Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa untuk makanan yang boleh ada dan mengucap syukur kepada Allah Bapa atas ketersediaan makanan tersebut. Dan yang paling mengagumkan adalah B yang terakhir, yaitu berbagi. Di dalam serba keterbatasan makanan itu, Tuhan Yesus memilih untuk berbagi kepada banyak orang yang mungkin baru pertama kali dijumpai.
Dengan penuh kasih, Tuhan Yesus berbagi apa yang Ia miliki meskipun terbatas. Dan atas hal tersebut, Allah Bapa berkenan dan mencukupkan mereka semua.

Kita sepatutnya mencontoh Tuhan Yesus dalam hal berbagi. Justru di dalam keterbatasan itulah makna berbagi kepada sesama lebih berharga dan mengena daripada berbagi di dalam kelimpahan.
Jangan takut menjadi semakin kekurangan dengan berbagi kepada sesama karena apa yang kita punya adalah milik Tuhan sendiri yang dititipkan kepada kita untuk diolah.

Mari kita sama-sama bertekun diri dalam melaksanakan 3B tadi, yaitu berdoa, bersyukur, dan berbagi.
Kiranya berkat Tuhan kita Yesus Kristus selalu beserta kita. Amin.

Sabtu, 02 Agustus 2014

Menjadikan yang baik dari yang buruk

Roma 7:19-20  Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.
Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kali ini saya ingin mengajak kita sama-sama menghayati perbuatan dan kejadian yang kita alami selama ini. Sudah bukan rahasia lagi jika di dalam hidup ini, manusia akan mengalami hal yang baik dan yang buruk, melakukan hal yang baik dan hal yang buruk. Maksud hati ingin berbuat balik, tubuh malah melakukan sebaliknya yaitu berbuat jahat.
Namun, bukan Tuhan namanya jika tidak dapat melakukan sesuatu.

Tuhan dapat menciptakan kejadian yang indah dari hal yang buruk. Mampukah kita membuat sesuatu dari makanan yang gosong? Dapatkah kita menciptakan sesuatu dari barang yang sudah hancur?
Tidak demikian dalam Tuhan. Allah yang Maha Kuasa mampu menciptakan hal yang indah dari kejadian buruk yang menimpa manusia.

Saya ingin sharing kejadian simple yang mencerminkan hal itu:
Hari ini saya sekeluarga berencana merayakan hari ulang tahun adik saya. Kebetulan jatuh pada hari Sabtu, hari dimana selalu ada acara keluarga. Rencana sudah matang dan sudah direncanakan waktu, tempat, dan peserta pesta ulang tahun tersebut. Namun rencana tinggal rencana, hingga 2 jam sebelum acara, mama saya masih belum melakukan reservasi di tempat tersebut. Saya mengusulkan untuk melakukan reservasi melalui telepon, namun mama saya menolak ide tersebut dan memutuskan untuk datang langsung ke lokasi 1 jam sebelum acara dimulai. Saya sempat dongkol dan memutuskan untuk tidak ikut campur dalam hal ini. Saya sempat berpikir: kok aneh sih mama ini. Ada cara mudah reservasi lewat telepon kok malah ingin cara repot?
Tibalah sejam sebelum acara dimulai, waktu yang sangat mendebarkan jika kita tidak dapat tempat untuk merayakan. Saya sudah takut sendiri, saya lupa menyerahkan hal ini kepada Tuhan. Saya lupa bahwa Tuhan dapat membuat rancangan indah dari kesalahan manusia.
Dan memang Tuhan berencana lain. Teman-teman adik saya tiba-tiba datang dan memberikan kejutan kepadanya tepat 30menit sebelum acara dimulai sehingga otomatis acara kami pun batal karena adik saya merayakannya dengan kejutan dari teman-temannya itu. Andaikata tadi saya memaksakan kehendak dengan cara reservasi melalui telepon, mungkin saya akan mendapat cacian dari pihak restoran karena membatalkannya.

Dalam sharing tersebut, kita dapat melihat bahwa manusia sering berpikir baik namun melakukan hal yang buruk. Manusia sering melupakan Tuhan dalam segala rencananya. Kita sering lupa bahwa Tuhanlah yang merencanakan segala hal dan dapat menimbulkan sesuatu yang indah dari kesalahan langkah yang diambil oleh manusia. Tuhan dapat melakukan hal yang indah dari kejadian yang kurang baik.

Marilah kita selalu berpikiran positif dalan menghadapi segala situasi yang tidak mengenakkan dan selalu berserah penuh serta percaya kepada rancangan-Nya yang selalu indah dan tak terpikirkan oleh manusia manapun.

Berkat Tuhan beserta kita selalu. Amin.

Jumat, 01 Agustus 2014

Pengabulan doa

Matius 7:7  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."

Shalom saudara terkasih dalam Kristus.
Allah Bapa adalah Bapa kita di Surga yang maha pengasih dan paling mengerti kebutuhan kita di dunia, amin?

Jika masih belum yakin, ada sharing yang pantas untuk disimak.
Pada hari ini kejadian menarik sekaligus mengkhawatirkan terjadi pada saya. Hari ini teman baik saya bersama pacar saya janjian berenang. Saya sempat khawatir karena pacar saya sehari sebelumnya telah bermain badminton dan kondisi tubuh agak pegal sedikit. Setelah hampir 4 jam berenang, mereka memutuskan mencari makan bersama saya juga. Kondisi saat itu sudah letih semua dan setelah makan, kami pun pulang ke tempat kami masing-masing.
Kondisi pacar saya itu sangat capai dan ngantuk sehingga dalam hati saya memohon kepada Tuhan agar melindungi perjalanannya.
Selang waktu 2 jam, dia belum tiba di rumah dan tidak dapat dihubungi hingga malam. Saya mulai khawatir. Namun saya ingat pesan darinya agar tidak berpikiran negatif. Saya pun membawa dalam doa kepada Tuhan agar menjauhkan dari hal yang buruk.
Tuhan sempat seolah memberi tahu bahwa pacar saya sedang dalam keadaan urgent dengan family sehingga tidak sempat memeriksa ke handphone nya. Namun saya masih belum cukup percaya. Akhirnya ketika saya meyakinkan diri untuk menyerahkan sepenuhnya kekhawatiran saya kepada Tuhan, akhirnya Tuhan menjawab permohonan doa saya dengan cara yang ajaib. Pacar saya menghubungi saya dan menceritakan semuanya. Saya pun lega.

Melalui sharing pengalaman hari ini di atas, dapat diketahui bahwa Tuhan mengerti apa yang kita butuhkan. Jika kita meminta dengan sangat, Tuhan akan memberikannya kepada kita. Kita hanya perlu memiliki hati yang taat dan percaya. Dalam sharing di atas, satu hal yang tidak patut diteladani yaitu rasa kurang percaya dan kurang berserah. Semakin kita kurang percaya maka semakin tinggi pula kecemasan kita. Tuhan pernah mengatakan bahwa dengan cemas tidak akan menambah sehasta saja usia kita. Oleh karena itu, kita harus dapat selalu menyerahkan segalanya sesuai dengan waktu Tuhan.

Kita boleh meminta, mencari, dan mengetuk, namun kita juga harus memberi hak kepada Tuhan untuk memberi apa yang kita panjatkan sesuai dengan waktu Tuhan.
Seluruh hal yang terjadi pada kita adalah merupakan  cara Tuhan mengajari kita demi menunjukkan betapa besar kuasa Allah dan betapa Tuhan mencintai kita dan mengerti apa yang kita butuhkan.

Marilah kita bersama-sama tumbuh dalam rohani kita. Tumbuh menjadi lebih perxaya dan berserah penuh kepada Tuhan. Biar Tuhan yang menjawab segala permohonan dan doa kita sesuai dengan waktu-Nya.

Berkat Tuhan beserta kita semua.

Minggu, 06 Juli 2014

Warisan paling berharga

Lukas 12:13 ~ "Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."

Salam damai saudara terkasih dalam Kristus.
Warisan, hati siapa yang dapat menolak, mata siapa yang dapat berpaling, telinga siapa yang ditutup, dan tangan siapa yang diangkat jika berhubungan dengan warisan.
Satu kata sederhana namun dapat membuat anak membunuh ibunya, seorang adik membunuh kakaknya, seorang bawahan membunuh ahli waris majikannya.

Jika manusia begitu sensitif dengan warisan yang notabene hanyalah uang dan kesenangan dan jaminan semu yang sementara di dunia, akankah seharusnya manusia lebih lagi mengingini warisan yang dari Allah?
Tuhan Yesus telah mati demi menebus segala hutang kita. Tidak hanya hutang, bahkan kita diberikan warisan yang tak ternilai harganya, yaitu jaminan keselamatan abadi.
Namun sayangnya watak manusia adalah tidak mempercayai hal yang tidak dilihat langsung dengan mata kepala sendiri. Kita lebih tertarik dengan warisan dan harta duniawi daripada warisan dari Allah.

Yesus telah naik ke Surga untuk menyediakan dan menyiapkan tempat bagi setiap kita kelak yang bersedia menerima warisan dari-Nya. Warisan yang tidak dapat diberikan oleh pribadi manapun juga. Namun satu hal yang Ia minta, agar kita percaya dan mengikuti teladannya sebab kita telah diangkat menjadi anak-anak kesayangan-Nya. Dengan mengikuti teladan Yesus dan melaksanakannya, barulah kita dapat disebut Anak Allah. Dan jika kita sudah layak menyandang sebutan Anak Allah, maka kita sudah layak mendapatkan warisan dari Allah yang telah dipersiapkan oleh Tuhan Yesus di surga.

Marilah kita berlomba~lomba untuk mendapatkan warisan tersebut yang sangat berlimpah namun terbatas waktu. Jangan sampai terlambat dalam berjuang memperoleh hak warisan tersebut.
Berkat Tuhan selalu bersama kita. Amin.

Kamis, 19 Juni 2014

Rendahkanlah dirimu di hadapan-Nya!

" Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu." Yakobus 4:10

Shalom teman-teman terkasih dalam Kristus.

Congkak adalah kata yang sering ditemukan dalam setiap perkataan, perbuatan, pikiran, dan sifat manusia. Manusia cenderung memiliki ego yang tinggi sehingga tanpa disadari akan berbuat congkak.

Satu hal yang perlu kita waspadai, yaitu Tuhan sangat membenci kecongkakan. Dosa terbesar adalah congkak karena ia merendahkan segalanya yang adalah ciptaan Tuhan. Hati yang congkak tidak akan bisa menerima ajaran kasih setia Bapa.
Orang yang congkak akan direndahkan dan dijatuhkan oleh Allah.

Contohnya adalah Saul dan Daud. Kedua raja ini sama-sama memiliki masa hidup yang salah di mata Allah. Namun yang membedakan akhir kisah hidup mereka adalah hati mereka.
Saul sangat congkak hatinya sehingga ia menolak ajakan keselamatan yang datang dari Allah sehingga ia pun binasa. Lain halnya dengan Daud. Daud dengan mau merendahkan diri untuk diselamatkan. Daud dengan rendah diri mengakui segala kesalahannya di hadapan Allah sehingga Allah memberikannya keselamatan.

Kita sering merasa congkak, merasa hebat, merasa tidak butuh untuk bersyukur kepada Tuhan atas segala pencapaian kita. Namun ingat! Tuhan membenci hati yang congkak.
Hendaknya kita selalu merendahkan diri kita di hadapan Tuhan dan mengakui kesalahan kita serta selalu memohon ampun di hadapan Tuhan agar kita diselamatkan.
Sanggupkah kita melakukannya?

Berkat Tuhan selalu menyertai kita semua. Amin.

Penyakit yg tak dapat disembuhkan

"Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan." ~ Yohanes 5:5-9

Shalom saudara terkasih dalam Kristus.
Penggalan ayat kali ini sangat panjang. Ayat kali ini ingin menceritakan tentang kesembulah Illahi. Dalam cerita di atas, terdapat orang yang sakit selama puluhan tahun. Orang itu sendiri sudah mulai putus asa karena tidak ada orang yang mau membantu kesembuhannya. Namun Yesus datang dan menawarkan kesembuhan itu dengan cara yang ajaib!

Di zaman yg serba maju teknologinya mungkin bukan hal yg mustahil bagi manusia untuk menemukan obat penyembuh untuk segala penyakit. Penanganan dan antisipasi yang dilakukan pun sudah cukup maju pesat sehingga tak jarang semua penyakit dapat disembuhkan. Namun yang perlu kita tekankan kali ini adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan siapapun meskipun telah terdeteksi sejak dini, yaitu watak!

Watak jelek manusia sangat sulit disembuhkan. Dokter psikiater pun sering menyerah jika diminta menyembuhkan watak manusia. Bahkan orang yang kita cintai saja menyerah dalam menyembuhkan watak jelek kita. Hanya satu yang dapat menyembuhkannya, yaitu Tuhan Yesus.
Mintalah dan carilah Tuhan sebab Tuhan adalah maha Kasih dan tabib yang Agung. Tuhan Yesus tidak akan memilih-milih pasien yang akan disembuhkan. Namun satu syarat yang diberikan Tuhan, yaitu jawaban kita atas tawaran "Maukah kamu sembuh?" yang datang daripada-Nya.

Tuhan menghendaki kita untuk menjawab tawaran kesembuhan tersebut dengan iman penuh kepercayaan. Seperti layaknya dokter manusia yang membutuhkan kepercayaan pasiennya dalam menyembuhkan, begitu pula Tuhan Yesus. Tuhan mengharapkan jawaban "Ya, Tuhan, saya ingin sembuh. Tahirkan aku" keluar dari mulut kita yang penuh iman. Jika kita mampu menjawab tawaran kesembuhan dari Tuhan dengan penuh iman, niscaya kita pasti akan sembuh dari sakit penyakit watak kita.

Bagi kita yang merasa belum sembuh dari penyakit kejelekan watak, marilah bersama-sama mencari tabib agung dan menerima tawaran-Nya. Niscaya kita akan sembuh bersama-sama.

Berkat Tuhan menyertai kita semuanya. Amin.

Selasa, 10 Juni 2014

Domba siapakah kita ini?

"Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku" (Yohanes 10:14)

Shalom teman-teman terkasih dalam Kristus.

Kali ini kita akan membicarakan mengenai domba. Siapa sih yang tidak mengerti domba? Hewan berbulu putih yang selalu dilindungi dan dibimbing gembalanya. Bagi sang gembala, dombanya adalah hartanya yang paling berharga. Begitu pula sebaliknya bagi si domba, gembalanya adalah sosok penuntun yang akan selalu menjaga, memberi makan, memandikan, dan menyayangi dirinya. Itulah sebabnya si domba akan selalu mengikuti gembalanya. Karena ketekunan sang gembala dalam merawat si domba, maka si domba mengenal suara sang gembala. Si domba akan pergi ke arah dimana sang gembala memanggilnya.
Begitu pula dengan sang gembala. Gembala yang baik sangat mengenal domba-dombanya dan akan menjaga mereka dengan sepenuh hati karena mereka berharga baginya.

Fakta tersebut juga terlihat dalam diri kita masing-masing. Tuhanlah gembala kita. Bagi Tuhan, kita manusia adalah sangat berharga. Ia akan senantiasa menuntun kita kepada padang yang hijau dan selalu memberi apa yang kita butuhkan. Meskipun kita manusia tidak dapat memahami perkataan Tuhan kita, Tuhan sebagai gembala selalu paham apa yang kita manusia butuhkan.

Sama halnya dengan Tuhan Yesus. Ia adalah anak domba Allah. Sebagai domba, Yesus mengenal dan mengikuti suara gembala-Nya, yaitu Allah Bapa. Begitu murni dan tak bernodanya anak domba Allah sehingga dapat mengikuti segala suara Allah tanpa tersesat.
Kita pun sudah layak dan sepantasnya seperti Tuhan kita Yesus Kristus. 
Kita adalah domba Yesus, dan Yesus adalah gembala kita. Kita seharusnya mampu mengenali suara panggilan gembala kita dan berjalan kepada gembala kita. Namun kita sering tidak mampu mengenal dan mendengarkan suara gembala kita karena tertarik dengan suara rincingan ekor ular rincing yang terdengar indah namun berakhir pada kematian.

Setiap manusia yang diselamatkan dapat mengenal suara Tuhan Allah dan mengikuti-Nya. Contohnya adalah Samuel. Ia mampu mendengar panggilan Tuhan sebelum mengerti-Nya. Namun Samuel bersedia untuk menjawab dan mengikuti suara gembalanya.

Setiap manusia selalu dipimpin oleh Tuhan. Ia tidak akan melupakan satupun domba-domba-Nya sebab Ia adalah gembala yang baik. Gembala yang baik selalu mengenal dan memahami kebutuhan domba-dombanya.
Kini tergantung manusia, apakah mau dan bertekad untuk menyahuti panggilan dari Sang Gembala Agung ataukah tidak menghiraukannya.

Cara manusia menerima dan mendengar serta merespon panggilan dari Tuhan sang gembala agung pun berbeda-beda sehingga tidak ada panduan baku mengenai hal itu. Tiap manusia harus berusaha mengenal dan merespon panggilan gembalanya.
Contohnya adalah Ibu Teresa dari Calcuta. Ibu Teresa pertama kali mendengar panggilan Tuhan saat memdengar seorang kaum papa di India yang berkata "aku haus", mirip seperti saat Yesus tergantung di kayu salib. Itu merupakan cara Tuhan Yesus memanggil dan mengarahkan Ibu Teresa untuk melayani dan menghibur kaum papa di India. Ibu Teresa pun meresponnya dengan cara keluar dari biara yang nyaman dan megah guna melayani dan merawat kaum papa yang terpinggirkan.

Bagaimana dengan kita?
Dapatkah kita mendengar panggilan Tuhan Yesus, Gembala kita yang Agung?
Bagaimana kita merespon panggilan tersebut?

Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Minggu, 08 Juni 2014

Pendalaman Alkitab merupakan pedang bermata dua.

Matius 7:22-23  Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Shalom saudara~saudari terkasih dalam Kristus.

Di zaman ini banyak orang mencoba untuk mendalami dan menyelami kehendak Tuhan. Banyak pendekatan yang dilakukan guna mendekatkan diri kepada Allah pencipta kita, salah satunya adalah pendalaman Alkitab.

Sadar atau tidak, Alkitab merupakan kitab suci yang berisi ajaran, anjuran, sejarah, dan bukti kepercayaan umat Kristiani. Alkitab adalah kebenaran absolut, tidak ada kebohongan di dalamnya. Namun, banyak pihak yang membuat Alkitab versinya sendiri guna mengelabuhi kaum awam. Banyak sekte sesat bermunculan guna menyelimurkan fakta asli dalam Alkitab.

Oleh karena itu, pendalaman Alkitab wajib dilakukan di bawah bimbingan pihak yang benar-benar menguasai dan memahami Alkitab dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan yang dilakukan terkadang memiliki makna berbeda dengan aslinya.
Pendalaman Alkitab perlu dilakukan di bawah bimbingan sang ahli juga berguna untuk menghindari munculnya aliran dan paham baru mengenai ajaran Kristus yang akhir-akhir ini marak menyebar. Paham baru tersebut bertentangan dengan ajaran Kristiani yang selama ini kita terima di pendidikan.

Untuk menanggulangi hal itu, kita wajib memiliki Alkitab terbitan lembaga alkitab Indonesia dan mulai membacanya untuk memperoleh gambaran singkat mengenai ajaran dan kehendak Tuhan.
Alkitab adalah kebenaran absolut dimana di dalamnya terdapat banyak jawaban atas keraguan dan kebimbangan hidup.
Bagaimana kita mampu menangkis adanya paham baru yang menyesatkan jika Alkitab aja belum pernah kita buka dan renungkan?

Pendalaman Alkitab jika salah dalam prosesnya dapat menjadi boomerang bagi umat Kristiani sendiri. Dapat memecah belah menjadi kepercayaan kecil yang sepaham sehingga agama Kristiani yang seharusnya mengajarkan bahasa international, yaitu kasih, akan terbagi-bagi antar satu dengan yang lainnya.
Hal tersebut sangat disayangkan mengingat sifat dari gereja Katolik adalah: satu, kudus, umum, dan apostolik.

Untungnya kita memiliki satu pimpinan yang dapat memberi kita teladan, menyeragamkan ajaran dan pandangan yaitu kepada Vatikan guna membantu mengidentifikasi ajaran dan gereja yang sesat.
So, bagi sahabat yang ingin melanjutkan ke sekolah teologia, berdoalah dengan baik agar Tuhan menunjukkan jalan terbaik untuk kita dalan pelayanan hidup kita.

Berkat Tuhan beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.

Minggu, 01 Juni 2014

Jangan malu untuk mengaku dosa

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" ~ 1 Yohanes 1:9

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Tidak ada gading yang tak retak, itulah peribahasa yang cocok untuk setiap manusia. Tidak ada manusia yang luput dari dosa kecuali Tuhan Yesus sendiri ketika terlahir sebagai manusia.
Sudah menjadi watak dan tabiat manusia jika bersalah dengan pihak lain, maka manusia akan cenderung malu dan menghindari pihak tersebut selama beberapa waktu hingga peristiwa tersebut kadaluarsa.

Begitu pula hubungan manusia dengan Allah. Ketika kita jatuh ke dalam dosa, kita akan merasa malu untuk bertemu dan berkomunikasi dengan Tuhan. Kita akan menghindar dari Tuhan selama beberapa waktu. Kita akan berhenti berdoa karena malu, berhenti ke gereja karena malu.
Kita sering lupa bahwa Allah itu Maha Kasih dan Pengampun. Allah akan selalu membuka pintu maaf lebar-lebar kepada seluruh umat-Nya yang berani mengakui dosanya dan memperbaiki hubungan dengan-Nya. Allah tidak sama seperti manusia yang menyimpan dendam.

Seperti dalam kisah anak yang hilang dari kitab Lukas. Dalam cerita itu, sang ayah (lambang dari Tuhan) selalu menunggu anaknya (lambang dari manusia) pulang kembali kepadanya. Ketika anaknya kembali dan memohon ampun setelah menghamburkan harta ayahnya, sang ayah malah riang gembira dan mengadakan pesta penyambutan.
Begitu pula dengan Tuhan kita. Ketika ada satu orang berdosa yang bertobat dan kembali kepada Tuhan, seluruh isi Sorga bergembira menyambutnya.

Dari kisah tersebut dapatlah kita yakini bahwa betapa berharganya manusia di hadapan Tuhan sampai-sampai seisi kerajaan Allah bersorak-sorai ketika ada manusia berdosa yang bertobat.
Berani mengakui dosa merupakan cara untuk bertobat dan memperbaiki hubungan dengan Tuhan.

Beranikah kita mengakui segala dosa kita kepada Tuhan dan memohon ampun serta bimbingan dan kekuatan untuk melawan dosa tersebut?
Marilah kita selalu berdoa demi kekuatan dalam menangkal dosa dan jangan takut untuk mengakui dosa kita kepada Tuhan sebab Tuhan adalah setia, setia menunggu kita hingga akhir zaman.

Berkat Kristus selalu beserta kita. Amin.

Senin, 19 Mei 2014

Lupa dengan kuasa Tuhan

"Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni Tuhan?" (Keluaran 4:11)

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Dari penggalan ayat di atas tentulah kita dapat mengetahui bahwa Tuhan Allah ingin menekankan betapa besar dan dahsyat kuasa-Nya. Namun ironisnya kita sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari sering lupa akan adanya Allah Tuhan kita yang maha Dahsyat tersebut.
Kita sering mengandalkan kekuatan diri sendiri sehingga kita sering dilanda kekuatiran dan ketakutan berlebih untuk melakukan apa yang dikehendaki-Nya.

Kita sering takut dan minder untuk melakukan sesuatu yang baik, takut gagal, dan sebagainya karena kita terlalu bergantung pada kekuatan kita sendiri dan lupa bahwa kita memiliki Tuhan yang Maha Kuasa. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita domba-domba kesayangan-Nya. Justru kitalah yang sering meninggalkan Gembala kita dan lari ke rumput lain yang kelihatannya hijau namun mematikan.

Manusia takut miskin dan menderita sehingga akan melakukan segala cara agar dapat memperoleh harta dengan cara yang salah. Manusia takut tersaingi sehingga dengan cara apapun berusaha menyingkirkan saingan dengan cara salah. Manusia takut malu sehingga selalu berusaa menutupi kesalahannya dengan berbagai kebohongan. Mengapa demikian?
Karena manusia lupa akan adanya Allah Bapa yang Maha Kuasa. Manusia tidak mengenal Allah seutuhnya sehingga masih belum mempercayai akan Kuasa Allah.
Jika manusia percaya akan segala Kuasa Allah, maka manusia akan tetap berjalan sesuai dengan arahan dan ajaran Tuhannya.

Akankah kita masih meragukan jalan dan kuasa Tuhan?
Beranikah kita untuk menantang diri kita sendiri agar mampu mengikuti segala ajaran dan petunjuk Tuhan Yesus?
Marilah kita mulai dari yang sederhana yaitu menyikapi diri kita terhadap orang lain dan tantangan dari dalam diri kita dahulu.

Berkat Tuhan selalu beserta kita.

Selasa, 15 April 2014

Rutinitas vs Kebutuhan

Matius 4:4  Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Shalom saudara terkasih di dalam Kristus.
Sebagai manusia yang tak luput dari aktifitas dan kebutuhan hidup, sudah selayaknya dan sewajarnya jika kita mampu membedakan antara rutinitas dengan kebutuhan. Rutinitas merupakan aktifitas rutin yang selalu kita lakukan tiap hari berulang dan monoton sehingga berdampak pada suatu kebiasaan yang tanpa disadari kita lakukan. Rutinitas mewajibkan kita untuk melakukan suatu hal yang sama meskipun pada dasarnya kita tidak membutuhkannya seperti bangun tidur lalu mandi kemudian berangkat beraktivitas.

Lain halnya dengan kebutuhan. Kebutuhan adalah kegiatan yang kita lakukan demi memenuhi hasrat keinginan dan bersifat mendesak untuk segera dipenuhi. Kebutuhan akan memaksa kita secara sadar melakukan sesuatu guna segera terpenuhi karena jika tidak terpenuhi maka akan timbul hal yang tidak diinginkan yang merugikan. Contoh kebutuhan adalah makan, minum, tidur, dll.

Sama halnya dengan bersekutu bersama Allah dalam mezbah dan saat teduh. Jadikan saat teduh dan pendalaman ikatan dengan Tuhan Allah kita sebagai suatu kebutuhan rohani kita, sebagai makanan rohani kita, bukan sebagai rutinitas semata. Jika menganggapnya sebagai rutinitas mungkin dapat berlangsung namun kita tidak akan merasakan suatu hal yang khusus dan spesial karena lama-kelamaan tubuh kita akan secara tak sadar pun dapat melakukannya sehingga hati kita akan tetap hampa meskipun melakukannya.

Jadikanlah saat teduh dan bersekutu dengan Tuhan sebagai suatu kebutuhan yang secara sadar dengan akal budi kita meyakini bahwa kita sangat membutuhkannya untuk segera terpenuhi. Dengan begini maka hati dan pikiran kita akan tetap mampu terfokus pada Tuhan Allah secara sadar sekaligus memberi makan pada rohani kita.

Marilah kita tinggalkan kebiasaan lama yang memperlakukan saat teduh sebagai suatu rutinitas dan memulai menanamkan pemahaman bahwa saat teduh merupakan suatu kebutuhan primer yang tidak dapat ditunda lagi.

Berkat Tuhan selalu beserta kita semua. Amin.

Kamis, 10 April 2014

Ayuk belajar bahasa Kasih, bahasa universal.

"Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap." (1 Korintus 13:8).

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Kali ini ada baiknya kita membicarakan mengenai bahasa. Kita semua tahu bahwa untuk dapat berkomunikasi dengan baik satu terhadap yang lainnya dibutuhkan alat yang bernama bahasa. Namun sayangnya sejak zaman runtuhnya menara Babel, Allah mengacaukan bahasa manusia sehingga manusia tidak lagi dapat mengerti satu sama lainnya kecuali mempelajari bahasa satu sama lainnya.

Dalam kehidupan kita mengenal banyak sekali bahasa, mulai bahasa ibu pertiwi kita hingga bahasa negara lain. Dalam kehidupan pun dikenal bahasa internasional yaitu bahasa Inggris. Namun kita sering melupakan bahasa universal, bahasa yang jauh melebihi bahasa manapun bahkan bahasa internasional sekalipun, yaitu bahasa Kasih. 
Sehebat-hebatnya bahasa internasional, tidak akan mampu menjangkau si tunarungu, tak peduli bagaimana keras kita mengkomunikasikannya. Akan tetapi dengan bahasa Kasih, si buta dapat mengerti, si tuli dapat memahami, si bisu dapat mengatakannya, dan si lumpuh dapat merasakannya. Itulah bahasa tertinggi yang wajib kita pahami, kita kuasai, dan kita praktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tuhan Yesus selama masa hidupnya selalu mengajarkan bahasa Kasih. Inti utama dari ajaran Tuhan Yesus adalah kasih. Hukum cinta kasih yang utama ada 2, yaitu: yang pertama adalah KASIHILAH Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan yang kedua adalah KASIHILAH sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Matius 22:37-39). Adakah Yesus mengajarkan hukum lain selain hukum cinta kasih?

Dan layaknya bahasa pada umumnya, bahasa kasih dapat terlupakan manusia jika manusia tidak sering menggunakannya. Jika manusia tidak membiasakan diri secara rutin menggunakan bahasa kasih, maka kasih Allah Bapa tidak akan ada padanya. Namun syukur Puji Tuhan karena bahasa universal yang satu ini sangatlah mudah untuk dipelajari dan tidak memiliki keahlian khusus. Satu persyaratan yang dibutuhkan dalam menguasai bahasa ini, yaitu HATI yang TULUS dan penuh CINTA.

Marilah kita menguasai dan membiasakan diri kita untuk menggunakan bahasa kasih, bahasa yang dapat diterima, dirasakan, didengar, dikatakan, dan dilihat oleh siapa saja dalam kondisi apa saja. Janganlah melupakan bahasa universal tersebut. Sudahkah kita melakukan kasih hari ini?

Berkat Tuhan selalu beserta kita semua. Amin.

Rabu, 09 April 2014

Bumi adalah ladang milik Tuhan, dan kita adalah para upahan.

"Kata-Nya kepada mereka: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
(Lukas 10:2)
 
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Sebagai manusia normal, bekerja merupakan hal yang wajar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berbagai macam pekerjaan tersedia bagi kita. Namun kita sering lupa bahwa di dalam bekerja kita harus senantiasa membawa ajaran Tuhan. Manusia sering keterlaluan dalam menggunakan sumber daya alam yang disediakan Tuhan bagi kita. Kita harus menyadari bahwa Bumi merupakan ladang milik Tuhan yang dititipkan kepada kita untuk diolah bukan untuk dieksploitasi demi kepentingan dan keuntungan pribadi.

Manusia sering mengeksploitasi bumi ini demi mengejar keuntungan sebesar-besarnya. Uang dan harta kekayaan merupakan tolok ukur keberhasilan bagi manusia. Namun satu hal yang harus kita tanamkan dalam benak kita, yaitu bahwa kita adalah para upahan Allah yang dipercaya untuk mengelola ladang milik-Nya, yaitu Bumi. Untung berlimpah merupakan bonus yang disediakan oleh Allah Bapa kita di Surga bagi kita yang telah bekerja untuk-Nya dengan baik.
Bagaimana bisa Bumi ini adalah ladang milik Tuhan? Karena hanya di Bumi lah terdapat kehidupan makhluk hidup. Allah Bapa sejak semula menciptakan Bumi untuk manusia agar manusia dapat hidup bahagia serasi dengan alam. Memang manusia telah jatuh dalam dosa sehingga membuat manusia terusir dari taman Eden. Akan tetapi Tuhan masih menginginkan agar manusia dapat menangkap kehendak-Nya bagi manusia agar mengelolah Bumi menjadi lebih baik lagi dan bukan mengeksploitasi guna mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Bekerjalah dengan jujur seturut ajaran Kristus tanpa takut menjadi miskin karena setiap manusia memiliki peran dan rejekinya masing-masing dari Allah Bapa kita. "Kamu tahu. bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya" (Kolose 3:24). Dengan bekerja jujur maka kita akan menemukan serta menghadirkan Kerajaan Allah. Tuhan yang menyediakan segala kebutuhan kita. Dengan mencari dan menemukan Kerajaan Allah, maka segalanya akan ditambahkan bagi kita.

Apakah yang dapat meyakinkan kita bahwa Bumi sebenarnya adalah ladang milik Tuhan dan kita adalah para upahan?
Banyak sekali Kerajaan Allah diumpamakan sebagai ladang dimana tuan empunya ladang tersebut ingin mencari pekerja bagi ladangnya. Sang tuan berjalan menyisir tiap jalan untuk mencari orang yang tidak bekerja guna memberikan pekerjaan kepada mereka sebagai seorang upahan. Sama seperti kita semua, banyak yang dipanggil oleh Tuhan namun sedikit yang merespon panggilan tersebut. Andaikata setiap manusia menanggapi setiap panggilan Kristus, maka Bumi ini akan menjadi Kerajaan Allah. Di dalam doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus sendiri, terdapat kalimat "datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." (Matius 6:10) yang menandakan bahwa Allah Bapa ingin Bumi ini menjadi serupa dengan Sorga. Agar hal tersebut dapat terwujud, Tuhan membutuhkan kita manusia yang menempati Bumi ini untuk menjadi upahan-Nya.

Marilah kita menjadi upahan terbaik bagi Allah. Marilah kita bekerja jujur seturut ajaran-Nya. Harta dan kekayaan duniawi merupakan bonus yang akan kita peroleh dari Allah jika kita mampu menjalankan hidup ini seturut ajaran-Nya. Tuhanlah pengupah kita! Jika pengupah kita adalah pribadi yang maha agung, maha adil, dan maha pengasih, apakah yang kita takutkan?

Berkat Tuhan selalu beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.

Selasa, 21 Januari 2014

Agama dan Pekerjaan

"Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba" (Mazmur 119:36).

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kali ini topik yang dibahas adalah pekerjaan dengan agama. Banyak orang dan media massa yang meyakini bahwa agama tidak dapat dibawa kepada hal agama, dan sebaliknya. Dalam melakukan pekerjaan, tentu saja manusia ingin mendapatkan untung semaksimal mungkin dengan modal dan sumber daya yang ada. Adanya paham seperti itu membuat perilaku menyimpang dari ajaran agama terjadi dalam lingkungan kerja.

Tak jarang manusia yang terpaksa harus berbohong demi mendapatkan keuntungan, agar barangnya laris, maupun agar jasanya digunakan orang lain, padahal kita tahu bahwa berbohong adalah melanggar Firman Allah. Hal pertama yang selalu di benak kita ketika berdagang maupun bekerja sebagai karyawan adalah laba dan keuntungan. Tanpa kita sadari, kita terbiasa berbohong guna mengejar laba.

Namun, tidak semuanya akan berlangsung sukses. Banyak orang yang tidak berani mencoba untuk selalu berpegang teguh pada ajaran Tuhan Yesus ketika bekerja. Sebagai contoh real, penulis pernah menjumpai seorang desain interior yang dengan teliti dan kerendahan hati bekerja mengerjakan interior kafe milik sahabatnya dengan sungguh-sungguh tanpa memperhitungkan laba. Pada akhir penyelesaian, si pemilik kafe memberikan bonus uang yang nilainya cukup besar karena puas dengan hasil kerjanya.
Contoh di atas membuktikan bahwa dengan bekerja jujur, serius, senang hati, tanpa hanya mengejar laba akan berujung pada keuntungan yang tidak terduga. Tidak selamanya bekerja dengan jujur itu menghancurkan kita.

Sebagai contoh lain, ada seorang boss yang sangat jujur dalam menjalankan usahanya. Sangat sayang dan memperhatikan anak buahnya. Tidak pernah berbohong dan selalu terbuka apa adanya. Meskipun sering ditipu oleh anak buahnya, boss itu tetap saja mengampuni dan tidak menuntut balas. Alhasil, pekerjaan dan usahanya diberkati oleh Tuhan dan mulai perlahan-lahan berkembang.

Bekerjalah dengan senang hati dan tidak meninggalkan ajaran Tuhan Yesus, maka kita akan menerima balasan dari Tuhan Yesus kepada kita berlipat-ganda. Segala kebutuhan kita akan dipenuhi melalui cara-Nya yang misterius. Segala keinginan dan hawa nafsu kita akan seolah tidak berarti jika kita selalu bersandar kepada Tuhan. Bekerjalah dengan jujur dan baik tanpa bertentangan ajaran Tuhan Yesus.

Mari kita bersama-sama berdoa memohon kekuatan dan keteguhan hati kepada Tuhan agar kita selalu dapat mempertahankan iman kita dalam dunia pekerjaan yang sarat dengan berbagai kejahatan dan dosa.
Berkat Tuhan selalu beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.