Sabtu, 07 Desember 2013

Batas Pergaulan

"Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama." (1Korintus 5:11).

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kali ini penulis hanya copas dari broadcast yang diterima dari rekan seiman, mengenai batas pergaulan.

Kita sering mendengar nasihat semacam ini: “Bergaullah dengan orang yang positif agar kualitas diri kita tumbuh semakin positif.” Nasihat yang baik, namun kurang berimbang karena, secara halus, mendorong kita untuk menjauhi orang yang negatif. Dengan kriteria itu, Yesus termasuk orang yang salah bergaul. Dia dijuluki sebagai sahabat orang berdosa, pemabuk, dan lain-lain.
Orang seperti apakah yang patut kita jauhi? Orang itu berbuat dosa yang tidak lazim dan lebih bobrok dari perbuatan orang berdosa pada umumnya. Secara tersirat, orang itu bukan sedang bergumul melawan dosa, melainkan menikmati dosanya dan tidak malu memamerkan dosanya. Dan, orang itu mengaku sebagai orang Kristen, padahal sejatinya ia tidak percaya pada Tuhan Yesus Kristus.

Maksud ayat ini mengucilkan / menjauhi orang2 tersebut ini bukan untuk membinasakan jiwanya ataupun karena sentimen pribadi, melainkan untuk mendisiplinkan mereka. Dengan maksud menyelamatkan dan memulihkan mereka. Dan maksud lain ayat tsb, kita tidak boleh ikut dalam perbuatan mereka. Karena YESUS mengajarkan kita untuk berdamai dengan semua orang (Rom. 12:18) dan mengasihi siapa saja. Terhadap musuh pun, kita diminta mendoakan dan memberkati (Mat. 5:44). Lalu, siapa yang tersisa untuk kita benci?

FOKUS DALAM PERGAULAN BUKANLAH MENGUCILKAN ORANG TERTENTU,
MELAINKAN MELAYANI DAN MENGASIHI SEMUA ORANG

( ~ _ ~ )
.    (")(")
☆˚◦°•˚◦♥ O:) äмiπ O:) ♥˚◦°•˚◦☆

Tidak ada komentar:

Posting Komentar