Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka". Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. - Kej 6:5-8
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Tokoh dalam Alkitab kali ini yang akan kita pelajari adalah Nuh.
Siapakah Nuh itu? Hal apa yang dapat kita pelajari dari Nuh?
Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah (Kej 6:9). Di saat seluruh manusia melakukan dosa dan Allah melihat bahwa bumi itu telah rusak karena banyaknya kekerasan, keluarga Nuh justru menjadi satu-satunya keluarga yang tetap bergaul dengan Allah. Imannya tidak kendur meskipun seluruh manusia di sekitarnya hidup jahat.
Maka ketika Allah memutuskan untuk memusnahkan seluruh makhluk hidup di muka bumi, hanya Nuh dan keluarganyalah yang mendapatkan belas kasih di mata Allah sehingga Allah memberitahukan rencana-Nya kepada Nuh dan membimbing Nuh beserta keluarganya agar tidak binasa.
Pada cerita/film rohani tentang Nuh, sering kita dengar/lihat bahwa orang sekitar Nuh mengolok Nuh, bahkan menganggap Nuh dan keluarganya gila karena membangun bahtera yang besar, namun Nuh tetap beriman kepada Allah dan menuruti perintah dan petunjuk Allah.
Singkat cerita, datanglah air bah dan hanya Nuh beserta keluarga dan hewan-hewan yang dibawanyalah yang selamat dari murka Allah.
Sama halnya dengan kehidupan kita sekarang.
Tak sedikit orang-orang di sekitar kita yang, mungkin tidak secara langsung, dapat melemahkan iman kita kepada Tuhan. Misalnya melihat orang yang selalu rajin ke gereja dan memuji Allah namun kehidupan di luar gerejanya main tipu sana - tipu sini. Atau pendeta yang kotbahnya menggelegar namun ternyata melakukan korupsi dana gereja. Atau pastor yang di muka jemaatnya selalu mengajarkan kebaikan padahal di luar gereja melakukan tindakan pelecehan.
Kejadian semacam itu secara tidak kita sadari akan menggerus dan melemahkan iman kita kepada Tuhan. Mungkin kita merasa kecewa dan menyesal mengikuti ajaran orang tersebut.
Bagaimana kita seharusnya menyikapinya?
Seorang teman seiman selalu mengingatkan saya bahwa jangan melihat agama Kristen/Katolik dari tingkat laku orangnya. Lihatlah dari sisi ajaran dan lihatlah (teladanilah) Tuhan Yesus, karena manusia itu tidak ada yang sempurna, pendeta maupun pastor jugalah manusia (daging) sama seperti kita. Perbedaan kita kaum awam dengan pendeta maupun pastor hanyalah ilmu mengenai Alkitab. Pendeta dan pastor lebih dalam dan intens dalam mempelajari Alkitab, di luar itu kita adalah sama-sama manusia.
Jadi ketika melihat orang kristiani melakukan tindakan dosa, janganlah hal itu turut melemahkan iman kita kepada Tuhan.
Apa langkah yang bisa kita ambil?
Tetap bertekun pada Tuhan, rajin berdoa (bawalah segala beban pikiran kita dalam doa), rajin membaca Alkitab, ikuti perkumpulan doa agar dapat saling menguatkan iman kita.
Namun perlu diingat, semakin kita bergaul akrab dengan Tuhan, maka akan semakin banyak kita merasa bahwa tindakan manusia itu banyak dosa. Sekali lagi janganlah hal itu menjadi pengendur iman kita kepada Tuhan. Justru buatlah hal itu pemacu diri kita untuk semakin dekat dengan Allah sehingga kita semakin mampu membedakan tindakan dosa (jahat) dengan yang baik.
Jadilah seperti Nuh dan keluarganya yang selalu berpegang teguh pada iman akan Allah meskipun orang-orang sekitarnya sangat berdosa.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar