Minggu, 30 Agustus 2015

Iman sebagai langkah awal dan gerbang awal menuju keselamatan

Matius 9:22 (TB)  Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Kali ini topik yang akan coba dikupas adalah iman. Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan kata iman. Dalam pelajaran pendidikan moral (atau PPKn, sebutan pada tahun 90'an), selalu ada bab yang mempelajari secara khusus mengenai keimanan dan ketakwaan.
Iman artinya percaya. Percaya yang dimaksud di sini adalah percaya kepada Tuhan YME, percaya akan segala ajaran, percaya akan segala janji-Nya, dan percaya akan segala perkataan-Nya adalah iya dan benar.
Percaya di sini bukanlah percaya akan adanya Tuhan sebab iblis pun percaya akan adanya Tuhan (Yakobus 2:19).

Mengapa iman merupakan respon awal menuju kepada keselamatan?
Karena dengan iman kita menjadi percaya, dan ketika kita beriman maka kita akan dengan sabar dan tekun menantikan janji keselamatan Tuhan untuk diri kita meskipun hal itu tidak masuk akal jika dinalar menggunakan akal budi manusia.

Kok bisa tidak masuk akal dari mana?
Coba kita perhatikan kejadian penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus kepada seluruh penderita pada zaman Yesus, mulai dari buta, bisu, pendarahan, hingga kusta. Apa yang selalu diucapkan Yesus? "Imanmu telah menyelamatkanmu", " Percayakah kamu bahwa Aku dapat menyembuhkanmu?", "Jadilah kepadamu menurut imanmu", dan lainnya.
Tuhan Yesus selalu mengajarkan untuk memulai keselamatan dari iman, iman kepada Allah Bapa. Menyembuhkan wanita yang pendarahan belasan tahun lamanya hanya dengan menjamah jubah Yesus memang sangat tidak masuk di akal, namun dengan iman wanita itu sembuh seketika.

Berarti dengan beriman saja kita sudah pasti selamat?
Jawabannya TIDAK.
Beriman saja tidak cukup untuk membawa kita kepada keselamatan sejati. Ingat, iman hanyalah pintu gerbang awal keselamatan. Sejak awal kita selalu belajar keimanan dan ketakwaan. Iman (percaya kepada Tuhan) dan takwa (menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Yakobus 2:22 berbunyi: Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Kita harus menyempurnakan iman kita melalui perbuatan, dan perbuatan tersebut tentu saja perbuatan baik di mata Tuhan.
Yakobus 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Jadi, yang perlu kita pelajari adalah kita harus beriman, beriman merupakan hubungan pribadi dari hati ke hati antara kita dengan Tuhan. Janganlah iman kita goyah karena pengaruh orang lain. Dan kita wajib menyebarkan ajaran dan perintah Allah kepada orang lain sekitar kita agar nama Tuhanlah yang selalu dipermuliakan.

Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.

Senin, 17 Agustus 2015

Perlukah berdoa setiap hari?

Matius 6:11-12 (TB)  Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Shalom saudara-saudari terkasih dalam Kristus.
Pernahkah dalam benak dan pikiran kalian timbul pertanyaan mengenai penting dan perlukah berdoa setiap hari?
Jika tidak pernah, Puji Tuhan.
Jika pernah, marilah kita bersama berpikir dan berdiskusi mengenai perlukah berdoa setiap hari.

Tuhan Yesus mengatakan kepada para murid-Nya untuk berdoa setiap saat, bukan setiap hari. Itu berarti Tuhan justru menginginkan kita untuk selalu bersekutu dengan-Nya setiap saat, bukan dalam hitungan hari, jam, minggu, ataupun bulan.
Mengapa?

Dalam hidup kita ini, cobaan sangat banyak dan ada di mana-mana. Bersekutu dengan Tuhan adalah satu-satunya cara kita melindungi diri kita dari segala cobaan dan godaan duniawi yang dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa.
Contoh saja ketika berinteraksi dengan orang sekitar kita, berapa kali kita lakukan dalam sehari? Adakah kita tidak pernah marah, emosi, tersinggung, ataupun tersakiti?

Untuk itulah berdoa setiap saat diperlukan. Berdoa tidak perlu panjang, muluk, dan bertele-tele karena Tuhan Yesus sendiri mengatakan agar kita tidak berdoa demikian, seperti orang yang tidak mengenal Allah.
Ketika sedang bersinggungan dengan orang lain, saat itulah dosa sudah mulai berusaha mencengkeram kita. Saat itulah kuasa doa dibutuhkan. Dengan memohon kekuatan untuk mengampuni, itu sudah merupakan doa dan keinginan kita untuk bersekutu dengan Allah. Mengampuni kesalahan merupakan hal yang paling susah dilakukan, namun jika kita ingin dosa kita diampuni, maka kita harus dapat mengampuni orang lain, seperti dalam doa yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri.

Hanya karena itukah kita harus berdoa tiap hari?
Tentu saja tidak.
Hal lain yang membuat berdoa itu perlu dilakukan setiap saat adalah makanan.
Kita perlu makan setiap hari, itu sudah pasti. Namun makanan di sini bukan hanya makanan fisik yang mengenyangkan perut kita, melainkan makanan rohani agar rohani kita kuat dalam menghadapi cobaan.
Hidup kita terdiri dari jasmani dan rohani, dan keduanya harus bertumbuh beriringan.
Bersekutu dengan Tuhan merupakan makanan rohani yang paling utama.
Berdoa memohon agar Tuhan Yesus memberikan kita makanan secukupnya untuk hari ini ada di dalam doa Bapa Kami.
Memohon makanan untuk hari ini, bukan untuk besok, bukan untuk dua hari ke depan ataupun seterusnya agar kita selalu bergantung pada Tuhan karena tiap hari kesulitan yang kita hadapi tidaklah sama dan kita membutuhkan makanan yang lebih dari sebelumnya.

Jadi, perlukah kita berdoa setiap hari?
Bukan setiap hari, melainkan setiap saat!
Jangan membatasi doa mu dengan ikatan waktu dan janganlah berdoa menjadi beban ataupun rutinitas belaka.
Jadikan berdoa dan bersekutu dengan Tuhan sebagai suatu kebutuhan, makanan rohani.

Berkat Tuhan selalu beserta kita semua.
Amin.

Minggu, 02 Agustus 2015

Mengapa pendalaman Alkitab dibutuhkan? -part 1-

Matius 21:12 (TB)  Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati

Shalom saudara-saudari terkasih.
Salam damai selalu.

Sebagai umat kristiani, sudah menjadi kewajiban kita untuk mengerti dan memahami isi Alkitab kita karena Alkitab merupakan buku petunjuk kehidupan kita dan ajaran dari Tuhan Yesus.
Namun, apakah kita telah memahami ajaran Tuhan dalam Alkitab?
Apakah kita benar-benar mengerti makna di balik seluruh tindakan Yesus?

Sebut saja contoh tindakan Yesus yang marah karena Bait Allah dipergunakan untuk tempat berjual-beli.
Berdasarkan pengalaman saya, ketika saya masih kecil dan belum mendapatkan pendalaman Alkitab yang matang, saya selalu beranggapan bahwa pada saat itu Yesus marah karena para pedagang melakukan kegiatan jual beli di dalam Bait Allah. Anggapan itu tentu saja membuat saya berpikir bahwa berjual beli dalam gereja adalah dosa. Parahnya lagi, ketika saya ke gereja ternyata banyak orang yang berjualan di dalam area gereja dan hal itu membuat saya sedih sekaligus marah karena tidak ada yang menegur. Saya pun sempat kecewa dengan tindakan semua orang yang berkesan cuek dan tidak mempermasalahkan hal itu.
Akan tetapi, ketika saya beranjak dewasa dan memperoleh pendalaman Alkitab, ternyata pada saat itu Yesus marah karena di dalam Bait Allah banyak orang melakukan korupsi dan penipuan. Berjual beli di sana adalah jual beli burung merpati dan uang. Pada saat itu sudah menjadi tradisi bahwa untuk penebusan dosa dibutuhkan persembahan berupa merpati dan sejumlah uang khusus yang hanya dapat ditukarkan dalam Bait Allah dengan kurs tukar yanh sangat tinggi sesuai dengan keinginan petugas bait Allah. Hal itulah yang dimaksud Yesus dengan berjual beli dalam Bait Allah dan yang membuat Yesus marah dan membalikkan semua meja-meja pedagang.

Contoh di atas adalah salah satu dari sekian banyak peristiwa dalam Alkitab yang tidak dapat ditafsirkan begitu saja sesuai dengan konteks kata-kata. Perlu dilakukan pelajaran pendalaman Alkitab guna mengerti maksud dan tujuan dari setiap tindakan dan perkataan Tuhan kita. Akan menjadi sangat berbahaya jika Alkitab disalah tafsirkan.

Mari kita sama-sama mengerti dan menyadari betapa pentingnya pelajaran pendalaman Alkitab.
Lakukanlah mulai dari komunitas kecil persekutuan doa dalam mendalami Alkitab agar kita tidak salah tafsir.

Berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.