Shalom teman-teman terkasih dalam Kristus.
Kali ini kita akan membicarakan mengenai domba. Siapa sih yang tidak mengerti domba? Hewan berbulu putih yang selalu dilindungi dan dibimbing gembalanya. Bagi sang gembala, dombanya adalah hartanya yang paling berharga. Begitu pula sebaliknya bagi si domba, gembalanya adalah sosok penuntun yang akan selalu menjaga, memberi makan, memandikan, dan menyayangi dirinya. Itulah sebabnya si domba akan selalu mengikuti gembalanya. Karena ketekunan sang gembala dalam merawat si domba, maka si domba mengenal suara sang gembala. Si domba akan pergi ke arah dimana sang gembala memanggilnya.
Begitu pula dengan sang gembala. Gembala yang baik sangat mengenal domba-dombanya dan akan menjaga mereka dengan sepenuh hati karena mereka berharga baginya.
Fakta tersebut juga terlihat dalam diri kita masing-masing. Tuhanlah gembala kita. Bagi Tuhan, kita manusia adalah sangat berharga. Ia akan senantiasa menuntun kita kepada padang yang hijau dan selalu memberi apa yang kita butuhkan. Meskipun kita manusia tidak dapat memahami perkataan Tuhan kita, Tuhan sebagai gembala selalu paham apa yang kita manusia butuhkan.
Sama halnya dengan Tuhan Yesus. Ia adalah anak domba Allah. Sebagai domba, Yesus mengenal dan mengikuti suara gembala-Nya, yaitu Allah Bapa. Begitu murni dan tak bernodanya anak domba Allah sehingga dapat mengikuti segala suara Allah tanpa tersesat.
Kita pun sudah layak dan sepantasnya seperti Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita adalah domba Yesus, dan Yesus adalah gembala kita. Kita seharusnya mampu mengenali suara panggilan gembala kita dan berjalan kepada gembala kita. Namun kita sering tidak mampu mengenal dan mendengarkan suara gembala kita karena tertarik dengan suara rincingan ekor ular rincing yang terdengar indah namun berakhir pada kematian.
Setiap manusia yang diselamatkan dapat mengenal suara Tuhan Allah dan mengikuti-Nya. Contohnya adalah Samuel. Ia mampu mendengar panggilan Tuhan sebelum mengerti-Nya. Namun Samuel bersedia untuk menjawab dan mengikuti suara gembalanya.
Setiap manusia selalu dipimpin oleh Tuhan. Ia tidak akan melupakan satupun domba-domba-Nya sebab Ia adalah gembala yang baik. Gembala yang baik selalu mengenal dan memahami kebutuhan domba-dombanya.
Kini tergantung manusia, apakah mau dan bertekad untuk menyahuti panggilan dari Sang Gembala Agung ataukah tidak menghiraukannya.
Cara manusia menerima dan mendengar serta merespon panggilan dari Tuhan sang gembala agung pun berbeda-beda sehingga tidak ada panduan baku mengenai hal itu. Tiap manusia harus berusaha mengenal dan merespon panggilan gembalanya.
Contohnya adalah Ibu Teresa dari Calcuta. Ibu Teresa pertama kali mendengar panggilan Tuhan saat memdengar seorang kaum papa di India yang berkata "aku haus", mirip seperti saat Yesus tergantung di kayu salib. Itu merupakan cara Tuhan Yesus memanggil dan mengarahkan Ibu Teresa untuk melayani dan menghibur kaum papa di India. Ibu Teresa pun meresponnya dengan cara keluar dari biara yang nyaman dan megah guna melayani dan merawat kaum papa yang terpinggirkan.
Bagaimana dengan kita?
Dapatkah kita mendengar panggilan Tuhan Yesus, Gembala kita yang Agung?
Bagaimana kita merespon panggilan tersebut?
Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar