Tempat untuk saling berbagi dan berdiskusi mengenai keimanan kita kepada Injil dan Tuhan Allah kita.
Kamis, 28 November 2013
Hormatilah Ibu Bapamu!
Senin, 25 November 2013
Mulutmu harimaumu! Yang bener?
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" (Efesus 4:26).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Judul kali ini berupa slogan yang sering kita dengar. Maksud dari slogan tersebut adalah agar kita menjaga perkataan yang keluar dari mulut kita. Namun seharusnya yang perlu kita jaga bukanlah mulut kita, melainkan hati dan pikiran kita sebab apa yang keluar dari mulut bersumber pada hati an pikiran kita.
Perkataan kita yang dapat menjadi batu sandungan bagi kita adalah ketika kita marah. Marah merupakan suatu dosa karena marah merupakan suatu kondisi dimana manusia sudah tidak dapat berpikir dengan jernih sehingga pelampiasannya adalah dendam. Marah dapat juga menjadi produk sekaligus produsen dari kata-kata buruk.
"Dan janganlah beri kesempatan kepada iblis" (Efesus 4:27) untuk menguasai kita dengan memanfaatkan kondisi kita saat marah. Marah adalah manusiawi, namun mintalah kepada Bapa di Sorga agar senantiasa memberi limpahan kasihnya sehingga kita dapat mengendalikan diri meskipun kita sedang dalam kondisi marah.
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia" (Efesus 4: 29). Hendaklah seluruh perkataan yang keluar dari mulut kita dapat menjadi berkat bagi sesama kita. Hal ini penulis tegaskan karena pada hari ini, penulis mengalaminya.
Penulis tidak mampu mengendalikan diri saat marah dan mengeluarkan kata-kata kotor dan menyakitkan hati sehingga mengakibatkan penulis kehilangan kebahagiaan sekaligus menghilangkan kebahagiaan orang lain. Penyesalan selalu datang terlambat, oleh karena itu cegahlah.
Jagalah hati dan pikiranmu dari segala dosa karena hal itu akan nampak dari segala perkataan yang keluar dari mulutmu. Mulutmu bukanlah harimaumu. Harimau tidak dapat kita kendalikan, namun mulut kita dapat kita kendalikan asal tetap memohon bimbingan kepada Tuhan.
Marilah kita saling mendoakan agar kita dapat mengendalikan mulut kita dan agar kita tidak berbuat dosa ketika kita sedang marah.
Tuhan Yesus memberkati kita semua sekarang dan sampai selamanya. Amin.
Kamis, 21 November 2013
White Lies
Senin, 18 November 2013
Jagalah kesucianmu!
"Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah" (Matius 5:27).
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Pembahasan kali ini akan lebih ditekankan pada kesucian tubuh, terutama kaum wanita. Banyak kita dengar bahwa perempuan di usia SMA, bahkan SMP sudah kelewatan dalam berpacaran. Tuhan tidak pernah melarang kita untuk berpacaran, namun janganlah sampai melakukan zinah.
Miris memang jika melihat data statistik di pemerintah mengenai berapa perempuan yang masih berstatus pelajar SMA dan SMP sudah tidak lagi menjaga kesucian tubuhnya saat berpacaran.
Kita sebagai umat Kristiani harus menguatkan iman kita dan dapat mengendalikan hawa nafsu. Rasul Paulus mengingatkan kita: "Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri" (1 Korintus 6:18). Namun jangan salah mengartikan tegoran rasul Paulus ini dengan berpikir bahwa lebih baik melakukan dosa lainnya daripada percabulan. Sekali-kali TIDAK! Semua dosa adalah sama sehingga tidak ada dosa yang lebih baik daripada lainnya.
Rasul Paulus ingin menyatakan agar kita tidak melakukan dosa percabulan dengan tubuh kita "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20). Tubuh kita bukanlah lagi milik kita, melainkan milik Kristus karena tubuh kita telah ditebus oleh darah-Nya yang mahal. Hendaklah kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup.
Godaan memang susah untuk dihindarkan terutama datangnya dari seseorang yang kita sayangi (pacar, teman, dan sebagainya), namun dalam kondisi apapun, jangan pernah melakukan percabulan. Hargailah tubuhmu dan jangan pernah menjual tubuhmu kepada manusia yang bukan suami/istrimu. Dengan mempertahankan kesucian tubuh berarti kita menghormati pengorbanan Tuhan kita yang mati disalib demi membebaskan kita dari maut.
Seringlah bersekutu dengan Tuhan, jangan menghindari pertemuan rohani, dan jangan ragu untuk meminta kekuatan dari Tuhan dan sesama dalam Kristus agar kita dapat menangkal godaan untuk berbuat cabul.
Semoga masing-masing dari kita semakin dikuatkan dan disadarkan betapa pentingnya kesucian tubuh kita.
Damai Tuhan kita selalu beserta kamu dan saya. Amin.
Minggu, 17 November 2013
Tertarik ke gereja karena menjanjikan Bahasa Roh?
"Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa" (1 Korintus 14:14).
Shalom saudara terkasih dalam Kristus.
Pembahasan kali ini terdengar cukup ekstrim kan? Bahasa Roh!
Kita semua pasti tahu apa itu bahasa Roh. Bahkan banyak orang terlalu membanggakan diri jika mampu berbahasa roh. Perlu kita garis bawahi, kita tidak perlu terlalu berbangga karena mampu berbahasa roh. Memang Tuhan akan mengaruniakan bahasa roh kepada siapa Ia berkenan dan kita dapat berbangga jika menjadi salah satunya. Namun, janganlah salah dengan terlalu membanggakannya.
Penulis suatu ketika pernah menghadiri seminar kerohanian dimana acara puncaknya adalah pada pemohonan akan bahasa roh. Pada sesi tersebut setiap peserta diharapkan untuk meminta karunia bahasa roh. Masing-masing peserta didoakan secara pribadi oleh pembina agar menerima bahasa roh.
Ketika tiba giliran penulis dan setelah didoakan beberapa orang, penulis masih belum juga merasakan memulai berbahasa roh. Saat itu pembina berbisik:"jangan keraskan hatimu". Mulai itulah, penulis tergelitik untuk mencari tahu mengenai sebegitu penting dan bangga kah jika mampu berbahasa roh?
Di zaman sekarang, banyak gereja-gereja yang menonjolkan kemampuan berbahasa roh. Banyak gereja memandang bahwa dengan mampu berbahasa roh berarti gereja tersebut digerakkan oleh roh kudus. Memang dengan berbahasa roh berarti roh kita secara personal berdoa kepada Tuhan, namun roh tersebut hanya mendoakan diri sendiri. "Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat" (1 Korintus 14:4). Rasul Paulus mengatakan hendaknya kita jangan hanya membangun dan mendoakan diri kita sendiri, melainkan membangun jemaat. Bagaimanakah kita mampu membangun jemaat jika kita, yang berbahasa roh setiap kali kita berdoa, tidak mengerti apakah yang kita katakan sendiri?
"Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimana orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan 'amin' atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya." (1 Korintus 14:16-17). Hendaknya ada seorang lain yang mempunyai karunia dalam mengartikan bahasa roh tersebut agar dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Jika tidak ada yg mengartikannya, bukankah kita sama saja dengan tidak berdoa? Adalah lebih baik jika kita bernubuat dengan kata-kata manusia karena hal tersebut jauh lebih membangun jemaat daripada kata-kata yang kita keluarkan dalam bahasa roh.
"Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila? Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan bersujud menyembah Allah dan mengaku: 'Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu'." (1 Korintus 14:23-25). Nasihat Rasul Paulus ini dengan jelas menegor kita agar kita jangan terlalu berbangga diri dan menonjolkan karunia berbahasa roh sebagai suatu nilai tambah karena berbahasa roh pada suatu persekutuan tanpa ada yang mampu mengartikannya adalah sia-sia sebab jiwa baru tidak dapat mengertinya dan tidak menambah berkat kepada mereka, sedangkan perintah Tuhan Yesus adalah agar kita umat-Nya menyebarkan kabar gembira.
Akan tetapi, bukan berarti penulis melarang dan mencela bahasa roh! Penulis hanya ingin mengingatkan agar kita tidak terlalu terfokus pada hal-hal seperti bahasa roh. Jangan terlalu berbangga mampu berbahasa roh jikalau tidak ada seorang pun yang dapat mengartikannya. Lebih baik menggunakan kata-kata manusia untuk manusia. Namun juga jangan melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh! Yang ingin ditekankan adalah manfaat dan bagaimana kita dapat menggunakan karunia berbahasa roh tersebut demi membangun Jemaat, serta arti dari bahasa roh itu sendiri.
"Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh." (1 Korintus 14:39). Kita harus tetap dapat menjalankan peran kita masing-masing sebagai Jemaat Kristus.
Nah, bagaimana? Masih mau membanggakan diri karena mampu berbahasa roh? Masih tertarik ke gereja karena menjanjikan bahasa roh? Fokuslah pada manfaat dan tujuannya, jangan hanya mengejar sesuatu yang tidak ada artinya. Mintalah kepada Tuhan karunia untuk menafsirkan arti dari bahasa roh tersebut.
Damai Tuhan kita selalu beserta kita. Amin.
Selasa, 12 November 2013
Fellowship? Persekutuan Doa? Komisi Sel? ke gereja aja cukup kok.... YAKIN CUKUP???
Hallo sobat terkasih dalam Kristus... Shalom!
Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah fellowship, persekutuan doa, komsel, dan lain-lainnya. Kalau sampai ada yang belum tau, berarti ayo kita mulai mau tahu dan mengikuti pertemuan-pertemuan ibadah itu. Cara untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Tuhan dan sesama kita tidaklah cukup hanya dengan ke gereja dan mengikuti ibadah/kebaktian/misa tiap hari Minggu doang loh. Sebab layaknya tubuh jasmani, tubuh rohani kita juga butuh untuk diberi makan secara rutin tiap hari.
Aktifitas kita yang padat tiap harinya akan membuat seakan pergi ke gereja adalah suatu rutinitas. Bukan berarti menghadiri kebaktian/misa tiap Minggu itu salah loh ya. Namun, ada kalanya kita perlu timbal-balik atas ajaran dan pengalaman hidup yang kita terima. Timbal-balik tersebut tidak pernah kita temukan dalam kebaktian/misa tiap hari Minggu. Pada saat misa/kebaktian, kita layaknya diberi makanan dan siraman rohani oleh pendeta maupun pastor, akan tetapi kita tidak mendapat kesempatan untuk bertanya maupun mengutarakan pengalaman dan isi hati kita. Kita juga jarang saling mendoakan dan mengenal lebih dekat dengan sesama yang duduk di kanan-kiri kita. Kita fokus pada Tuhan dan Tuhan saja.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam hidup, tidak saja membutuhkan hubungan baik secara vertikal saja, tetapi dibutuhkan hubungan baik secara horisontal. Kita butuh saling menguatkan, saling berbagi pengalaman iman dengan Tuhan, dan saling menasihati agar iman kita menjadi kuat dan tidak mudah diombang-ambingkan iblis. Fellowship, persekutuan doa, dan komisi sel merupakan sarana yang membantu kita untuk saling menguatkan iman kita. "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24). Bagaimana kita bisa saling mendorong dalam kasih jika kita menjauhi pertemuan ibadah seperti fellowship, persekutuan doa, komisi sel?
Di dalam pertemuaan-pertemuan ibadah seperti fellowship dan komisi sel kita diajarkan untuk dapat saling terbuka, saling menasihati, saling menguatkan, dan saling mendoakan. Kita dapat dengan terbuka mengakui kesalahan kita dan kelemahan kita sehingga mampu dibantu dalam doa. Fellowship dan komsel bukanlah tempat untuk saling mencemooh sehingga kita tidak perlu takut jikalau rahasia atau 'borok' kita tersebar luas. Kitab Yakobus dalam Yakobus 5:16 mengajarkan kita: "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.". Yakinlah dan percayalah bahwa dengan berkumpul dan saling mendoakan dan berbagi, kita dapat sembuh dari segala 'luka' dan 'borok' kita Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka (Matius 18:20) dan Yesus adalah tabib ajaib yang mampu menyembuhkan segala penyakit kita.
Maka dari itu, bagi kita yang belum berani, belum mau, menolak, bahkan membenci pertemuan-pertemuan ibadah semacam fellowship, persekutuan doa, dan komisi sel, marilah kita mulai membiasakan diri kita untuk menghadirinya dengan penuh harapan maka niscaya kita akan memperoleh kesembuhan dan jawaban yang kita butuhkan.
Damai Tuhan selalu beserta kita semua. Amin.
Senin, 11 November 2013
Berserah sepenuhnya kepada Tuhan... Berani gak loe?
Hanya percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, yang bangkit dari antara orang mati, saja pasti bisa selamat? Yang bener???
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
gimana kabarnya?
Topik yang akan dibagikan kali ini adalah mengenai keselamatan. Siapa sih di dunia ini yang tidak ingin selamat? Nah, bagaimana caranya agar kita dapat diselamatkan dari maut?
Kita sebagai umat Kristiani tentu saja sering mendengar bahwa dengan mempercayai Injil maka kita akan selamat. Tuhan Yesus merupakan manifestasi dari Injil alias Injil (Sabda) yang menjadi daging. Segala ajaran dan perbuatan Tuhan Yesus merupakan Injil itu sendiri yang akhirnya akan membawa kita kepada keselamatan. Nah, apakah hanya dengan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya bahwa Allah membangkitkan Tuhan dari antara orang mati, maka kita pasti selamat?
Kedengarannya memang aneh dan tidak masuk akal. Semudah itukah jika ingin selamat? Hanya mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya bahwa Ia telah dibangkitkan dari antara orang mati? Jawabannya adalah BENAR! Namun hal itu tidaklah mudah untuk dilakukan.
Mungkin setiap umat Kristiani mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati, namun tidak semua selamat. Mengapa?
Jawabannya adalah karena mereka tidak benar-benar percaya! Jika setiap orang percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati, maka mereka tidak akan takut untuk melaksanakan seluruh perintah Tuhan maupun ajaran Tuhan (Injil).
Seperti yang kita ketahui, inti ajaran Tuhan adalah Cinta Kasih. Tuhan Yesus merangkum 10 Perintah Allah yang diwariskan kepada Musa menjadi 2 hukum Cinta Kasih yang terutama, yaitu: (1) "...Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." (Matius 22:37) dan (2) "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 22:39).
Banyak dari kita yang mengabaikan kedua hukum utama di atas. Kita selalu mementingkan urusan kita daripada Tuhan Allah kita. Kita tidak berani menuruti segala contoh dan ajaran Tuhan Yesus. Kita sering takut akan hal-hal duniawi (seperti jatuh miskin, dikucilkan, dimanfaatkan) jika kita sepenuhnya melaksanakan ajaran Tuhan Yesus.
Namun jika kita berani untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan mengikuti teladan-Nya, maka kita tidak akan mendapatkan celaka. Celaka dalam hal ini tidak selalu celaka maut. Mungkin kita sering takut mendapatkan malu krn akan dicela, jatuh miskin, diremehkan, dan lainnya jika kita sepenuhnya menjalankan Injil, itulah celaka bagi kita. Dalam Roma 10: 11, kita diteguhkan agar tidak takut Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.".
Jadi jika kita benar-benar percaya (dalam arti sesungguhnya) dengan iman kita bahwa Yesus telah wafat dan bangkit dari antara orang mati, maka kita akan senantiasa melakukan Injil dalam kehidupan kita dan kita akan diselamatkan-Nya sebab Tuhan Allah kita adalah Allah yang hidup dan berkuasa, bukan allah orang mati. Tuhan tidak pernah tidur dan tidak pernah sedetik pun mengalihkan pandangan-Nya kepada umat pilihan-Nya.
Mereka yang mengaku dengan mulutnya masing-masing bahwa Yesus adalah Tuhan, maka akan selamat.
Hal ini terdengar mustahil dan menggelikan, namun jangan dianggap remeh! "Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia?...." (Roma 10:14).
Akankah seorang anak kecil berseru kepada orang tua mereka untuk membelikan sesuatu yang diinginkannya jika dia sendiri tidak percaya kepada orang tuanya? Dan akankah orang tua langsung memberikan apa yang anaknya serukan jika anaknya itu tidak melakukan kehendak, ajaran, teladan, dan perintah dari mereka?
Sama halnya dengan Bapa kita di Surga. "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21).
Maka dari itu, percayalah kepada Yesus, percayalah akan segala ajaran dan teladan Yesus semasa hidup-Nya di dunia dan berserulah kepada Dia, yang telah bangkit dari antara orang mati, maka kita juga akan diselamatkan. Percayalah akan segala rencana-Nya. Percayalah akan segala kemurahan hati dan janji-Nya. Percayalah bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan orang yang berkenan kepada-Nya. Niscaya kita akan memperoleh keselamatan.
Damai Tuhan kita selalu beserta kita sekarang dan selama-lamanya. Amin.