Sabtu, 11 Januari 2014

Mengapa tidak boleh iri dengan orang jahat?

"Jangan iri kepada orang jahat, jangan ingin bergaul dengan mereka" (Amsal 24:1).

Shalom sahabat terkasih dalam Kristus.
Seringkali tanpa bisa dipungkiri, manusia akan cenderung cemburu kepada sesamanya yang lebih di atas baik dari segi harta, prestasi, nilai, dan kehidupan. Ada kalanya juga manusia memperoleh semuanya itu dari perbuatan jahat seperti curang, suap, korupsi, merampok, menipu, dan sebagainya. 

Yang terbaru akhir-akhir ini adalah berita tentang pejabat pemerintah yang banyak tertangkap korupsi dan suap. Sudah bukan rahasia umum lagi jika para pejabat hidup dalam kemewahan bergelimang harta, namun setelah terusut, beberapa dari mereka melakukan hal jahat guna memperoleh segala yang diinginkan. Dan parahnya lagi, kita iri kepada mereka.

Kita pasti sering berpikir: enak betul jadi pejabat, hidup enak, kerjaan mudah, sering bertamasya dengan kedok kunjungan kerja, hidup hedon, masih juga menerima suap dan korupsi. Kita sering iri kepada mereka yang tidak menunaikan tugasnya dengan semestinya. Namun hati-hati! Sebab perasaan iri merupakan satu dari tujuh dosa pokok yang mematikan. Dalam Amsal, kita diperingatkan agar kita tidak iri kepada orang jahat dan jangan ingin bergaul dengan orang jahat. Mengapa? Bukankah kalau cuma bergaul asal tidak ikut terseret di dalamnya itu tidak masalah? Bukankah kita harus bergaul dengan siapa saja?

"Karena hati mereka memikirkan penindasan dan bibir mereka membicarakan bencana." (Amsal 24:2).
Barangsiapa yang sering berbuat jahat demi keuntungan pribadi, di dalam hati mereka akan tetap berorientasi pada kejahatan. Mereka akan cenderung menindas orang yang lebih lemah guna mempertahankan posisinya. Mereka tidak akan segan melakukan tindakan keji yang merugikan banyak pihak, terutama masyarakat kecil, guna mempertahankan posisi, kekayaan, dan kekuasaannya. Oleh karena itu, janganlah bergaul dengan orang seperti itu agar kita tidak terseret ke dalam pola pikir dan pola hidup mereka.

Namun, akhir-akhir ini mulai terkuak dan terbongkar satu per satu kejahatan para pejabat nakal yang korupsi dan menerima suap. Sebagai umat pilihan Allah, kita selayaknya mendoakan mereka agar jera dan bertobat. "Jangan bersuka cita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok, supaya Tuhan tidak melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan murkanya daripada orang itu." (Amsal 24:17-18).

Yakin dan percayalah bahwa Allah membenci orang yang fasik dan tidak akan tinggal diam jika orang yang benar ditindas oleh orang fasik. Jangan pernah iri dengan orang jahat dan fasik yang lebih sukses daripada kita karena orang jahat tidak memiliki masa depan, itulah perkataan dalam kitab suci.

Marilah kita belajar untuk tidak iri kepada orang yang kaya karena kejahatan, berandai-andai menjadi mereka pun jangan sehingga kita mampu menjadi diri kita sendiri dan tetap megikuti ajaran Tuhan kita, Yesus Kristus.
Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar