Senin, 29 Juli 2013

Hidup bagaikan masakan... Loh, kok bisa?

Salam damai selalu,
Halo teman-teman terkasih dalam Kristus!
Berjumpa lagi dalam blog diskusi kerohanian.

Kali ini yang akan kita bahas adalah mengenai kehidupan bagaikan masakan. Pasti banyak dari teman-teman sekalian yang bingung maksudnya apa yah.
Memasak memang identik dengan koki dan ibu rumah tangga. Namun jangan salah, teman-teman, kita dapat memetik pelajaran hidup dari memasak loh. Kok bisa begitu? Mari kita bahas lebih lanjut.

Topik ini terinspirasi dari broadcast teman sepersekutuan penulis pada hari minggu kemarin.
Dikatakan bahwa sebuah masakan menjadi sedap karena dimasukkan bumbu-bumbu yang "dipilih" sendiri oleh koki yang memasaknya. Itu berarti bumbu yang digunakan adalah bumbu pilihan yang terbaik.
Sama halnya dengan kehidupan kita akan menjadi indah karena masuknya orang-orang yang Tuhan "ijinkan" dalam kehidupan kita.
Masakan melambangkan kehidupan kita, bumbu pilihan yang dimasukkan adalah orang sekitar kita yang diijinkan Tuhan untuk hadir dalam kehidupan kita, dan koki itu sendiri tak lain dan tak bukan adalah Tuhan kita, Yesus Kristus.

Ketika memasak (wah, Tuhan kita ini chef yang hebat loh), Tuhan akan memasukkan bahan dan bumbu terbaik pilihan-Nya sendiri agar masakan menjadi sedap dan indah.
Ada yang masuk seperti kunyit, walaupun penampilannya jelek tapi sanggup memberi "warna indah" yang sulit dilupakan. Ada yang masuk seperti bawang merah, yang semakin lama bersamanya semakin banyak "air mata" yang tertumpah. Ada yang masuk seperti lada, walaupun nampak kecil halus tapi memberi "kehangatan". Ada juga yang masuk seperti cabe, yang "menipu" dengan warnanya yang menarik tapi membuat "keringat" bercucuran. 
Namun, semuanya itu dibutuhkan agar makanan menjadi sedap dan nikmat. 

Jagalah dan jangan sia-siakan mereka yang masuk dalam kehidupan kita yang memberi kebaikan dalam hidup kita. Syukurilah dan janganlah membenci mereka yang masuk dan "menyakiti" hidup kita karena mereka pun "berperan" dalam menyedapkan pribadi kita.
Semuanya itu Tuhan ijinkan "masuk" untuk merubah segala yang "tidak baik" di dalam pribadi kita untuk menjadi "baik" dan "sedap".

Marilah kita semua menyerahkan sepenuhnya kehidupan kita kepada Tuhan sebagai koki yang sanggup membumbuhi kehidupan kita agar menjadi sedap bagi sesama kita.

Damai sejahtera beserta kita semua. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar