"Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku" - Matius 11:6
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Dalam sekitar kita selalu disuguhkan bahwa kebenaran dan keadilan selalu menang melawan kejahatan. Lihat saja film superhero dan pembela keadilan, mereka akan selalu mampu menumpas kejahatan.
Memang pada akhirnya kebenaran akan selalu menang melawan kejahatan, celakanya adalah dalam film itu terkesan keadilan dan kebenaran selalu menang dengan cepat sehingga di pikiran kita terpatri mindset bahwa tiap kebenaran dan keadilan pasti langsung menang.
Kenyataannya, semua butuh proses. Tuhan tidak menjanjikan bahwa mengikuti-Nya akan terbebas dari masalah. Tuhan hanya menjanjikan kelegaan dan penghiburan.
Manusia selalu mengharapkan segala sesuatu dengan instant, kita jarang mau diproses. Ketika dalam proses menjadi yang lebih sempurna, kita lebih dahulu putus asa dan kecewa, bahkan mempertanyakan kedaulatan Tuhan.
Ketika kita melalukan segala sesuatu itu dengan jujur dan adil namun mendapatkan masalah lebih dan hidup tidak lebih sukses daripada yang hidup secara tidaj jujur, kita selalu kecewa. Bahkan ada jargon berbunyi jujur ajur (jujur akan membawa pada kehancuran). Kekecewaan merupakan awal dari penolakan (denial).
Kekecewaan yang berlarut akibat ketidak-mampuan kita dalam melihat rancangan dan rencana Tuhan mengarahkan kita pada penolakan. Manusia sering menolak pergi ke gereja lagi, atau menolak berdoa, dan sejenisnya akibat merasa kecewa, merasa permohonannya tidak dikabulkan, merasa tidak adanya keadilan di dunia.
Namun ingatlah bahwa Tuhan Yesus mengatakan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku (Yesus).
Pada akhirnya, orang yang tidak menolak Yesus pasti akan bahagia, itulah ucapan Yesus sendiri. Yesus tidak pernah ingkar janji, peganglah segala perkataan Yesus dalam benak kita.
Penulis pun sering kecewa melihat ketidak-adilan sekitar, terutama di dunia pekerjaan.
Orang yang main suap, malas, cari muka, curang, dan main kotor selalu lebih sukses dan bahagia. Namun apakah kebahagiaan itu sejati? Belum tentu.
Penulis pun pernah, karena terlalu kecewa, hingga menolak pergi ke gereja, menolak berdoa, menolak baca Alkitab, tidak sudi mendengar kata-kata rohani. Namun apa yang penulis dapatkan? Kehampaan dan kehilangan arah serta pandangan hidup.
Janganlah kalian mengalami hal serupa, jangan pernah kecewa bahkan hingga menolak Tuhan Yesus yang telah mengorbankan nyawa demi menebus kita.
Yakinlah bahwa Allah Bapa kita di surga itu tidak pernah tidur.
Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar