Kamis, 19 Juni 2014

Rendahkanlah dirimu di hadapan-Nya!

" Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu." Yakobus 4:10

Shalom teman-teman terkasih dalam Kristus.

Congkak adalah kata yang sering ditemukan dalam setiap perkataan, perbuatan, pikiran, dan sifat manusia. Manusia cenderung memiliki ego yang tinggi sehingga tanpa disadari akan berbuat congkak.

Satu hal yang perlu kita waspadai, yaitu Tuhan sangat membenci kecongkakan. Dosa terbesar adalah congkak karena ia merendahkan segalanya yang adalah ciptaan Tuhan. Hati yang congkak tidak akan bisa menerima ajaran kasih setia Bapa.
Orang yang congkak akan direndahkan dan dijatuhkan oleh Allah.

Contohnya adalah Saul dan Daud. Kedua raja ini sama-sama memiliki masa hidup yang salah di mata Allah. Namun yang membedakan akhir kisah hidup mereka adalah hati mereka.
Saul sangat congkak hatinya sehingga ia menolak ajakan keselamatan yang datang dari Allah sehingga ia pun binasa. Lain halnya dengan Daud. Daud dengan mau merendahkan diri untuk diselamatkan. Daud dengan rendah diri mengakui segala kesalahannya di hadapan Allah sehingga Allah memberikannya keselamatan.

Kita sering merasa congkak, merasa hebat, merasa tidak butuh untuk bersyukur kepada Tuhan atas segala pencapaian kita. Namun ingat! Tuhan membenci hati yang congkak.
Hendaknya kita selalu merendahkan diri kita di hadapan Tuhan dan mengakui kesalahan kita serta selalu memohon ampun di hadapan Tuhan agar kita diselamatkan.
Sanggupkah kita melakukannya?

Berkat Tuhan selalu menyertai kita semua. Amin.

Penyakit yg tak dapat disembuhkan

"Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan." ~ Yohanes 5:5-9

Shalom saudara terkasih dalam Kristus.
Penggalan ayat kali ini sangat panjang. Ayat kali ini ingin menceritakan tentang kesembulah Illahi. Dalam cerita di atas, terdapat orang yang sakit selama puluhan tahun. Orang itu sendiri sudah mulai putus asa karena tidak ada orang yang mau membantu kesembuhannya. Namun Yesus datang dan menawarkan kesembuhan itu dengan cara yang ajaib!

Di zaman yg serba maju teknologinya mungkin bukan hal yg mustahil bagi manusia untuk menemukan obat penyembuh untuk segala penyakit. Penanganan dan antisipasi yang dilakukan pun sudah cukup maju pesat sehingga tak jarang semua penyakit dapat disembuhkan. Namun yang perlu kita tekankan kali ini adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan siapapun meskipun telah terdeteksi sejak dini, yaitu watak!

Watak jelek manusia sangat sulit disembuhkan. Dokter psikiater pun sering menyerah jika diminta menyembuhkan watak manusia. Bahkan orang yang kita cintai saja menyerah dalam menyembuhkan watak jelek kita. Hanya satu yang dapat menyembuhkannya, yaitu Tuhan Yesus.
Mintalah dan carilah Tuhan sebab Tuhan adalah maha Kasih dan tabib yang Agung. Tuhan Yesus tidak akan memilih-milih pasien yang akan disembuhkan. Namun satu syarat yang diberikan Tuhan, yaitu jawaban kita atas tawaran "Maukah kamu sembuh?" yang datang daripada-Nya.

Tuhan menghendaki kita untuk menjawab tawaran kesembuhan tersebut dengan iman penuh kepercayaan. Seperti layaknya dokter manusia yang membutuhkan kepercayaan pasiennya dalam menyembuhkan, begitu pula Tuhan Yesus. Tuhan mengharapkan jawaban "Ya, Tuhan, saya ingin sembuh. Tahirkan aku" keluar dari mulut kita yang penuh iman. Jika kita mampu menjawab tawaran kesembuhan dari Tuhan dengan penuh iman, niscaya kita pasti akan sembuh dari sakit penyakit watak kita.

Bagi kita yang merasa belum sembuh dari penyakit kejelekan watak, marilah bersama-sama mencari tabib agung dan menerima tawaran-Nya. Niscaya kita akan sembuh bersama-sama.

Berkat Tuhan menyertai kita semuanya. Amin.

Selasa, 10 Juni 2014

Domba siapakah kita ini?

"Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku" (Yohanes 10:14)

Shalom teman-teman terkasih dalam Kristus.

Kali ini kita akan membicarakan mengenai domba. Siapa sih yang tidak mengerti domba? Hewan berbulu putih yang selalu dilindungi dan dibimbing gembalanya. Bagi sang gembala, dombanya adalah hartanya yang paling berharga. Begitu pula sebaliknya bagi si domba, gembalanya adalah sosok penuntun yang akan selalu menjaga, memberi makan, memandikan, dan menyayangi dirinya. Itulah sebabnya si domba akan selalu mengikuti gembalanya. Karena ketekunan sang gembala dalam merawat si domba, maka si domba mengenal suara sang gembala. Si domba akan pergi ke arah dimana sang gembala memanggilnya.
Begitu pula dengan sang gembala. Gembala yang baik sangat mengenal domba-dombanya dan akan menjaga mereka dengan sepenuh hati karena mereka berharga baginya.

Fakta tersebut juga terlihat dalam diri kita masing-masing. Tuhanlah gembala kita. Bagi Tuhan, kita manusia adalah sangat berharga. Ia akan senantiasa menuntun kita kepada padang yang hijau dan selalu memberi apa yang kita butuhkan. Meskipun kita manusia tidak dapat memahami perkataan Tuhan kita, Tuhan sebagai gembala selalu paham apa yang kita manusia butuhkan.

Sama halnya dengan Tuhan Yesus. Ia adalah anak domba Allah. Sebagai domba, Yesus mengenal dan mengikuti suara gembala-Nya, yaitu Allah Bapa. Begitu murni dan tak bernodanya anak domba Allah sehingga dapat mengikuti segala suara Allah tanpa tersesat.
Kita pun sudah layak dan sepantasnya seperti Tuhan kita Yesus Kristus. 
Kita adalah domba Yesus, dan Yesus adalah gembala kita. Kita seharusnya mampu mengenali suara panggilan gembala kita dan berjalan kepada gembala kita. Namun kita sering tidak mampu mengenal dan mendengarkan suara gembala kita karena tertarik dengan suara rincingan ekor ular rincing yang terdengar indah namun berakhir pada kematian.

Setiap manusia yang diselamatkan dapat mengenal suara Tuhan Allah dan mengikuti-Nya. Contohnya adalah Samuel. Ia mampu mendengar panggilan Tuhan sebelum mengerti-Nya. Namun Samuel bersedia untuk menjawab dan mengikuti suara gembalanya.

Setiap manusia selalu dipimpin oleh Tuhan. Ia tidak akan melupakan satupun domba-domba-Nya sebab Ia adalah gembala yang baik. Gembala yang baik selalu mengenal dan memahami kebutuhan domba-dombanya.
Kini tergantung manusia, apakah mau dan bertekad untuk menyahuti panggilan dari Sang Gembala Agung ataukah tidak menghiraukannya.

Cara manusia menerima dan mendengar serta merespon panggilan dari Tuhan sang gembala agung pun berbeda-beda sehingga tidak ada panduan baku mengenai hal itu. Tiap manusia harus berusaha mengenal dan merespon panggilan gembalanya.
Contohnya adalah Ibu Teresa dari Calcuta. Ibu Teresa pertama kali mendengar panggilan Tuhan saat memdengar seorang kaum papa di India yang berkata "aku haus", mirip seperti saat Yesus tergantung di kayu salib. Itu merupakan cara Tuhan Yesus memanggil dan mengarahkan Ibu Teresa untuk melayani dan menghibur kaum papa di India. Ibu Teresa pun meresponnya dengan cara keluar dari biara yang nyaman dan megah guna melayani dan merawat kaum papa yang terpinggirkan.

Bagaimana dengan kita?
Dapatkah kita mendengar panggilan Tuhan Yesus, Gembala kita yang Agung?
Bagaimana kita merespon panggilan tersebut?

Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Minggu, 08 Juni 2014

Pendalaman Alkitab merupakan pedang bermata dua.

Matius 7:22-23  Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Shalom saudara~saudari terkasih dalam Kristus.

Di zaman ini banyak orang mencoba untuk mendalami dan menyelami kehendak Tuhan. Banyak pendekatan yang dilakukan guna mendekatkan diri kepada Allah pencipta kita, salah satunya adalah pendalaman Alkitab.

Sadar atau tidak, Alkitab merupakan kitab suci yang berisi ajaran, anjuran, sejarah, dan bukti kepercayaan umat Kristiani. Alkitab adalah kebenaran absolut, tidak ada kebohongan di dalamnya. Namun, banyak pihak yang membuat Alkitab versinya sendiri guna mengelabuhi kaum awam. Banyak sekte sesat bermunculan guna menyelimurkan fakta asli dalam Alkitab.

Oleh karena itu, pendalaman Alkitab wajib dilakukan di bawah bimbingan pihak yang benar-benar menguasai dan memahami Alkitab dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan yang dilakukan terkadang memiliki makna berbeda dengan aslinya.
Pendalaman Alkitab perlu dilakukan di bawah bimbingan sang ahli juga berguna untuk menghindari munculnya aliran dan paham baru mengenai ajaran Kristus yang akhir-akhir ini marak menyebar. Paham baru tersebut bertentangan dengan ajaran Kristiani yang selama ini kita terima di pendidikan.

Untuk menanggulangi hal itu, kita wajib memiliki Alkitab terbitan lembaga alkitab Indonesia dan mulai membacanya untuk memperoleh gambaran singkat mengenai ajaran dan kehendak Tuhan.
Alkitab adalah kebenaran absolut dimana di dalamnya terdapat banyak jawaban atas keraguan dan kebimbangan hidup.
Bagaimana kita mampu menangkis adanya paham baru yang menyesatkan jika Alkitab aja belum pernah kita buka dan renungkan?

Pendalaman Alkitab jika salah dalam prosesnya dapat menjadi boomerang bagi umat Kristiani sendiri. Dapat memecah belah menjadi kepercayaan kecil yang sepaham sehingga agama Kristiani yang seharusnya mengajarkan bahasa international, yaitu kasih, akan terbagi-bagi antar satu dengan yang lainnya.
Hal tersebut sangat disayangkan mengingat sifat dari gereja Katolik adalah: satu, kudus, umum, dan apostolik.

Untungnya kita memiliki satu pimpinan yang dapat memberi kita teladan, menyeragamkan ajaran dan pandangan yaitu kepada Vatikan guna membantu mengidentifikasi ajaran dan gereja yang sesat.
So, bagi sahabat yang ingin melanjutkan ke sekolah teologia, berdoalah dengan baik agar Tuhan menunjukkan jalan terbaik untuk kita dalan pelayanan hidup kita.

Berkat Tuhan beserta kita sekarang dan selamanya. Amin.

Minggu, 01 Juni 2014

Jangan malu untuk mengaku dosa

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" ~ 1 Yohanes 1:9

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.

Tidak ada gading yang tak retak, itulah peribahasa yang cocok untuk setiap manusia. Tidak ada manusia yang luput dari dosa kecuali Tuhan Yesus sendiri ketika terlahir sebagai manusia.
Sudah menjadi watak dan tabiat manusia jika bersalah dengan pihak lain, maka manusia akan cenderung malu dan menghindari pihak tersebut selama beberapa waktu hingga peristiwa tersebut kadaluarsa.

Begitu pula hubungan manusia dengan Allah. Ketika kita jatuh ke dalam dosa, kita akan merasa malu untuk bertemu dan berkomunikasi dengan Tuhan. Kita akan menghindar dari Tuhan selama beberapa waktu. Kita akan berhenti berdoa karena malu, berhenti ke gereja karena malu.
Kita sering lupa bahwa Allah itu Maha Kasih dan Pengampun. Allah akan selalu membuka pintu maaf lebar-lebar kepada seluruh umat-Nya yang berani mengakui dosanya dan memperbaiki hubungan dengan-Nya. Allah tidak sama seperti manusia yang menyimpan dendam.

Seperti dalam kisah anak yang hilang dari kitab Lukas. Dalam cerita itu, sang ayah (lambang dari Tuhan) selalu menunggu anaknya (lambang dari manusia) pulang kembali kepadanya. Ketika anaknya kembali dan memohon ampun setelah menghamburkan harta ayahnya, sang ayah malah riang gembira dan mengadakan pesta penyambutan.
Begitu pula dengan Tuhan kita. Ketika ada satu orang berdosa yang bertobat dan kembali kepada Tuhan, seluruh isi Sorga bergembira menyambutnya.

Dari kisah tersebut dapatlah kita yakini bahwa betapa berharganya manusia di hadapan Tuhan sampai-sampai seisi kerajaan Allah bersorak-sorai ketika ada manusia berdosa yang bertobat.
Berani mengakui dosa merupakan cara untuk bertobat dan memperbaiki hubungan dengan Tuhan.

Beranikah kita mengakui segala dosa kita kepada Tuhan dan memohon ampun serta bimbingan dan kekuatan untuk melawan dosa tersebut?
Marilah kita selalu berdoa demi kekuatan dalam menangkal dosa dan jangan takut untuk mengakui dosa kita kepada Tuhan sebab Tuhan adalah setia, setia menunggu kita hingga akhir zaman.

Berkat Kristus selalu beserta kita. Amin.