Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya. (Mat 3: 15)
Shalom saudara-saudari terkasih,
Penggalan percakapan di atas terjadi pada awal Tuhan Yesus akan memulai misi pemberitaan Injil. Tuhan Yesus datang kepada Yohanes (pembaptis) untuk dibaptis. Awalnya Yohanes menolak sebab Yohanes mengetahui bahwa sosok yang dihadapannya adalah Anak Allah, dimana Yohanes sendiri bersaksi bahwa melepaskan kasut-Nya pun ia merasa tidak pantas (Mat 3: 11). Akan tetapi Tuhan Yesus tetap meminta Yohanes untuk membaptis-Nya agar tergenapilah kehendak Allah.
Ajaran dan Teladan apa yang ditunjukkan Tuhan Yesus?
-) Tuhan Yesus ingin mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan tidak sombong.
Meskipun Ia adalah Anak Allah yang Maha Tinggi, Ia tetap mau dibaptis oleh Yohanes (pembaptis), yang adalah seorang manusia, meskipun Yohanes sendiri mengakui bahwa tidak layaklah Ia untuk dibaptis oleh seorang manusia.
-) Tuhan Yesus ingin mengajarkan ketaatan kepada seluruh kehendak Allah.
Mengetahui bahwa Yohanes mengenal siapa diri-Nya, Yesus tetap meminta Yohanes untuk membaptis-Nya karena hal itu merupakan kehendak Allah. Meskipun Yohanes dengan halus menolak dan malah meminta-Nya untuk membaptisnya, Yesus tetap berusaha menggenapi kehendak Allah.
Dapatkah kita manusia meneladani dan melakukan apa yang diajarkan oleh Tuhan kita?
Kita sering meremehkan orang lain yang 'di bawah' kita, baik dari standar kehidupan, jenis pekerjaan, status sosial, pangkat, dan sebagainya. Tak jarang kita bertindak atau berkata-kata kasar kepada orang yang 'di bawah kita'. Padahal kita tahu bahwa Tuhan Yesus tidak pernah meng-kotak-kotakkan manusia berdasarkan strata sosial, jenis pekerjaan, dan pangkat. Tuhan Yesus memberi teladan kepada kita untuk rendah hati dan menghormati sesama, tidak ada pekerjaan hina asalkan sesuai dengan kehendak Allah.
Bagi kita yang masih sering membentak bawahan/ pembantu/ pengemis/ tukang sampah/ orang lain yang kita anggap 'di bawah kita', marilah kita menghancurkan anggapan 'di bawah kita' itu dan posisikan mereka sejajar dengan kita karena hubungan hanyalah ada dua, yaitu horisontal sejajar (yaitu dengan sesama manusia) dengan vertikal ke atas (yaitu dengan Tuhan Allah Bapa).
Ketika kita telah mampu menghancurkan anggapan itu, niscaya kita dapat hidup menggenapi kehendak Allah dan hidup kita juga akan lebih damai sejahtera.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar