"Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." - Yoh 14:14
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Masalah tentu akan ada setiap hari dalam kehidupan kita, baik kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun kehidupan rohani kita. Ada kalanya kita memohon bantuan Tuhan Yesus, namun hal yang sering salah kaprah adalah pemahaman kita atas janji Tuhan dimana Dia akan melakukan permintaan yang kita minta di dalam nama-Nya. Kita sering mengambil sepenggal-sepenggal ayat Alkitab guna melakukan pembenaran atas apa yang kita lakukan.
Pernyataan Tuhan dalam Yoh 14:14 itu sebenarnya tidak boleh ditafsirkan mentah-mentah bahwa jika kita meminta sesuatu maka Tuhan akan melakukannya untuk kita. Kita seharusnya membaca satu perikop utuh dimana kondisi tersebut diucapkan Tuhan kepada para murid-Nya yang mulai gelisah takut kehilangan arah (Yoh 14:5). Pada saat itu juga Tuhan Yesus menyatakan bahwa siapa saja yang percaya kepada-Nya akan melakukan pekerjaan-Nya. Barulah setelah itu Tuhan menyatakan bahwa Ia akan melakukan apa yang kita minta kepada-Nya.
Seringkali kita dalam menghadapi masalah, langsung berdoa kepada Tuhan memohon pemecahan masalah dengan singkat segera dan ekspres, padahal bukan itu yang Tuhan mau dari kita. Ada baiknya jika kita berdoa adalah memohon kekuatan untuk menghadapi masalah, bukan meminta Tuhan agar memecahkan masalah untuk kita sedangkan kita tidak berusaha untuk instrospeksi dan memperbaiki diri.
Pada suatu ketika ada seorang kristiani yang melakukan kesaksian di gereja mengenai mukjizat Tuhan dalam hidupnya. Orang itu bersaksi bahwa ia difitnah oleh rekan kerjanya sehingga dimusuhi oleh atasannya. Gaji orang itu tidak dikeluarkan karena dianggap sebagai uang pengganti kerugian yang diderita oleh perusahaan dan ia tidak diperbolehkan mengundurkan diri hingga seluruh kerugian tersebut terbayarkan. Singkat cerita, ia berdoa minta Tuhan Yesus menyelesaikan masalahnya. Tiap hari ia berdoa yang sama hingga bulan berikutnya ia mendapatkan jalan keluarnya.
Di akhir cerita, seorang pendeta yang mendatangi kebaktian tersebut berdiri dan dengan lembut menegur orang itu dengan mengatakan bahwa seharusnya tidak baik memperlakukan kalimat "Ya Tuhan.... " sebagai 'mantra' (saya menggunakan istilah mantra bukan merujuk pada dunia gelap dan sejenisnya, melainkan merujuk pada istilah unik untuk kalimat yang sering diucapkan) untuk menyelesaikan masalahnya. Pendeta itu mengatakan seharusnya yang dijadikan 'mantra' adalah kalimat "Puji Tuhan" di dalam keadaan apapun, dalam suka maupun duka.
Pendeta itu pun mengatakan bahwa doa yang seharusnya kita doakan setiap saat adalah doa Bapa Kami, bukan melulu doa permohonan.
Mengapa?
Karena manusia hanya mengatakan kalimat "Ya Tuhan..." ketika ia sedih saja dan "Puji Tuhan" ketika masalahnya terselesaikan. Namun lebih sering yang terucap adalah kalimat "Ya Tuhan....." sehingga seolah-olah kalimat itu menjadi mantra kita dalam menyelesaikan masalah. Dan ketika masalah tak kunjung terselesaikan, manusia cenderung mengalami kepahitan 'gagal mantra' serta jarang mengucapkan "Puji Tuhan".
Para rasul pun selalu mengingatkan kita agar selalu bersyukur dan memuji Tuhan dalam segala hal dan dalam kondisi apapun yang kita alami.
Tuhan memberkati. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar