Kamis, 09 Januari 2014

Beranikah kita menjadi sempurna?

"Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48).

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Petikan ayat di atas seolah-olah melawan arti ungkapan Tidak Ada Gading yang Tak Retak, atau lebih dikenal dengan arti tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada manusia yang sempurna mengindikasikan bahwa manusia tidak akan pernah bisa mencapai kesempurnaan, namun bagaimana pandangan tersebut dalam Alkitab?

Menurut Firman Tuhan dalam Alkitab, manusia dapat menjadi sempurna, bahkan Tuhan Yesus telah terlebih dahulu memberi contoh kepada kita sekaligus mengajak kita untuk menjadi sempurna sama seperti Bapa kita yang di sorga adalah sempurna. Faktanya, selama ini tidak ada manusia yang sempurna. Manusia selalu hidup dalam dosa, apakah itu berarti Alkitab berbohong? Sekali-kali TIDAK! Alkitab adalah kitab suci berisi kebenaran mutlak sebab sabda Allah lah yang tertuang di dalamnya.
Berarti, yang benar yang mana?

Manusia memang tidak ada yang sempurna, tapi bukan berarti manusia tidak bisa sempurna. Manusia tidak berani menjadi sempurna. Kata Yesus kepadanya:"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Matius 19:21). Mengapa kita harus menjual semua harta kita untuk dapat sempurna? Seperti yang telah dibahas dalam topik sebelumnya di tahun 2013, kata "harta" di sini bukan hanya uang dan kekayaan saja, melainkan sesuatu duniawi yang mengikat kita dan yang kita dewakan dan dambakan selain Allah. "Harta" dapat juga berarti keluarga, orang kesayangan, barang kesayangan, aktivitas, kesenangan, dan diri kita sendiri. "Menjual harta" bukan berarti menjual keluarga dan orang kesayangan, melainkan kita harus berani untuk menomer-satukan Tuhan Allah kita diatas segalanya. Kita harus berani melepas keluarga dan orang kesayangan kita yang membelenggu kita dalam belenggu dosa.

Mengapa kita harus berani melepaskan mereka? Bukankah Firman Tuhan berkata untuk menyayangi orang lain seperti diri kita sendiri?
Memang benar, kita harus mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri. Keluarga bukanlah satu-satunya "orang lain". Sesama kita manusia yang tidak terikat hubungan darah pun termasuk orang lain. Tidak banyak manusia yang mampu mencintai orang lain tersebut seperti mencintai diri sendiri.
Melepas mereka hanya jika mereka mengikat dan membelenggu kita dalam dosa.

Bolehkah kita mengikut Tuhan tanpa menjual seluruh harta kita? Akankah kita menjadi sempurna? BISA!
Jika kita benar-benar mengikut Tuhan, sama seperti Tuhan Yesus, tanpa menjual seluruh harta pun kita dapat menjadi sempurna. Pertanyaannya adalah: Beranikah kita?
Beranikah kita memberikan pendapatan kita demi kemajuan setiap sesama kita yang berkekurangan?
Beranikah kita menegor orang yang lebih berkuasa daripada kita jika orang tersebut berbuat salah?
Beranikah kita menekan ego kita untuk melayani sesama kita yang miskin dan menderita?
Beranikah kita memperjuangkan dan menyuarakan kebenaran dan keadilan di lingkungan kita?
Beranikah kita untuk tetap hidup saleh dan tidak terpengaruh pada kebiasaan dunia?

Tuhan Yesus telah membuktikan bahwa dengan hidup selalu taat pada Allah Bapa, maka kehidupan kita tidak akan berkekurangan. Pernahkah kita sekalipun membaca dalam kitab suci bahwa Tuhan Yesus berbuat dosa? Sekalipun dicobai, baik oleh iblis maupun manusia, Tuhan Yesus tidak berbuat dosa.
Ketika Maria Magdalena akan dirajam batu akibat terpergok berzinah, adakah Tuhan Yesus menyalahkannya? Adakah Tuhan Yesus mengolok dan menghukumnya? Tuhan Yesus justru menyadarkan para penghakim dan pendosa itu sendiri. Hukum yang selalu dibawa adalah hukum cinta kasih.
Beranikah kita untuk tetap menegakkan dan melaksanakan hukum cinta kasih di dunia ini?

Marilah kita selalu memohon kekuatan kepada Tuhan untuk menghadapi segala godaan dan tantangan yang ada di dunia ini sehingga kita dapat menjadi sempurna, sama seperti Bapa kita adalah sempurna.
Berkat Tuhan selalu menyertai kita semua. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar