Rabu, 19 November 2014

Mengikuti Firman Tuhan lebih baik daripada persembahan

1 Samuel 15:18-22  TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan."

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Kutipan bacaan di atas menceritakan bagaimana Saul tidak taat kepada perintah Allah meskipun ia mengetahui bahwa perintah itu memang benar dari Allah. Saul lebih takut kepada rakyat yang tampak daripada kepada Allah yang tidak tampak.

Saul sama seperti kita manusia. Kita mengenal dan mengetahui firman Allah dan hukum cinta kasih Tuhan Yesus, namun kita lebih mendengarkan manusia di atas kita (atasan/tetua) daripada harus menjalankan firman Tuhan. Dan untuk menutupi dan mengurangi rasa bersalah kita, kita adakan persembahan kepada gereja.
Sesungguhnya Tuhan lebih menghendaki ketaatan kita daripada persembahan kita. Tuhan tidak membutuhkan harta kekayaan sebab segala isi di dunia adalah milik-Nya. Tuhan hanya ingin hati taat dari manusia. Ia tidak pernah menuntut persembahan, hanya belas kasih dan ketaatan. Hal tersebut ditekankan pada ayat 22 pada kutipan di atas. Saul beralasan akan menggunakan korban jarahan yang terbaik untuk korban persembahan kepada Tuhan, namun Samuel menekankan bahwa Tuhan tidak berkenan atas korban persembahan tersebut sebab perintah-Nya adalah untuk membasmi segala hewan ternak yang ada.

Bacaan di atas juga mengajarkan kita bahwa tindakan yang kita anggap baik belum tentu menyenangkan Tuhan. Saul memang baik mau mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan dari jarahan yang seharusnya dimusnahkan, akan tetapi tindakan baik tersebut tidak berkenan kepada Allah sebab Saul tidak mengindahkan perintah Allah.
Sama halnya dengan kita, perbuatan baik yang kita lakukan akan sia-sia jika hal tersebut dilakukan dengan melanggar perintah-Nya terlebih dahulu.

Contoh sederhananya adalah jika pengusaha berusaha mengurangi pajak yang seharusnya dibayar kepada pemerintah dan mengalokasikannya untuk persembahan, hal itu belum tentu berkenan di hati Tuhan sebab Tuhan mengajarkan untuk membayar pajak dengan benar, untuk memberikan kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.

Marilah kita belajar peka atas hal tersebut, peka terhadap mana yang baik menurut Tuhan dan mana yang kurang baik.
Sekiranya Tuhan Yesus selalu menyertai kita sekalian dalam mencari kebenaran dan kehendak Tuhan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar