Tempat untuk saling berbagi dan berdiskusi mengenai keimanan kita kepada Injil dan Tuhan Allah kita.
Sabtu, 28 Desember 2013
Mengapa Allah menyetujui adanya kesengsaraan?
Menjerit saat tertindas? Pasti! Mencari Tuhan saat tertindas? Jarang!
Kamis, 26 Desember 2013
Allah tidak berlaku curang!
Selasa, 24 Desember 2013
Merendahkan diri untuk ditinggikan...
Senin, 23 Desember 2013
Adakah Roh Allah di dalam diri kita?
Minggu, 22 Desember 2013
No Action Talk Only? No way!
Jumat, 20 Desember 2013
Puji Tuhan! Kita adalah anak-anak Allah.
Selasa, 17 Desember 2013
Kegelapan yang paling gelap...?
"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Matius 6:22-23).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kristus adalah terang kebenaran, maka ada baiknya jika kita mengerti apa itu kegelapan. Mengerti bukan berarti mengenal loh ya. Mengerti dibutuhkan agar kita dapat membedakan kegelapan dengan terang sehingga kita dapat menghindarinya.
Selama ini kita sering mendengar dalam ayat berupa perumpamaan orang yang berdosa akan dimasukkan ke dalam kegelapan yang paling gelap dimana hanya ada gertak gigi. Namun sebetulnya jauh dari itu pun sudah merupakan kegelapan. Ketika mata kita mengingini sesuatu yang berasal dari dunia, hati kita akan terbawa kerakusan akan hal duniawi tersebut, maka pikiran kita tidak akan bisa berpikir jernih, di sanalah kegelapan dimulai. Manusia tidak akan segan melawan saudara sendiri demi memuaskan keinginan mata tersebut dan tidak akan pernah tenang sebelum mampu menguasainya. Setelah menguasainya pun manusia akan mengingini sesuatu yang lebih akibat matanya.
"Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu kemana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya." (1 Yohanes 2:11). Rasul Yohanes berusaha mengingatkan kita agar mata kita tidak dibutakan oleh kegelapan. Manusia sering memusuhi, membenci, dan mencabik saudaranya sendiri demi memuaskan hasrat pribadi. Kegelapan yang perlu kita waspadai di sini bukanlah kegelapan secara fisik, yaitu suatu keadaan dimana mata fisik kita tak mampu melihat sekitar. Kegelapan yang harus kita waspadai adalah kegelapan mata hati kita, dimana kita tidak lagi mampu mencintai sesama kita di sekeliling kita, dimana kita kehilangan arah hidup kita, dimana kita tidak tahu kemana dan apa tujuan hidup kita, dimana hati kita tidak lagi dapat menjerit saat kita melakukan tindak kejahatan dan dosa.
Memang terkesan sepele, namun banyak manusia yang terjatuh ke dalam kegelapan ini dan mereka tidak menyadarinya, tidak terkecuali penulis sendiri. "Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran." (1 Yohanes 2:4).
Bagi kita orang berdosa, Tuhan selalu membuka pintu pertobatan. Tuhan tidak pernah menutup pintu hati dan pintu yang terang itu. Namun, tidak selamanya juga pintu tersebut akan dibuka karena ada satu saatnya pintu tersebut akan ditutup dan seluruh anggota Kerajaan-Nya akan memulai pesta.
Marilah kita berlomba-lomba untuk tetap masuk di dalam pintu terang itu. Terkadang memang pemandangan di luar pintu tersebut sangat menggiurkan, namun kita tidak tahu hal yang menggiurkan itu adalah kegelapan yang paling gelap. Kita sering tertarik ke dalam kegelapan tersebut dan tidak ingin berbalik menuju pintu terang tersebut. Hanya dengan perantaraan Tuhan Yesuslah, kita dituntun kembali menuju pintu terang itu melalui pertobatan tulus.
Marilah kita sama-sama saling menguatkan dan meyakinkan agar kita tidak mengejar kegelapan yang paling gelap itu sehingga mata kita tidak dibutakan hingga tak tahu arah kemana tujuan kita.
Berkat Tuhan selalu beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.
Minggu, 15 Desember 2013
Tidak ada manusia yang sempurna
Jumat, 13 Desember 2013
Manusia baru (Kolose 3:5-17)
Selasa, 10 Desember 2013
Jangan tamak!
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Lukas 12:15).
Shalom saudara-saudari dalam Kristus.
Kali ini yang ingin disampaikan adalah pesan agar kita tidak tamak.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari rasa ingin dihargai. Meskipun banyak cara agar manusia mendapat penghargaan dan pengakuan dari sesamanya, kita seringkali menggunakan ukuran duniawi, yaitu harta kekayaan, dalam memperoleh pengakuan dari sesama. Semakin kayak seseorang, maka perkataannya akan didengarkan, cara berpakaiannya akan ditiru, dan dapat berbuat seenaknya sendiri. Uang dianggap dapat menyelesaikan segalanya. Oleh karena itulah, manusia mulai tamak. Manusia mulai tidak mudah puas akan kekayaan yang diperolehnya dari Tuhan mereka!
Tuhan Yesus selalu mengingatkan agar janganlah memelihara ketamakan akan harta duniawi karena hidup manusia tidaklah bergantung pada harta kekayaan, melainkan bergantung pada kasih karunia Bapa. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia tidak akan pernah lepas dari harta duniawi sekalipun hidup mereka sudah berkelimangan harta. Banyak pengusaha saling claim bahkan saling membunuh untuk dapat memperoleh tender project trilliunan.
Yang masih hangat adalah perebutan harta warisan pahlawan apartheid, Nelson Mandela, oleh kedua anak perempuannya meskipun mereka sudah memiliki bisnis pribadi yang tergolong sukses.
Sampai taraf manakah manusia dapat puas akan hartanya? Tidak takutkah kita akan murka Allah? Kita selalu memikirkan harta, harta, dan harta. Kita takut kehilangan harta kita sehingga kita bekerja keras membanting tulang. Kita selalu melihat ke atas, ingin seperti orang yang lebih kaya, hati kita penuh ketamakan. Kita lupa akan Tuhan kita.
Banyak pengusaha yang dulunya sukses mengalami kebangkrutan dan mengakhiri hidup mereka akibat ketamakan hati pengusaha yang lain. Dapatkah kita menjadi seperti Ayub jika suatu saat segala harta kita diminta kembali oleh Allah? Akankah kita tetap beriman?
Berdoalah kepada Tuhan agar kita diberi kekuatan untuk menahan hawa nafsu ketamakan dalam hati kita. Hendaklah kita mencukupkan diri atas penghasilan yang kita terima. Dan mintalah kepada Tuhan hati yang tetap teguh percaya akan segala rencana-Nya. Jika kita tetap setia hingga akhir, maka segala milik kita akan dilipat-gandakan oleh Tuhan kita.
Semoga kita dapat mulai belajar untuk tidak tamak dalam harta duniawi. Tuhan beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.
Jika Allah mencintai ciptaan-Nya, mengapa ada kemiskinan, ketidak-adilan, dan kesengsaraan?
"....penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." (Yohanes 11:4).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Topik yang akan dibahas kali ini mengenai seberapa besar cinta Allah kepada ciptaan-Nya.
Kita pasti sering berpikir, jika Allah mencintai ciptaan-Nya, untuk apakah ada kemiskinan? Untuk apakah ada kesengsaraan dan ketidak-adilan di dunia ini? Tidakkah lebih mudah bagi manusia untuk percaya dan berbakti kepada-Nya jika dunia ini aman tentram bahagia?
Mungkin pemikiran manusia adalah begitu, yaitu pikiran duniawi, sedangkan apa yang dilihat Allah berbeda dengan dunia. Dalam Yohanes 9:1-3 terdapat percakapan singkat antara Yesus dengan murid-Nya mengenai mengapa terdapat orang yang terlahir buta. Di sana murid Yesus menanyakan kesalahan siapakah yang ditanggung oleh orang buta tersebut. Akan tetapi Yesus menjawab bahwa itu bukan kesalahan siapa-siapa, adanya hal itu adalah karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam orang buta tersebut.
Kita tidak dapat memungkiri bahwa manusia memiliki sifat seeing is believing, yaitu jika kita tidak melihat maka kita sulit untuk percaya. Jika di dunia ini tidak ada kesengsaraan, kemiskinan, dan ketidak-adilan, dengan apakah Tuhan Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia agar manusia dapat kembali kepada jalan kebenaran? Akankah manusia mau percaya akan adanya Tuhan Allah yang maha baik?
Tidak dapat kita pungkiri bahwa keadaan yang serasa aneh tersebut justru dijadikan sebagai lahan untuk menyatakan kebesaran Tuhan. Jika di Calcuta tidak ada kemiskinan sama sekali, akankah muncul Bunda Teresa yang mengenalkan ajaran kasih Kristus terhadap sesama manusia tanpa pandang bulu? Jika Nick Vujicic terlahir sempurna, akankah ada manusia yang tersentuh dengan kebesaran anugerah dan kasih dari Tuhan Allah kita?
Mengapa Tuhan kita membutuhkan penyataan kasih? Sebab manusia telah jatuh ke dalam dosa sejak awal mereka dilahirkan. Manusia adalah lemah dan selalu jatuh ke dalam percobaan yang diberikan oleh Iblis seizin Tuhan. Manusia tidak mau tahu maksud dan tujuan mereka diciptakan oleh pencipta-Nya, manusia tidak pernah mencari tahu tujuan hidup yang telah ditetapkan oleh penciptanya sejak mereka dalam kandungan ibu mereka.
Memang jalan pikiran Tuhan tidak akan dapat kita logika, hanya dapat kita imani dengan tulus. Selama kita mau percaya kepada-Nya, yang berarti juga melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka kita akan senantiasa memperoleh hidup yang kekal.
Marilah kita selalu berdoa dan meminta penguatan kepada Tuhan kita agar kita mengerti tujuan hidup kita, siapa tahu kita merupakan alat bagi Tuhan untuk menyatakan kuasa kasih-Nya di lahan kemiskinan, kesengsaraan, dan ketidak-adilan tersebut.
Kasih karunia dan damai Tuhan kita selalu beserta kita semua. Amin.
Sabtu, 07 Desember 2013
Batas Pergaulan
"Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama." (1Korintus 5:11).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kali ini penulis hanya copas dari broadcast yang diterima dari rekan seiman, mengenai batas pergaulan.
Kita sering mendengar nasihat semacam ini: “Bergaullah dengan orang yang positif agar kualitas diri kita tumbuh semakin positif.” Nasihat yang baik, namun kurang berimbang karena, secara halus, mendorong kita untuk menjauhi orang yang negatif. Dengan kriteria itu, Yesus termasuk orang yang salah bergaul. Dia dijuluki sebagai sahabat orang berdosa, pemabuk, dan lain-lain.
Orang seperti apakah yang patut kita jauhi? Orang itu berbuat dosa yang tidak lazim dan lebih bobrok dari perbuatan orang berdosa pada umumnya. Secara tersirat, orang itu bukan sedang bergumul melawan dosa, melainkan menikmati dosanya dan tidak malu memamerkan dosanya. Dan, orang itu mengaku sebagai orang Kristen, padahal sejatinya ia tidak percaya pada Tuhan Yesus Kristus.
Maksud ayat ini mengucilkan / menjauhi orang2 tersebut ini bukan untuk membinasakan jiwanya ataupun karena sentimen pribadi, melainkan untuk mendisiplinkan mereka. Dengan maksud menyelamatkan dan memulihkan mereka. Dan maksud lain ayat tsb, kita tidak boleh ikut dalam perbuatan mereka. Karena YESUS mengajarkan kita untuk berdamai dengan semua orang (Rom. 12:18) dan mengasihi siapa saja. Terhadap musuh pun, kita diminta mendoakan dan memberkati (Mat. 5:44). Lalu, siapa yang tersisa untuk kita benci?
FOKUS DALAM PERGAULAN BUKANLAH MENGUCILKAN ORANG TERTENTU,
MELAINKAN MELAYANI DAN MENGASIHI SEMUA ORANG
( ~ _ ~ )
. (")(")
☆˚◦°•˚◦♥ O:) äмiπ O:) ♥˚◦°•˚◦☆
Jangan melupakan Tuhan dalam setiap rencana kita
"Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap uang sebentar saja kelihatan lalu lenyap." (Yakobus 4:14).
Shalom sahabat terkasih dalam Kristus.
Topik ini mengingatkan kita bahwa hendaklah kita mengikut-sertakan Tuhan dalam setiap rencana kita sebab Tuhan merupakan pemegang kendali atas hidup kita. Kita bukan lagi milik kita sendiri, melainkan milik-Nya.
Seringkali kita, dalam menyusun rencana, baik rekreasi, pekerjaan, keluarga, maupun masa depan, melupakan Tuhan. Tak banyak umat Kristiani yang ingat akan Tuhan dan memohon bantuan serta persetujuan Tuhan dalam menyusun segala rencananya. Kita begitu yakin seakan kita akan hidup lama di dunia ini.
Hidup kita bagaikan uap, yang sebentar kelihatan kemudian hilang. Kita dapat lihat dari kejadian tragis Paul Walker. Walker meninggal dunia di usia muda di tengah-tengah acara penggalangan dana sosial untuk korban badai. Suatu kegiatan sosial yang baik, namun mengingatkan kita bahwa hidup manusia adalah singkat. Manusia tidak akan tahu kapan jiwanya akan kembali menghadap sang pencipta. Untuk itu, ada baiknya jika kita selalu mengingat Tuhan dalam setiap rencana kehidupan kita. Manusia boleh berencana, namun Tuhan yang memutuskan.
"Sebenarnya kamu harus berkata: jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." (Yakobus 4:15). Dengan tidak menyertakan Tuhan dalam setiap rencana, berarti kita telah berbuat congkak dan memegahkan diri dalam setiap rencana kehidupan kita.
Sebagai penguatan, penulis ingin membagikan pengalaman nyata mengenai apa yang terjadi jika kita selalu menyertakan Tuhan dalam setiap rencana:
"Penulis tergabung dalam anggota persekutuan dimana anggotanya sangat takut kepada Allah. Tiap-tiap dari mereka selalu menyertakan Tuhan di dalam setiap rencana acara dan kehidupan mereka dengan sungguh-sungguh. Mereka selalu berdoa dan menyerahkan seutuhnya segala rencana yang mereka susun kepada Tuhan. Dan Tuhan menunjukkan kasih-Nya yang besar kepada tiap-tiap rencana acara dan kehidupan mereka. Tuhan menjaga dan merestui tiap langkah rencana mereka sehingga berjalan dengan sukses dan lancar. Tuhan tidak pernah meninggalkan tiap-tiap dari mereka yang selalu mengikut-sertakan Tuhan di dalam setiap rencana. Pernah juga di musim hujan akhir-akhir ini akan merencanakan acara BBQ di tmpt terbuka. Rencana telah disusun matang-matang seminggu sebelum acara hari H. Para anggota diajak mengikut-sertakan Tuhan di dalam kelancaran acara itu. Tiap-tiap anggota pun berdoa dan menyerahkan acara BBQ tersebut kepada Tuhan. Empat hari berturut-turut sebelum hari H, hujan turun lebat. Namun pada hari H saat waktu yang direncanakan, hujan sama sekali tidak turun. Bahkan di ramalan cuaca via internet maupun film dan berita pun mengatakan akan turun hujan. Acara BBQ itu pun berjalan lancar dari awal hingga akhir. Kemudian, ketika seluruh anggota sudah pulang barulah turun hujan."
Dari kisah nyata di atas, dapatlah kita lihat betapa besar kuasa dan kasih Tuhan kepada umat-Nya yang selalu bersandar kepada-Nya, yang selalu mengikut-sertakan Ia di dalam setiap rencana.
Marilah kita bersama-sama mulai belajar untuk mengikut-sertakan Tuhan di dalam setiap rencana kehidupan kita.
Tuhan Yesus memberkati kita semua sekarang dan sampai selamanya. Amin.
Layakkah para gembala saling berebut domba?
"Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?" (Yakobus 4:1).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Topik yang dibahas adalah mengenai gembala. Jika membaca berita akhir-akhir ini ada pendeta yang saling menuntut. Pantaskah gembala saling berebut domba? Ataukah pantas jika gereja diperlakukan layaknya perusahaan, yang dapat diperebutkan hak dan akte pendiriannya? Apakah makna gereja saat ini telah luntur? Ataukah pendeta sekarang merupakan suatu mata pencaharian dan bukan sebagai pelayanan yang tulus untuk menggembalakan domba Allah?
Melihat pemberitaan dimana pendeta saling menuntut akibat perubahan akta pendirian gereja yang tersebar dari surat kabar terkenal di Surabaya, sepatutnya kita sebagai umat Kristen MALU! Gereja seharusnya memiliki arti perkumpulan jemaat Allah, dimana kita saling berbagi, saling menguatkan, dan saling memberkati.
Namun akhir-akhir ini muncul banyak jenis gereja yang fokusnya sudah tidak lagi murni penggembalaan domba Allah, melainkan merupakan sarana mata pencaharian. Banyak gereja yang berdiri layaknya sebuah perusahaan yang kepemilikannya harus jelas dan pembagian "harta"nya harus adil.
" Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri." (1 Petrus 5:2). Jika para pemimpin agama Kristen benar-benar mengerti makna dari apa yang ingin ditekankan oleh Rasul Petrus dalam penggalan kitab tersebut, maka sejatinya tidak akan pernah ada perebutan hak atas gereja dan tidak akan ada saling tuntut antar pendeta. Miris dan perih memang hati ini membaca berita tersebut. Bukankah seorang pendeta harus memberi contoh kepada umatnya? Bukankah pendeta harus dapat merendahkan dirinya dan melayani sesamanya seperti yang telah diteladankan oleh Yesus sendiri?
Jika pendeta sendiri saling tuntut mengenai persoalan akta gereja, bagaimanakah mereka dapat menggembalakan secara sukarela domba Allah yang dipercayakan kepada mereka oleh-Nya?
Tidak mudah menjadi pemimpin agama dan sangatlah manusiawi jika pendeta juga berbuat dosa. Bahkan tak jarang para rasul pun bertengkar dan berselisih paham mengenai tingkah laku dan pola mengajar. Namun, hendaknya mereka saling menegor dan mendoakan sesama dalam hal perbaikan tingkah laku, bukan saling menuntut melalui jalur hukum. Lagipula Tuhan Yesus sendiri menegor para murid-Nya yang berusaha mencegah orang yang bukan tergolong murid Yesus melakukan mujizat di dalam nama Allah (baca Markus 9:38-40). Sangat tidak pantas jika para pemimpin agama Kristen berebut kepemilikan gereja sebab Gereja (baca: jemaat) bukanlah untuk diperebutkan, melainkan untuk digembalakan sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus!
Marilah kita berdoa agar tidak ada lagi perebutan memalukan seperti ini. Marilah kita menjadi teladan yang baik di tengah dunia.
Berkat Tuhan selalu beserta kita semua. Amin.
Kamis, 05 Desember 2013
Mata ganti mata, gigi ganti gigi? Sudah tidak zaman lah.. kan ada Tuhan Yesus
"Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu." ( Matius 5:38-39).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Topik kali ini adalah mengenai pembalasan dendam. Akhir-akhir ini sering kita membaca ataupun melihat berita mengenai pembunuhan dan penganiayaan yang dilandasi rasa dendam. Seorang bawahan yang dendam kepada atasannya membunuh anak atasannya, kemudian sang ayah tidak terima dan membalas membunuh keluarga dari pelaku tersebut. Kerabat dari korban tabrak lari membunuh penabraknya setelah tidak mau bertanggung jawab penuh. Seorang anak tega membunuh ayahnya sendiri karena melihat ibunya dianiaya.
Dari kasus-kasus di atas, tersirat bahwa manusia masih menerapkan ajaran lama, yaitu mata ganti mata, dan gigi ganti gigi, dimana jika aku kehilangan sesuatu karena kamu maka kamu pun juga harus kehilangan sesuatu yang serupa. Ironis memang, namun itu merupakan fakta yang terjadi di dunia saat ini.
Apa yang dapat kita lakukan selaku umat Kristiani? Akankah kita masih mengikuti aturan lama tersebut?
Sekali-kali TIDAK! Memang di perjanjian lama tertulis mata ganti mata dan gigi ganti gigi, namun Tuhan Yesus telah datang dan memperbaharui perintah tersebut. Tuhan Yesus justru meminta kita untuk mendoakan orang yang berlaku jahat kepada kita. Memang hal itu susah dan memang mengikut Tuhan itu susah, namun jika kita dapat melakukannya maka kita akan berbahagia di Kerajaan Allah kelak.
Janganlah memiliki dendam terhadap sesama dan janganlah menuntut balas. Janganlah main hakim sendiri dengan membalas perbuatan orang lain yang menyakiti kita dengan balasan yang jahat. Kita wajib menghilangkan keinginan balas dendam.
Rasul Paulus mengajarkan dalam Roma 12:19 "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.". Pembalasan merupakan hak Allah sebab Tuhan Allah kita adalah hakim yang agung. Pengadilan di dunia mungkin kita rasa tidak adil dan ada pihak yang dirugikan, namun percayalah bahwa penghakiman yang dilakukan Allah adalah ADIL sebab Allah kita adalah MAHA ADIL.
Serahkanlah perihal pembalasan kepada Tuhan Allah kita dan janganlah kita menuntut balas. Tuhan sudah tahu apa yang kita butuhkan, asalkan kita tetap bersandar kepada-Nya, maka kita akan menang pada akhirnya.
Berbuatlah baik dan teguhkanlah iman kita sebab di dunia yang semakin tidak adil ini, kita harus mencerminkan Kerajaan Allah.
Berkat Tuhan selalu beserta kita semua. Amin.
Selasa, 03 Desember 2013
Perpuluhan duit? Sudah biasa... perpuluhan waktu? Luar biasa!
"Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran" (Hosea 6:6).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Topik kita kali ini akan membahas mengenai perpuluhan. Bahasan ini berdasarkan sharing dari komunitas yang penulis hadiri. Seperti yang telah dijelaskan dalam topik sebelumnya, kita harus mendekatkan diri pada komunitas kerohanian agar kita saling bertumbuh dalam iman dan kasih. Bagi yang belum menggabungkan diri ke dalam komunitas rohani, penulis akan share beberapa topik.
Oke, back to topic. Kita sebagai umat Kristiani tentu mengenal istilah perpuluhan. Perpuluhan adalah suatu kondisi dimana kita memberikan sepersepuluh dari apa yang kita dapatkan kepada Tuhan. Umat Kristiani kerap kali memberikan sepersepuluh dari pendapatan mereka sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan. Jumlah sepersepuluh tersebut masing-masing orang berbeda. Namun, apakah dengan memberikan perpuluhan tersebut tugas kita selesai?
"Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Matius 9:13). Tuhan tidak menuntut kita untuk memberikan perpuluhan sebagai persembahan. Ia ingin agar kita dapat saling mengasihi sesama kita. Bagaimanakah caranya agar kita mampu mengasihi sesama kita? Hanya dengan selalu bersekutu dengan Tuhan Yesus dan meneladani kehidupan-Nya lah kita dapat mengasihi sesama kita.
Perpuluhan harta sudah biasa kita lakukan, namun dalam Hosea 6:6, Tuhan meminta agar manusia lebih mengenal-Nya. Tuhan tidak menuntut harta kita, talenta kita, maupun keahlian kita karena semuanya itu berasal dari Dia. Tuhan meminta hati kita, diri kita, tubuh kita, dan waktu kita agar kita dapat bersekutu dengan-Nya.
Persekutuan dengan Tuhan merupakan sarana untuk lebih mengenal Tuhan dan ajaran-Nya. Bersekutu dengan Tuhan dapat dilakukan dengan saat teduh. Janganlah selalu menjadi pembicara, jadilah pendengar. Tenangkanlah diri sejenak untuk meresapi dan merenungi firman Tuhan, untuk melihat kembali kebaikan Tuhan selama seharian aktifitas kita, dan katakan kepada Tuhan bahwa kita mau berserah kepada Tuhan. Kita tidak akan mendapatkan jawaban berupa audible sound dari Tuhan, namun dengan selalu hening sejenak untuk Tuhan, kita akan tahu apa yang Tuhan inginkan untuk kita. Itulah perpuluhan waktu.
Sanggupkah kita memberikan perpuluhan waktu kita untuk Tuhan? Maukah kita memberikan perpuluhan waktu untuk Tuhan kita? Tantanglah diri kita untuk memberikan perpuluhan waktu bagi Tuhan kita!
Damai Tuhan selalu beserta kita sekarang dan selamanya. Amin!
Kamis, 28 November 2013
Hormatilah Ibu Bapamu!
Senin, 25 November 2013
Mulutmu harimaumu! Yang bener?
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" (Efesus 4:26).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Judul kali ini berupa slogan yang sering kita dengar. Maksud dari slogan tersebut adalah agar kita menjaga perkataan yang keluar dari mulut kita. Namun seharusnya yang perlu kita jaga bukanlah mulut kita, melainkan hati dan pikiran kita sebab apa yang keluar dari mulut bersumber pada hati an pikiran kita.
Perkataan kita yang dapat menjadi batu sandungan bagi kita adalah ketika kita marah. Marah merupakan suatu dosa karena marah merupakan suatu kondisi dimana manusia sudah tidak dapat berpikir dengan jernih sehingga pelampiasannya adalah dendam. Marah dapat juga menjadi produk sekaligus produsen dari kata-kata buruk.
"Dan janganlah beri kesempatan kepada iblis" (Efesus 4:27) untuk menguasai kita dengan memanfaatkan kondisi kita saat marah. Marah adalah manusiawi, namun mintalah kepada Bapa di Sorga agar senantiasa memberi limpahan kasihnya sehingga kita dapat mengendalikan diri meskipun kita sedang dalam kondisi marah.
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia" (Efesus 4: 29). Hendaklah seluruh perkataan yang keluar dari mulut kita dapat menjadi berkat bagi sesama kita. Hal ini penulis tegaskan karena pada hari ini, penulis mengalaminya.
Penulis tidak mampu mengendalikan diri saat marah dan mengeluarkan kata-kata kotor dan menyakitkan hati sehingga mengakibatkan penulis kehilangan kebahagiaan sekaligus menghilangkan kebahagiaan orang lain. Penyesalan selalu datang terlambat, oleh karena itu cegahlah.
Jagalah hati dan pikiranmu dari segala dosa karena hal itu akan nampak dari segala perkataan yang keluar dari mulutmu. Mulutmu bukanlah harimaumu. Harimau tidak dapat kita kendalikan, namun mulut kita dapat kita kendalikan asal tetap memohon bimbingan kepada Tuhan.
Marilah kita saling mendoakan agar kita dapat mengendalikan mulut kita dan agar kita tidak berbuat dosa ketika kita sedang marah.
Tuhan Yesus memberkati kita semua sekarang dan sampai selamanya. Amin.
Kamis, 21 November 2013
White Lies
Senin, 18 November 2013
Jagalah kesucianmu!
"Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah" (Matius 5:27).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Pembahasan kali ini akan lebih ditekankan pada kesucian tubuh, terutama kaum wanita. Banyak kita dengar bahwa perempuan di usia SMA, bahkan SMP sudah kelewatan dalam berpacaran. Tuhan tidak pernah melarang kita untuk berpacaran, namun janganlah sampai melakukan zinah.
Miris memang jika melihat data statistik di pemerintah mengenai berapa perempuan yang masih berstatus pelajar SMA dan SMP sudah tidak lagi menjaga kesucian tubuhnya saat berpacaran.
Kita sebagai umat Kristiani harus menguatkan iman kita dan dapat mengendalikan hawa nafsu. Rasul Paulus mengingatkan kita: "Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri" (1 Korintus 6:18). Namun jangan salah mengartikan tegoran rasul Paulus ini dengan berpikir bahwa lebih baik melakukan dosa lainnya daripada percabulan. Sekali-kali TIDAK! Semua dosa adalah sama sehingga tidak ada dosa yang lebih baik daripada lainnya.
Rasul Paulus ingin menyatakan agar kita tidak melakukan dosa percabulan dengan tubuh kita "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20). Tubuh kita bukanlah lagi milik kita, melainkan milik Kristus karena tubuh kita telah ditebus oleh darah-Nya yang mahal. Hendaklah kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup.
Godaan memang susah untuk dihindarkan terutama datangnya dari seseorang yang kita sayangi (pacar, teman, dan sebagainya), namun dalam kondisi apapun, jangan pernah melakukan percabulan. Hargailah tubuhmu dan jangan pernah menjual tubuhmu kepada manusia yang bukan suami/istrimu. Dengan mempertahankan kesucian tubuh berarti kita menghormati pengorbanan Tuhan kita yang mati disalib demi membebaskan kita dari maut.
Seringlah bersekutu dengan Tuhan, jangan menghindari pertemuan rohani, dan jangan ragu untuk meminta kekuatan dari Tuhan dan sesama dalam Kristus agar kita dapat menangkal godaan untuk berbuat cabul.
Semoga masing-masing dari kita semakin dikuatkan dan disadarkan betapa pentingnya kesucian tubuh kita.
Damai Tuhan kita selalu beserta kamu dan saya. Amin.
Minggu, 17 November 2013
Tertarik ke gereja karena menjanjikan Bahasa Roh?
"Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa" (1 Korintus 14:14).
Shalom saudara terkasih dalam Kristus.
Pembahasan kali ini terdengar cukup ekstrim kan? Bahasa Roh!
Kita semua pasti tahu apa itu bahasa Roh. Bahkan banyak orang terlalu membanggakan diri jika mampu berbahasa roh. Perlu kita garis bawahi, kita tidak perlu terlalu berbangga karena mampu berbahasa roh. Memang Tuhan akan mengaruniakan bahasa roh kepada siapa Ia berkenan dan kita dapat berbangga jika menjadi salah satunya. Namun, janganlah salah dengan terlalu membanggakannya.
Penulis suatu ketika pernah menghadiri seminar kerohanian dimana acara puncaknya adalah pada pemohonan akan bahasa roh. Pada sesi tersebut setiap peserta diharapkan untuk meminta karunia bahasa roh. Masing-masing peserta didoakan secara pribadi oleh pembina agar menerima bahasa roh.
Ketika tiba giliran penulis dan setelah didoakan beberapa orang, penulis masih belum juga merasakan memulai berbahasa roh. Saat itu pembina berbisik:"jangan keraskan hatimu". Mulai itulah, penulis tergelitik untuk mencari tahu mengenai sebegitu penting dan bangga kah jika mampu berbahasa roh?
Di zaman sekarang, banyak gereja-gereja yang menonjolkan kemampuan berbahasa roh. Banyak gereja memandang bahwa dengan mampu berbahasa roh berarti gereja tersebut digerakkan oleh roh kudus. Memang dengan berbahasa roh berarti roh kita secara personal berdoa kepada Tuhan, namun roh tersebut hanya mendoakan diri sendiri. "Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat" (1 Korintus 14:4). Rasul Paulus mengatakan hendaknya kita jangan hanya membangun dan mendoakan diri kita sendiri, melainkan membangun jemaat. Bagaimanakah kita mampu membangun jemaat jika kita, yang berbahasa roh setiap kali kita berdoa, tidak mengerti apakah yang kita katakan sendiri?
"Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimana orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan 'amin' atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya." (1 Korintus 14:16-17). Hendaknya ada seorang lain yang mempunyai karunia dalam mengartikan bahasa roh tersebut agar dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Jika tidak ada yg mengartikannya, bukankah kita sama saja dengan tidak berdoa? Adalah lebih baik jika kita bernubuat dengan kata-kata manusia karena hal tersebut jauh lebih membangun jemaat daripada kata-kata yang kita keluarkan dalam bahasa roh.
"Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila? Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan bersujud menyembah Allah dan mengaku: 'Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu'." (1 Korintus 14:23-25). Nasihat Rasul Paulus ini dengan jelas menegor kita agar kita jangan terlalu berbangga diri dan menonjolkan karunia berbahasa roh sebagai suatu nilai tambah karena berbahasa roh pada suatu persekutuan tanpa ada yang mampu mengartikannya adalah sia-sia sebab jiwa baru tidak dapat mengertinya dan tidak menambah berkat kepada mereka, sedangkan perintah Tuhan Yesus adalah agar kita umat-Nya menyebarkan kabar gembira.
Akan tetapi, bukan berarti penulis melarang dan mencela bahasa roh! Penulis hanya ingin mengingatkan agar kita tidak terlalu terfokus pada hal-hal seperti bahasa roh. Jangan terlalu berbangga mampu berbahasa roh jikalau tidak ada seorang pun yang dapat mengartikannya. Lebih baik menggunakan kata-kata manusia untuk manusia. Namun juga jangan melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh! Yang ingin ditekankan adalah manfaat dan bagaimana kita dapat menggunakan karunia berbahasa roh tersebut demi membangun Jemaat, serta arti dari bahasa roh itu sendiri.
"Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh." (1 Korintus 14:39). Kita harus tetap dapat menjalankan peran kita masing-masing sebagai Jemaat Kristus.
Nah, bagaimana? Masih mau membanggakan diri karena mampu berbahasa roh? Masih tertarik ke gereja karena menjanjikan bahasa roh? Fokuslah pada manfaat dan tujuannya, jangan hanya mengejar sesuatu yang tidak ada artinya. Mintalah kepada Tuhan karunia untuk menafsirkan arti dari bahasa roh tersebut.
Damai Tuhan kita selalu beserta kita. Amin.
Selasa, 12 November 2013
Fellowship? Persekutuan Doa? Komisi Sel? ke gereja aja cukup kok.... YAKIN CUKUP???
Hallo sobat terkasih dalam Kristus... Shalom!
Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah fellowship, persekutuan doa, komsel, dan lain-lainnya. Kalau sampai ada yang belum tau, berarti ayo kita mulai mau tahu dan mengikuti pertemuan-pertemuan ibadah itu. Cara untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Tuhan dan sesama kita tidaklah cukup hanya dengan ke gereja dan mengikuti ibadah/kebaktian/misa tiap hari Minggu doang loh. Sebab layaknya tubuh jasmani, tubuh rohani kita juga butuh untuk diberi makan secara rutin tiap hari.
Aktifitas kita yang padat tiap harinya akan membuat seakan pergi ke gereja adalah suatu rutinitas. Bukan berarti menghadiri kebaktian/misa tiap Minggu itu salah loh ya. Namun, ada kalanya kita perlu timbal-balik atas ajaran dan pengalaman hidup yang kita terima. Timbal-balik tersebut tidak pernah kita temukan dalam kebaktian/misa tiap hari Minggu. Pada saat misa/kebaktian, kita layaknya diberi makanan dan siraman rohani oleh pendeta maupun pastor, akan tetapi kita tidak mendapat kesempatan untuk bertanya maupun mengutarakan pengalaman dan isi hati kita. Kita juga jarang saling mendoakan dan mengenal lebih dekat dengan sesama yang duduk di kanan-kiri kita. Kita fokus pada Tuhan dan Tuhan saja.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam hidup, tidak saja membutuhkan hubungan baik secara vertikal saja, tetapi dibutuhkan hubungan baik secara horisontal. Kita butuh saling menguatkan, saling berbagi pengalaman iman dengan Tuhan, dan saling menasihati agar iman kita menjadi kuat dan tidak mudah diombang-ambingkan iblis. Fellowship, persekutuan doa, dan komisi sel merupakan sarana yang membantu kita untuk saling menguatkan iman kita. "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24). Bagaimana kita bisa saling mendorong dalam kasih jika kita menjauhi pertemuan ibadah seperti fellowship, persekutuan doa, komisi sel?
Di dalam pertemuaan-pertemuan ibadah seperti fellowship dan komisi sel kita diajarkan untuk dapat saling terbuka, saling menasihati, saling menguatkan, dan saling mendoakan. Kita dapat dengan terbuka mengakui kesalahan kita dan kelemahan kita sehingga mampu dibantu dalam doa. Fellowship dan komsel bukanlah tempat untuk saling mencemooh sehingga kita tidak perlu takut jikalau rahasia atau 'borok' kita tersebar luas. Kitab Yakobus dalam Yakobus 5:16 mengajarkan kita: "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.". Yakinlah dan percayalah bahwa dengan berkumpul dan saling mendoakan dan berbagi, kita dapat sembuh dari segala 'luka' dan 'borok' kita Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka (Matius 18:20) dan Yesus adalah tabib ajaib yang mampu menyembuhkan segala penyakit kita.
Maka dari itu, bagi kita yang belum berani, belum mau, menolak, bahkan membenci pertemuan-pertemuan ibadah semacam fellowship, persekutuan doa, dan komisi sel, marilah kita mulai membiasakan diri kita untuk menghadirinya dengan penuh harapan maka niscaya kita akan memperoleh kesembuhan dan jawaban yang kita butuhkan.
Damai Tuhan selalu beserta kita semua. Amin.
Senin, 11 November 2013
Berserah sepenuhnya kepada Tuhan... Berani gak loe?
Hanya percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, yang bangkit dari antara orang mati, saja pasti bisa selamat? Yang bener???
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
gimana kabarnya?
Topik yang akan dibagikan kali ini adalah mengenai keselamatan. Siapa sih di dunia ini yang tidak ingin selamat? Nah, bagaimana caranya agar kita dapat diselamatkan dari maut?
Kita sebagai umat Kristiani tentu saja sering mendengar bahwa dengan mempercayai Injil maka kita akan selamat. Tuhan Yesus merupakan manifestasi dari Injil alias Injil (Sabda) yang menjadi daging. Segala ajaran dan perbuatan Tuhan Yesus merupakan Injil itu sendiri yang akhirnya akan membawa kita kepada keselamatan. Nah, apakah hanya dengan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya bahwa Allah membangkitkan Tuhan dari antara orang mati, maka kita pasti selamat?
Kedengarannya memang aneh dan tidak masuk akal. Semudah itukah jika ingin selamat? Hanya mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya bahwa Ia telah dibangkitkan dari antara orang mati? Jawabannya adalah BENAR! Namun hal itu tidaklah mudah untuk dilakukan.
Mungkin setiap umat Kristiani mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati, namun tidak semua selamat. Mengapa?
Jawabannya adalah karena mereka tidak benar-benar percaya! Jika setiap orang percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka mereka tidak akan takut untuk melaksanakan seluruh perintah Tuhan maupun ajaran Tuhan (Injil).
Seperti yang kita ketahui, inti ajaran Tuhan adalah Cinta Kasih. Tuhan Yesus merangkum 10 Perintah Allah yang diwariskan kepada Musa menjadi 2 hukum Cinta Kasih yang terutama, yaitu: (1) "...Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." (Matius 22:37) dan (2) "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 22:39).
Banyak dari kita yang mengabaikan kedua hukum utama di atas. Kita selalu mementingkan urusan kita daripada Tuhan Allah kita. Kita tidak berani menuruti segala contoh dan ajaran Tuhan Yesus. Kita sering takut akan hal-hal duniawi (seperti jatuh miskin, dikucilkan, dimanfaatkan) jika kita sepenuhnya melaksanakan ajaran Tuhan Yesus.
Namun jika kita berani untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan mengikuti teladan-Nya, maka kita tidak akan mendapatkan celaka. Celaka dalam hal ini tidak selalu celaka maut. Mungkin kita sering takut mendapatkan malu krn akan dicela, jatuh miskin, diremehkan, dan lainnya jika kita sepenuhnya menjalankan Injil, itulah celaka bagi kita. Dalam Roma 10: 11, kita diteguhkan agar tidak takut Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.".
Jadi jika kita benar-benar percaya (dalam arti sesungguhnya) dengan iman kita bahwa Yesus telah wafat dan bangkit dari antara orang mati, maka kita akan senantiasa melakukan Injil dalam kehidupan kita dan kita akan diselamatkan-Nya sebab Tuhan Allah kita adalah Allah yang hidup dan berkuasa, bukan allah orang mati. Tuhan tidak pernah tidur dan tidak pernah sedetik pun mengalihkan pandangan-Nya kepada umat pilihan-Nya.
Mereka yang mengaku dengan mulutnya masing-masing bahwa Yesus adalah Tuhan, maka akan selamat.
Hal ini terdengar mustahil dan menggelikan, namun jangan dianggap remeh! "Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia?...." (Roma 10:14).
Akankah seorang anak kecil berseru kepada orang tua mereka untuk membelikan sesuatu yang diinginkannya jika dia sendiri tidak percaya kepada orang tuanya? Dan akankah orang tua langsung memberikan apa yang anaknya serukan jika anaknya itu tidak melakukan kehendak, ajaran, teladan, dan perintah dari mereka?
Sama halnya dengan Bapa kita di Surga. "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21).
Maka dari itu, percayalah kepada Yesus, percayalah akan segala ajaran dan teladan Yesus semasa hidup-Nya di dunia dan berserulah kepada Dia, yang telah bangkit dari antara orang mati, maka kita juga akan diselamatkan. Percayalah akan segala rencana-Nya. Percayalah akan segala kemurahan hati dan janji-Nya. Percayalah bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan orang yang berkenan kepada-Nya. Niscaya kita akan memperoleh keselamatan.
Damai Tuhan kita selalu beserta kita sekarang dan selama-lamanya. Amin.
Jumat, 08 November 2013
Mengampuni sesama kita sebanyak 70 x 7 kali alias 490 kali doang kah?
Rabu, 06 November 2013
Tuhan itu suka menghajar orang? Berarti jahat dong Tuhan kita?
Rabu, 02 Oktober 2013
"TriTunggal Maha Kudus"??? Allah kita ada 3 dong? Tapi kok juga satu?
Shalom sahabat terkasih dalam Kristus,
gimana kabarnya setelah lama tidak jumpa? semoga damai Tuhan kita Yesus Kristus senantiasa beserta kita.