Rabu, 06 Agustus 2014

Kesabaran dalam membimbing

2 Timotius 2:24-25  sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kesabaran adalah hal yang susah untuk selalu dimiliki oleh manusia. Bahkan ada kalimat tenar yang mengatakan bahwa kesabaran manusia ada batasnya.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesabaran sangat dibutuhkan dalam hal mengajar dan belajar, terutama pada orang yang bebal dan suka melawan jika diajarkan sesuatu yang benar.

Berikut adalah sharing nyata mengenai kesabaran dalam mengajar dan kasih:
Ada seorang gadis yang sudah menginjak masa dewasa namun memiliki sifat seperti anak kecil yang bandel dan susah dinasihati. Ia cenderung melawan jika kelakuan dan pendapatnya disalahkan (padahal memang salah). Ia cenderung ingin menang sendiri dan tidak mau mengakui kesalahannya. Egonya sangat tinggi dan selalu berpikir bahwa itu hal yang pantas sebagai konsultan profesional agar kemampuannya tidak diragukan klien.
Suatu hari ia melakukan kesalahan dan dinasihati oleh pacarnya, namun ego dan keprofesionalisme yang berlebihan membuatnya melawan dan balik mempersalahkan orang lain. Bertengkar hebatlah dia dan pacarnya. Hal itu berulang terus hingga bekerja serasa tidak nyaman dan menjemukan.
Mengetahui bahwa wanita ini suka melawan dan bebal, sang kekasih mengambil pendekatan lain sesuai dengan ajaran kitab suci, yaitu sabar dan penuh kasih. Dengan sabar dan penuh kasih, sang kekasih mengajarkan dan menanamkan ajaran Tuhan Yesus. Ia tidak memarahi si wanita ketika melakukan kesalahan dalam bersosialisasi maupun bekerja, namun menasihati dengan penuh kasih dan sabar.
Pertengkaran pun mulai terhindarkan. Tindakan sang kekasih membuka mata si wanita bahwa dalam menanamkan sesuatu pada orang bebal memerlukan kesabaran selalu yang didampingi oleh kasih.
Mulai saat itu, wanita tersebut mulai merubah sikap dan cara bertindak meskipun masih sering lepas kontrol dan memarahi staffnya jika melakukan kesalahan kecil. Meskipun pekerjaan belum terbilang mulus dan lancar, namun wanita tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan kasih dan kesabaran yang selalu ditanamkan oleh sang kekasih yang juga merupakan pimpinan perusahaan.

Dari sharing di atas dapat kita lihat bahwa dalam menghadapi orang bebal dan suka melawan, dibutuhkan pendekatan yang penuh kesabaran dan kasih. Karena jika tidak sabar dan dilakukan dengan sindiran, teguran, dan amarah, maka akan berujung pada sakit hati dan ketidak harmonisan hubungan, baik bermasyarakat maupun lingkungan kerja.
Sama halnya dengan mendidik anak. Anak kecil identik dengan sifat bandel dan suka melawan. Sebagai orang tua yang baik harus membimbing, mendampingi, dan mengajarkan hal yang benar dan baik dengan sabar dan penuh kasih.
Doakanlah sesama kita yang masih keras hatinya dan bebal agar Tuhan membantunya dan janganlah patah semangat dalam mengajarkan kebenaran dengan penuh kesabaran dan kasih.

Tuhan Yesus pun dengan sabar dan penuh kasih mengajar murid-murid. Dapat dilihat dalam kisah dimana para murid mempertanyakan siapa yang terbesar di antara mereka. Banyak murid yang mudah emosi dan merasa paling benar, namun Yesus tidak menegur dengan keras. Justru Yesus menjawabnya dengan sabar dan menggunakan jawaban lembut dan terkadang kembali melontarkan pertanyaan kepada murid-murid guna membantu para murid mendapatkan jawaban kebenaran yang dibutuhkan.

Mari kita sama-sama menanamkan benih baik dan kasih yang penuh kesabaran dalam mengajar orang yang bebal. Jangan patah semangat jika orang yang kita kasihi tersebut belum mau mendengarkan nasihat yang benar.
Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar