Minggu, 08 Juni 2014

Pendalaman Alkitab merupakan pedang bermata dua.

Matius 7:22-23  Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Shalom saudara~saudari terkasih dalam Kristus.

Di zaman ini banyak orang mencoba untuk mendalami dan menyelami kehendak Tuhan. Banyak pendekatan yang dilakukan guna mendekatkan diri kepada Allah pencipta kita, salah satunya adalah pendalaman Alkitab.

Sadar atau tidak, Alkitab merupakan kitab suci yang berisi ajaran, anjuran, sejarah, dan bukti kepercayaan umat Kristiani. Alkitab adalah kebenaran absolut, tidak ada kebohongan di dalamnya. Namun, banyak pihak yang membuat Alkitab versinya sendiri guna mengelabuhi kaum awam. Banyak sekte sesat bermunculan guna menyelimurkan fakta asli dalam Alkitab.

Oleh karena itu, pendalaman Alkitab wajib dilakukan di bawah bimbingan pihak yang benar-benar menguasai dan memahami Alkitab dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan yang dilakukan terkadang memiliki makna berbeda dengan aslinya.
Pendalaman Alkitab perlu dilakukan di bawah bimbingan sang ahli juga berguna untuk menghindari munculnya aliran dan paham baru mengenai ajaran Kristus yang akhir-akhir ini marak menyebar. Paham baru tersebut bertentangan dengan ajaran Kristiani yang selama ini kita terima di pendidikan.

Untuk menanggulangi hal itu, kita wajib memiliki Alkitab terbitan lembaga alkitab Indonesia dan mulai membacanya untuk memperoleh gambaran singkat mengenai ajaran dan kehendak Tuhan.
Alkitab adalah kebenaran absolut dimana di dalamnya terdapat banyak jawaban atas keraguan dan kebimbangan hidup.
Bagaimana kita mampu menangkis adanya paham baru yang menyesatkan jika Alkitab aja belum pernah kita buka dan renungkan?

Pendalaman Alkitab jika salah dalam prosesnya dapat menjadi boomerang bagi umat Kristiani sendiri. Dapat memecah belah menjadi kepercayaan kecil yang sepaham sehingga agama Kristiani yang seharusnya mengajarkan bahasa international, yaitu kasih, akan terbagi-bagi antar satu dengan yang lainnya.
Hal tersebut sangat disayangkan mengingat sifat dari gereja Katolik adalah: satu, kudus, umum, dan apostolik.

Untungnya kita memiliki satu pimpinan yang dapat memberi kita teladan, menyeragamkan ajaran dan pandangan yaitu kepada Vatikan guna membantu mengidentifikasi ajaran dan gereja yang sesat.
So, bagi sahabat yang ingin melanjutkan ke sekolah teologia, berdoalah dengan baik agar Tuhan menunjukkan jalan terbaik untuk kita dalan pelayanan hidup kita.

Berkat Tuhan beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar