Sabtu, 07 Desember 2013

Layakkah para gembala saling berebut domba?

"Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?" (Yakobus 4:1).

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Topik yang dibahas adalah mengenai gembala. Jika membaca berita akhir-akhir ini ada pendeta yang saling menuntut. Pantaskah gembala saling berebut domba? Ataukah pantas jika gereja diperlakukan layaknya perusahaan, yang dapat diperebutkan hak dan akte pendiriannya? Apakah makna gereja saat ini telah luntur? Ataukah pendeta sekarang merupakan suatu mata pencaharian dan bukan sebagai pelayanan yang tulus untuk menggembalakan domba Allah?

Melihat pemberitaan dimana pendeta saling menuntut akibat perubahan akta pendirian gereja yang tersebar dari surat kabar terkenal di Surabaya, sepatutnya kita sebagai umat Kristen MALU! Gereja seharusnya memiliki arti perkumpulan jemaat Allah, dimana kita saling berbagi, saling menguatkan, dan saling memberkati.
Namun akhir-akhir ini muncul banyak jenis gereja yang fokusnya sudah tidak lagi murni penggembalaan domba Allah, melainkan merupakan sarana mata pencaharian. Banyak gereja yang berdiri layaknya sebuah perusahaan yang kepemilikannya harus jelas dan pembagian "harta"nya harus adil.

" Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri." (1 Petrus 5:2). Jika para pemimpin agama Kristen benar-benar mengerti makna dari apa yang ingin ditekankan oleh Rasul Petrus dalam penggalan kitab tersebut, maka sejatinya tidak akan pernah ada perebutan hak atas gereja dan tidak akan ada saling tuntut antar pendeta. Miris dan perih memang hati ini membaca berita tersebut. Bukankah seorang pendeta harus memberi contoh kepada umatnya? Bukankah pendeta harus dapat merendahkan dirinya dan melayani sesamanya seperti yang telah diteladankan oleh Yesus sendiri?
Jika pendeta sendiri saling tuntut mengenai persoalan akta gereja, bagaimanakah mereka dapat menggembalakan secara sukarela domba Allah yang dipercayakan kepada mereka oleh-Nya?

Tidak mudah menjadi pemimpin agama dan sangatlah manusiawi jika pendeta juga berbuat dosa. Bahkan tak jarang para rasul pun bertengkar dan berselisih paham mengenai tingkah laku dan pola mengajar. Namun, hendaknya mereka saling menegor dan mendoakan sesama dalam hal perbaikan tingkah laku, bukan saling menuntut melalui jalur hukum. Lagipula Tuhan Yesus sendiri menegor para murid-Nya yang berusaha mencegah orang yang bukan tergolong murid Yesus melakukan mujizat di dalam nama Allah (baca Markus 9:38-40). Sangat tidak pantas jika para pemimpin agama Kristen berebut kepemilikan gereja sebab Gereja (baca: jemaat) bukanlah untuk diperebutkan, melainkan untuk digembalakan sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus!

Marilah kita berdoa agar tidak ada lagi perebutan memalukan seperti ini. Marilah kita menjadi teladan yang baik di tengah dunia.

Berkat Tuhan selalu beserta kita semua. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar