Matius 9:22 (TB) Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kali ini topik yang akan coba dikupas adalah iman. Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan kata iman. Dalam pelajaran pendidikan moral (atau PPKn, sebutan pada tahun 90'an), selalu ada bab yang mempelajari secara khusus mengenai keimanan dan ketakwaan.
Iman artinya percaya. Percaya yang dimaksud di sini adalah percaya kepada Tuhan YME, percaya akan segala ajaran, percaya akan segala janji-Nya, dan percaya akan segala perkataan-Nya adalah iya dan benar.
Percaya di sini bukanlah percaya akan adanya Tuhan sebab iblis pun percaya akan adanya Tuhan (Yakobus 2:19).
Mengapa iman merupakan respon awal menuju kepada keselamatan?
Karena dengan iman kita menjadi percaya, dan ketika kita beriman maka kita akan dengan sabar dan tekun menantikan janji keselamatan Tuhan untuk diri kita meskipun hal itu tidak masuk akal jika dinalar menggunakan akal budi manusia.
Kok bisa tidak masuk akal dari mana?
Coba kita perhatikan kejadian penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus kepada seluruh penderita pada zaman Yesus, mulai dari buta, bisu, pendarahan, hingga kusta. Apa yang selalu diucapkan Yesus? "Imanmu telah menyelamatkanmu", " Percayakah kamu bahwa Aku dapat menyembuhkanmu?", "Jadilah kepadamu menurut imanmu", dan lainnya.
Tuhan Yesus selalu mengajarkan untuk memulai keselamatan dari iman, iman kepada Allah Bapa. Menyembuhkan wanita yang pendarahan belasan tahun lamanya hanya dengan menjamah jubah Yesus memang sangat tidak masuk di akal, namun dengan iman wanita itu sembuh seketika.
Berarti dengan beriman saja kita sudah pasti selamat?
Jawabannya TIDAK.
Beriman saja tidak cukup untuk membawa kita kepada keselamatan sejati. Ingat, iman hanyalah pintu gerbang awal keselamatan. Sejak awal kita selalu belajar keimanan dan ketakwaan. Iman (percaya kepada Tuhan) dan takwa (menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Yakobus 2:22 berbunyi: Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Kita harus menyempurnakan iman kita melalui perbuatan, dan perbuatan tersebut tentu saja perbuatan baik di mata Tuhan.
Yakobus 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Jadi, yang perlu kita pelajari adalah kita harus beriman, beriman merupakan hubungan pribadi dari hati ke hati antara kita dengan Tuhan. Janganlah iman kita goyah karena pengaruh orang lain. Dan kita wajib menyebarkan ajaran dan perintah Allah kepada orang lain sekitar kita agar nama Tuhanlah yang selalu dipermuliakan.
Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.