Minggu, 19 Januari 2014

Mendapatkan uang dengan cara licik tidak akan membuatmu kaya!

"Tak bergunalah dan jahatlah orang yang hidup dengan mulut serong, yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran." (Amsal 6:12 & 14).

Shalom saudara terkasih dalam Kristus.
Di dunia yang serba susah ini, banyak orang yang berusaha dengan cara licik, tipu sana-tipu sini, dan sebagainya untuk mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan duniawi mereka. Apakah kita salah satu dari mereka? Perkara yang bagaimanakah yang dibenci oleh Allah Bapa kita?

Sebagai ilustrasi, pada hari minggu, penulis mengalami suatu peristiwa yang kurang mengenakkan. Sepulang dari gereja, ketika sedang enaknya mengendarai mobil, segerombolan abdi masyarakat bagian lalu lintas mencegat dan memberhentikan banyak mobil, termasuk mobil penulis. Dengan berbagai alasan yang tidak jelas dan terkesan tidak mau tahu, mereka meminta pengemudi untuk keluar dari mobil. Ternyata alasannya sungguh aneh, yaitu memotong markah jalan. Padahal markah jalan saat itu masih putus-putus dan letak mereka sangat jauh serong dari lokasi garis markah (per-tigaan jalan besar). Ketika didebat oleh pengemudi bahwa markah tersebut masih putus-putus saat mobilnya pindah lajur, si abdi masyarakat bagian lalu lintas itu bersikukuh menyatakan pengemudi bersalah dengan alasan roda depan mobil memang pindah jalur saat markah putus-putus namun roda belakangnya menginjak garis markah. Alasan yang terkesan memaksa tersebut sangat menjengkelkan hati, dan abdi masyarakat bagian lalu lintas itu pun mengajak "damai" si pengemudi.

Dari ilustrasi di atas, seorang abdi dan pengayom masyarakat justru dengan liciknya mencari kesalahan. Bagai pagar makan tanaman. Jika diteruskan berlarut, maka tipu muslihat tersebut akan berbuntut pada pertengkaran. Dalam Alkitab disebutkan tindakan tersebut sebagai tidak berguna! Hal tersebut sering dijumpai di manapun. Banyak orang bekerja dengan tidak jujur hanya demi cepat kaya dengan cara menipu dan mengambil harta milik orang lain. Sama halnya dengan korupsi. 

Mendapatkan uang dengan cara licik tidak akan membuat kita menjadi kaya! Mengapa? Karena Allah Bapa kita sangat membencinya dan jika Allah kita tidak berpihak kepada kita, akankah pintu rezeki dibukakan untuk kita? TIDAK AKAN! "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikan lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen." (Amsal 6:6-8). Ayat tersebut menegor kita agar kita tidak bekerja seperti orang malas yang tidak bekerja semestinya jika tidak ada pemimpin yang mengawasi. Manusia cenderung tidak bekerja dengan benar jika tidak ada pemimpin, pengatur dan penguasanya yang mengawasi. Banyak yang korupsi, banyak yang menggelapkan uang perusahaan, dan sebagainya. Apakah kita salah satu dari mereka? Coba kita renungkan baik-baik agar kelak pintu rezeki tidak ditutup daripada kita.

Perkara-perkara yang dibenci Allah menurut Amsal 6:17-19 adalah: "mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara".

Marilah kita sama-sama membenahi diri kita jika kita masih masuk dalam kategori orang yang bekerja dengan licik dan masih memiliki kriteria perkara yang sangat dibenci oleh Allah Bapa kita agar senantiasa kita tidak memusuhi Allah Bapa kita. 
Berkat Tuhan selalu beserta kita sekalian. Amin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar