Sabtu, 20 Juli 2013

Di kala pemimpin bersikap munafik, tetap turutilah!!

Shalom teman-teman terkasih dalam Kristus, damai suka cita beserta kita.

Membaca judul bahasan kali ini terkesan kontroversional dan tidak masuk di akal. Memang benar sangat tidak rasional jika harus menuruti perintah orang yang hanya bisanya bicara tanpa melaksanakan apa yang dikatakannya sendiri. Namun jangan langsung tidak setuju dan marah duluan. Mari simak dulu pembahasannya.

Kita tahu bahwa zaman ini banyak pemimpin yang hanya bisa membuat peraturan-peraturan, perintah-perintah serta larangan yang sejatinya baik apabila dilaksanakan bersama, namun kenyataannya mereka sendirilah yang melanggar peraturan dan perintah yang telah dirancangnya.
Mereka gila hormat sehingga membuat peraturan dan perintah sedemikian rupa agar disegani dan dihormati oleh bawahan maupun pengikutnya, padahal di belakangnya adalah busuk dan penuh noda.

Perlu kita sadari bahwa fenomena tersebut bukanlah sesuatu yang baru di dunia ini. Sejak zaman Yesus pun banyak pemimpin dan pemuka agama yang berlaku demikian. Mereka membuat peraturan namun tidak melaksanakannya, bahkan akan menghukum orang lain yang terkesan melanggar peraturan tersebut. Orang-orang tersebut merupakan para ahli taurat dan orang-orang Farisi. "Mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi." (Matius 23:7), demikianlah penilaian Tuhan terhadap para ahli taurat dan orang Farisi yang pada saat itu merupakan orang yang berpengaruh. Dalam Kitab Matius 23:23-36 menceritakan kecaman Tuhan Yesus atas orang Farisi dan ahli taurat.
Jika Tuhan sendiri sudah mengecam tipe orang seperti itu yang munafik, apakah kita masih perlu menuruti perintah dan perkataan mereka? Jawabannya adalah IYA.

Memang terkesan tidak masuk akal dan aneh, namun Tuhan Yesus telah memberikan alasan yang kuat mengapa kita masih harus menuruti perintah para pemimpin yang munafik. Dalam Matius 23:2-3 dapat kita temukan jawabannya, yaitu "Ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.".

Dalam penggalan ayat di atas, kita dapat menganalogikan ahli taurat dan orang Farisi sebagai pemimpin maupun pemuka agama yang munafik di zaman kita. Dikatakan menduduki kursi muka berarti menempati tempat tertinggi dalam suatu komunitas. Memang jika Tuhan tidak berkehendak, tidak mungkin orang tersebut dapat menjadi pemimpin kita. Seorang pemimpin pasti akan membuat peraturan dan perintah serta ajakan yang baik dan mulia sehingga memikat pengikutnya. Namun tidak semua pemimpin melaksanakan peraturan dan ajakan yang mereka buat sendiri.
Namun, Tuhan Yesus tetap ingin kita menuruti segala ajaran dan peraturan yang dibuat oleh pemimpin kita karena peraturan dan ajakan tersebut adalah baik adanya.

Yang perlu ditekankan adalah bahwa Tuhan ingin kita menuruti dan melakukan segala ajakan dan peraturan yang disosialisasikan dan dikeluarkan oleh pemimpin munafik tersebut tapi tanpa menuruti perbuatan mereka.
Memang banyak para pemimpin yang mencanangkan dan membuat peraturan agar tidak korupsi padahal dibalik semua itu mereka sendiri melakukan korupsi. Banyak yang mencanangkan anti-suap padahal mereka sendiri menerima suap secara besar-besaran. Banyak yang menyerukan untuk berbuat baik dan menjauhi larangan agama namun mereka sendiri dengan jelas melanggarnya.
Namun Tuhan Yesus ingin agar kita tidak meneladan tingkah lakunya, melainkan menuruti ajaran dan peraturan yang diberikan kepada kita.

Terkesan tidak adil dan janggal? Memang benar!
Tapi itu tidak boleh kita jadikan alasan untuk melawan dan membela diri kita bila kita melanggar atau tidak menghiraukan aturan dan ajaran mereka.
Ingatlah, Allah Bapa kita di Surga adalah Hakim Agung yang maha Agung dan Maha Bijaksana. Ia sangat membenci hal yang tidak adil. Oleh karena itu, janganlah sampai kita tertangkap saat melanggar ajaran Tuhan Yesus agar kita tidak dimasukkan ke dalam hukuman yang sama dengan pemimpin yang munafik tersebut. Hendaklah kita selalu suci di hadapan-Nya.

So, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan mengikuti perilaku salah dari pemimpin yang munafik? Ataukah kita mengikuti nasihat Tuhan Yesus?

Semoga dengan sharing ini dapat merubah pandangan kita terhadap fenomena tersebut sehingga kita dapat menanggapi dengan perbuatan yang benar dan dapat menampilkan Kerajaan Allah di tengah kehidupan dunia yang penuh kemunafikan.
Marilah kita bersama-sama berusaha mengubah cara pandang kita dan saling mendoakan.

Berkat Tuhan menyertai kita semua sekarang dan selamanya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar