Tempat untuk saling berbagi dan berdiskusi mengenai keimanan kita kepada Injil dan Tuhan Allah kita.
Jumat, 30 September 2016
Setiap manusia bertanggung-jawab atas dirinya!
Kamis, 29 September 2016
Ajaran dan Teladan Tuhan Yesus -part 1-
Rabu, 28 September 2016
Mengapa pendalaman Alkitab diperlukan? -part 2-
Selasa, 27 September 2016
Beraliansi dengan Pihak yang Kuat
Minggu, 25 September 2016
Jangan Cuek Melihat Orang Lain Berbuat Dosa.
Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. (Yeh 3:18).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kali ini mari kita pelajari makna saling menegor, mengingatkan, dan memperhatikan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, tentu tidak terlepas dari masyarakat, baik orang yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal.
Bagaimana kita bersikap dan bertindak?
Kita tahu bahwa sebagai umat Kristiani, kita dituntut oleh Tuhan untuk saling mengasihi sesama kita (ingat hukum kasih yang ke-2? Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri). Siapakah sesama kita? Apakah hanya orang yang kita kenal saja?
Sesama kita adalah semua orang di sekitar kita tanpa memandang apakah kita mengenalnya atau tidak, tanpa memandang apakah kita menyukainya atau tidak.
Menegor/mengingatkan orang yang kita kenal merupakan hal yang wajar, namun Allah menuntut kita lebih lagi, yaitu menegor dan mengingatkan semua orang atas kesalahan mereka, terlepas kita kenal atau tidak kenal.
Memang hal itu terdengar tidak masuk akal (hal yang bodoh) untuk dilakukan, tapi itulah pemikiran Allah yang berbeda dengan pemikiran manusia.
Lihatlah Yehezkiel, yang ditunjuk Allah sebagai penjaga Israel. Apakah Yehezkiel kenal semua orang Israel? Tentu tidak.
Apakah Yehezkiel, meskipun dipilih Allah, mampu dengan mudah menjaga dan menegor umat Israel? Tentu tidak. (Yeh 3: 7-8).
Akan tetapi, Allah mewajibkan Yehezkiel untuk menegor dan mengingatkan seluruh orang Israel atas segala kesalahannya dan kembali kepada kebenaran. Jika Yehezkiel tidak mengingatkan orang yang melakukan kejahatan akan kejahatannya sehingga orang itu mati karena kejahatannya, maka Allah akan menuntut pertanggungan jawab kepada Yehezkiel (Yeh 3: 18-21).
Kita sering melihat orang lain melakukan hal jahat kepada orang lain, akan tetapi jarang kita menegor/mengingatkan orang itu akan perbuatannya dengan alasan bahwa kita tidak kenal orang itu. Sikap cuek dan masa bodoh kepada orang lain atas kejahatannya itu merupakan sikap yang salah dan Allah akan menuntut pertanggungan jawab kepada kita. Mengapa?
Karena Tuhan meminta kita untuk mencintai sesama kita (semua orang) seperti diri kita sendiri. Apakah kita mau melihat diri kita mati karena kejahatan kita? Tentu tidak kan?
Terlebih lagi kita sebagai umat Kristiani diwajibkan untuk mengenal Tuhan lebih dalam lagi melalui teladan dan ajaran-Nya sehingga kita akan lebih mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat.
Menegor/mengingatkan di sini lebih kepada sikap ramah, jangan membentak atau memerintah dengan nada sok. Niscaya orang tersebut akan terselamatkan hidupnya.
Mari kita belajar untuk peduli dan tidak cuek terhadap orang lain di sekitar kita.
Mari saling menegor dan mengingatkan agar kita sama-sama memperoleh keselamatan.
Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.
Sabtu, 24 September 2016
Tahukah Kamu apa Kalimat 'Mantra' umat Kristiani?
Jumat, 23 September 2016
Jangan Biarkan Orang Sekelilingmu Melemahkan Imanmu kepada Tuhan
Kamis, 22 September 2016
Marah kepada Orang Bebal hanya Membawa Petaka pada Diri Sendiri
Senin, 19 September 2016
Kisah Mordekhai, orang Yahudi yang tulus ikhlas
"Maka titah raja kepada Haman: Segera ambillah pakaian dan kuda itu, seperti yang kau katakan itu, dan lakukan demikian kepada Mordekhai, orang Yahudi, yang duduk di pintu gerbang istana. Sepatah kata pun janganlah kau lalaikan dari pada segala yang kau katakan itu" (Ester 6:10).
Shalom saudara terkasih dalam Kristus.
Kali ini mari kita bahas mengenai kisah Mordekhai.
Bagaimana kisah Mordekhai ini?
Mordekhai adalah seorang Yahudi yang baik hati dan tidak sombong. Ia jugalah yang mengajukan Ester untuk menjadi bakal calon ratu. Dengan tekun ia selalu berjaga di depan pintu istana.
Mordekhai tekun berjaga di depan pintu istana meskipun Ester, wanita yang ia anggap sebagai anaknya sendiri, telah menjadi ratu bagi Raja Ahasyweros. Ia sedikitpun tidak meminta harta dan kekayaan dari sang ratu.
Suatu hari ia mendengar konspirasi dari sida-sida raja untuk membunuh sang raja. Dengan segera ia memberitahukan hal itu kepada Ratu Ester agar dapat diberitahukannya kepada raja. Dan singkat cerita, rencana pembunuhan tersebut pun berhasil digagalkan.
Peristiwa tersebut dan jasa dari Mordekhai pun dicatat oleh raja dalam kitab sejarah, sesuai dengan kebiasaan raja pada saat itu.
Pada saat itu pun Mordekhai tidak meminta imbalan jasa apapun dari raja maupun ratu.
Pada suatu hari, Haman, petinggi raja, berjalan ke depan pintu istana. Pada saat itu, sesuai titah raja, semua orang wajib melakukan hormat sujud kepada Haman.
Semua pegawai istana melakukan hormat, kecuali Mordekhai.
Haman yang tinggi hati itu merasa terhina karena Mordekhai tidak sujud kepadanya.
Maka Haman, yang mengetahui bahwa Mordekhai adalah orang Yahudi, memikirkan tipu muslihat dengan mengadukan kepada raja bahwa ada suku yang tidak menuruti perintah raja (tanpa menyebutkan bahwa titah yang dilanggar hanyalah titah sujud di hadapan Haman) dan mohon raja mengeluarkan titah untuk membunuh semua orang bangsa itu.
Raja mengeluarkan titah kepada Haman untuk melakukan tindakan yang pantas untuk bangsa itu.
Maka Haman mengatas-namakan raja mengeluarkan titah untuk membunuh semua orang Yahudi.
Mengetahui hal itu, Mordekhai langsung berkabung dan menghubungi ratu Ester agar ratu Esther dapat meminta belas kasih sang raja untuk bangsa Yahudi.
Sang ratu pun meminta agar Mordekhai bersama dengan bangsa Yahudi yang masih hidup untul berpuasa agar Tuhan menyertai ratu Ester.
Setelah membunuh banyak orang Yahudi, Haman masih panas hatinya melihat bahwa Mordekhai masih tidak sujud di hadapannya. Maka Haman meminta didirikan tiang untuk menggantung Mordekhai di hadapan raja dan ratu sebagai persembahan dan simbol hukuman bagi bangsa yang melanggar titah raja.
Tuhan tentu tidak tinggal diam melihat doa dan puasa bangsa Yahudi.
Maka suatu malam sebelum rencana menggantung Mordekhai, raja dibuat tidak bisa tidur sehingga raja meminta pegawainya untuk membacakan kitab sejarah.
Dalam kitab itu tercatat jasa Mordekhai menggagalkan pembunuhannya. Ketika raja bertanya mengenai penghargaan apa yang telah diberikan atas jasa itu, pegawai raja mengatakan bahwa atas jasanya, Mordekhai tidak meminta dan tidak diberi penghargaan apa-apa.
Esok harinya, raja memanggil Haman dan menanyakan penghargaan apa yang selayaknya diberikan kepada orang yang kepada siapa raja itu berkenan.
Maka segala cara penghargaan diusulkan Haman kepada raja, tanpa mengetahui bahwa orang yang dimaksud oleh raja itu adalah Mordekhai.
Maka raja memberikan titah kepada Haman untuk melakukan itu kepada Mordekhai. Panaslah hati Haman.
Dan pada malam perjamuan ratu dan raja, sang ratu Ester mengadukan tipu muslihat Haman kepada raja.
Dengan panas hati raja memitahkan pasukan untuk menggantung Haman di tiang yang awalnya didirikan Haman sendiri untuk menggantung Mordekhai.
Hikmat apa yang dapat kita petik dari kisah ini?
1) Lakukan segala sesuatu dengan tulus ikhlas.
Mordekhai melakukan segala hal demi keselamatan dan kenikmatan sang raja dengan tulus ikhlas sehingga pada akhirnya sang raja sendiri yang memberikan hadiah lebih dari apa yang pernah ia bayangkan.
Sama halnya dengan kita. Selalu lakukan segala hal dengan tulus ikhlas. Membantu dengan ikhlas, bekerja dengan ikhlas, dan biarkan Tuhan yang membalas kita berlipat ganda di luar yang kita bayangkan.
2) Jadilah seseorang yang tekun dan takut kepada Tuhan.
Orang yang takut akan Tuhan tidak akan pernah meninggalkan Tuhan dalam segala keputusan yang diambil.
Ketika mengetahui bahwa orang Yahudi dibantai oleh Haman, Mordekhai tetap berpegang teguh kepada pertolongan Tuhan dengan berpuasa.
Kita pun sejatinya harus seperti itu dalam menjalani kehidupan. Jangan pernah melepaskan Tuhan, bahkan jangan sekali-kali sampai berani melawan Tuhan! Kita tidak pantas mempertanyakan Tuhan karena segala hal terjadi itu sudah atas izin Tuhan, dan segala hal yang terjadi itu memiliki tujuan baik dan indah pada waktunya.
3) Tuhan tidak tidur dan tutup mata.
Haman melakukan rencana jahat kepada Mordekhai dan kaumnya, bahkan berencana menggantung Mordekhai di depan raja. Namun, pada malam tepat sebelum Mordekhai akan digantung oleh Haman, Tuhan membuat raja Ahasyweros susah tidur sehingga ia membuka kembali kitab sejarah dan membaca jasa Mordekhai.
Jika bukan Tuhan, siapa lagi yang mampu melakukan skenario indah itu?
Tuhan punya rencana yang baik dalam setiap hidup kita asalkan kita selalu berpegang teguh dan percaya kepada-Nya.
Meskipun hal yang menimpa kita terkesan buruk dan tidak adil bagi kita saat ini, tetaplah yakin bahwa Tuhan tidak tidur. Tuhan memiliki suatu rancangan indah dalam membentuk kita menjadi manusia yang lebih baik lagi sehingga pada akhirnya manusia berkembang menuju kepada kesempurnaan layaknya Allah Bapa adalah sempurna adanya.
4) Jangan tinggi hati/congkak dengan penghargaan yang kita dapatkan.
Haman menjadi tinggi hati setelah raja menaikkan pangkatnya lebih tinggi daripada petinggi raja yang lainnya. Hal itu membuat Haman tinggi hati hingga lupa diri. Rasa tinggi hati itu membuat panas hati Haman ketika melihat Mordekhai tidak sujud menghormatinya. Hal itu akhirnya berujung pada kebinasaan Haman sendiri.
Kita pun harus mampu mengendalikan diri kita ketika berhasil mencapai suatu prestasi, jangan sampai dibutakan oleh gila hormat.
Ketika mata kita sudah dibutakan oleh hal seperti itu, maka kebinasaan tidak jauh dari kita.
Mungkin masih ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari kisah Mordekhai ini. Kalian dapat mendalami kisah Mordekhai ini pada kitab Ester bab 2 hingga 7.
Renungkan dan serapi pembelajaran positif dari kisah tokoh Alkitab ini.
Semoga membantu.
Sampai jumpa pada kisah tokoh Alkitab berikutnya.
Tuhan memberkati.