Rabu, 28 September 2016

Mengapa pendalaman Alkitab diperlukan? -part 2-

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:19-20)

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Mengapa pendalaman Alkitab diperlukan?
Bagian ini merupakan pendahuluan yang mendasari mengapa kita perlu mendalami Alkitab dan mengenal ajaran-ajaran Tuhan Yesus.
Kita sudah mengetahui bahwa Tuhan Yesus selalu mengajarkan Kasih, dan hukum yang disampaikan untuk manusia hanyalah  ada dua poin saja, simple bukan? (baca Mat 22: 34-40 mengenai Hukum yang terutama).

Namun ada kalanya kita dalam perkumpulan rohani (gereja) melupakan dua poin hukum yang terutama tersebut. Saat berkhotbah, tidak sedikit pemimpin misa/kebaktian di gereja menyisipkan sindiran yang 'menghakimi' gereja lainnya. Tidak jarang juga gereja saling memperebutkan umat/jemaat. Padahal bukankah sumber pengajaran umat kristiani itu sama, yaitu Alkitab? Apakah hal itu yang dikehendaki Tuhan Yesus?
Sebelum naik ke surga, Tuhan Yesus berpesan kepada para murid-Nya agar menjadikan semua bangsa murid-Nya dan mengajari seluruh bangsa tentang segala sesuatu yang pernah diajarkan dan diperintahkan-Nya. Pernahkah Tuhan menjelek-jelekkan ajaran lainnya? Tentu tidak pernah. Pernahkah Tuhan saling memperebutkan umat/jemaat? Tidak pernah!

Zaman ini gereja semakin menjurus kepada hal duniawi (materiil). Ajaran yang disampaikan juga mulai condong ke arah manusiawi sehingga para pengikut (umat/jemaat) juga mulai memperlakukan ibadah/kebaktian sebagai sarana pembenaran diri dan penghiburan (secara jasmani) diri.
Banyak jemaat yang pindah-pindah gereja sampai mendapatkan ajaran/suasana gereja yang sesuai dengan keinginan hatinya. Jika hati mereka berkenan (bahasa inggrisnya: their hearts are pleased with the teachings), maka mereka akan menjadi 'jemaat' gereja tersebut. Namun jika mereka merasa apa yang dikhotbahkan di gereja itu menyinggung perasaan, mereka akan angkat kaki meninggalkan gereja itu.

Siapa yang salah?
Kita tidak berhak menghakimi siapa yang salah dan siapa yang benar. Jika boleh berkata gamblang, kita semua salah (yang benar hanyalah Tuhan).

Bagaimana sewajarnya kita bersikap?
Sebagai pemimpin rohani, mungkin akan lebih bijaksana jika tidak menyisipkan sindiran yang saling menyerang sesama gereja. Sebagai gembala, ajarlah domba-domba kalian kebenaran yang bersumber pada Injil. Jika ingin menegor pihak lain, carilah dulu ayat dalam Alkitab yang mendukung sehingga umat kalian tidak tersesat dengan pemberitaan (khotbah) yang salah.
Sebagai umat/jemaat, bijaksanalah dalam menerima ajaran/khotbah pemimpin kalian. Jangan 'dimakan mentah-mentah' segala khotbah pemimpin di gereja kalian. Pemimpin juga manusia loh, bisa terbawa emosional manusiawi dalam berkhotbah. Cerna dulu segala khotbah dan sandingkan/tandingkan dengan ayat Alkitab, karena hanya Alkitab-lah sumber kebenaran sejati.

Mari berbenah diri.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar