Rabu, 02 Oktober 2013

"TriTunggal Maha Kudus"??? Allah kita ada 3 dong? Tapi kok juga satu?

"Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."
(Ulangan 29:29) 

Shalom sahabat terkasih dalam Kristus,
gimana kabarnya setelah lama tidak jumpa? semoga damai Tuhan kita Yesus Kristus senantiasa beserta kita.

Melihat dari judul bahasan kita kali ini terkesan membingungkan yah? Tapi tidak ada salahnya kan jika kita saling berbagi mengenai pemahaman konsep "TriTunggal Maha Kudus" ini.
Dalam pembahasan kali ini, akan disajikan ringkasan sharing dari Pdt. Paulus. So, check it out yah.

Menurut Pak Paulus, kebenaran memang mutlak, namun jika berhubungan dengan Tuhan Allah, kita tidak akan dapat mengenal 100% mengenai siapa itu Tuhan selain dari apa yang Tuhan izinkan kita untuk ketahui. Kita dapat mengukur luas permukaan suatu bidang, dapat mengukur dengan pasti volume suatu bangun ruang, akan tetapi manusia tidak akan pernah dapat mengukur dan mengenal Tuhan dengan pasti 100% sebab Tuhan bukanlah “benda” yang dapat didefinisikan dan diukur. Jika Tuhan dapat diukur dan didefinisikan dengan pasti, apa bedanya Tuhan dengan bangun ruang? Nah lo...

Konsep “TriTunggal Maha Kudus” tidak pernah menjadi perdebatan di awal-awal tahun Masehi. Hal itu dikarenakan jemaat dan rohaniwan di awal tahun Masehi tidak pernah memikirkan mengapa Allah disebut “TriTunggal Maha Kudus”. Kebanyakan dari mereka hanya mempercayai dan mengimani akan adanya pribadi Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Konsep ini mulai diperdebatkan akhir-akhir ini dimana manusia mulai menalar seluruh ajaran agama yang diterima. Apakah maksud dari “TriTunggal Maha Kudus”? Benarkah Allah itu memiliki 3 pribadi? Mungkinkah jika kelak muncul pribadi yang ke-4 dan seterusnya?

TriTunggal Maha Kudus mencakup Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Bapa memiliki sifat penyayang, pemerhati, penebus, dan perencana bagi seluruh anaknya. Putra memiliki sifat penurut kepada bapanya, pengenal dari bapanya, dan menghormati bapanya. Roh Kudus berupa nafas, tak berwujud, dan terdapat di mana-mana. Allah dinyatakan sebagai Bapa karena Allah merupakan penyayang terhadap segala ciptaan-Nya, perencana bagi segala kehidupan ciptaan-Nya, mengusahakan keselamatan bagi umat-Nya melalui karya penebusan. Upaya keselamatan telah direncanakan oleh Allah Bapa melalui banyak sarana, seperti Abraham, raja-raja (Daud, Salomo, dst.), dan lainnya. Namun, upaya keselamatan itu selalu tidak berhasil untuk membawa putra-Nya yang sulung, yaitu Israel (Keluaran 4:22), kepada keselamatan. Oleh karena itu, Allah Bapa menjadi manusia melalui Yesus Kristus (disebut Putra). Sebagai Anak (Putra), Yesus memiliki sifat menurut kepada kehendak Bapa di Surga. Karya penyelamatan melalui Putra inilah satu-satunya yang berhasil karena Yesus taat sampai mati dalam mengemban karya keselamatan di dunia. Selanjutnya, Roh Kudus sebagai penyebar karya penyelamatan tersebut agar diterima oleh seluruh umat manusia.

Untuk menjawab benarkah Allah itu 3 pribadi (Bapa, Putra, dan Roh Kudus), kita dapat mengacu pada istilah Antropomorfisme, dimana antropo = manusia; morfisme = bentuk. Istilah “Bapa, Putra, Roh Kudus, gembala, pintu keselamatan, dll” yang sering digunakan itu hanya untuk “menggambarkan” Allah sesuai dengan pandangan pribadi manusia. Pada dasarnya, Allah itu hanya satu namun peran-Nya lah yang bermacam-macam. “Sosok” Allah sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus lebih sering dikenalkan karena pada ajaran gereja, peristiwa penyelamatan dan penebusan dosa manusia adalah hal yang paling ditekankan, dan pada peristiwa penyelamatan serta penebusan dosa, “sosok” Allah sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah yang paling banyak dibahas.

Lalu bagaimana dengan adanya sebutan “Kita” dalam peristiwa penciptaan (Kejadian 1:26) yang dikatakan oleh Allah jika Allah memang hanya ada satu? Penafsiran kata “Kita” di sini memang sering rancu dan keliru, baik yang diajarkan di gereja maupun penafsiran pribadi masing-masing manusia. Kata “Kita” di sini bukan berarti Allah yang satu (misal Allah Bapa) bicara kepada Allah yang satunya (misal Allah Roh Kudus), melainkan menunjukkan bahwa Allah berbicara kepada seluruh “komponen” (diistilahkan sebagai “sidang Surga”, yaitu “komponen” alam) dalam penciptaan Dunia. Komponen lain seperti debu, pasir, dan sejenisnya juga berperan dalam menciptakan manusia. Banyak pengajaran dan tafsiran yang menyangkut-pautkan kata “Kita” tersebut dengan pribadi Allah yang ada tiga (Bapa, Putra, dan Roh Kudus), dan ajaran tersebut tidak tepat karena Allah sejatinya hanya ada satu, tetapi “peran” pekerjaan-Nya yang membuat bisa ada banyak sebutan (salah satunya adalah sebutan “TriTunggal Maha Kudus”). Bahkan, seharusnya kalau mau dibuat daftarnya, dapat kita ketahui kalau sebutan kepada Allah bukan hanya Bapa, Putra, dan Roh Kudus, tetapi bisa macam-macam (seperti: gembala, perisai, benteng pertahanan, pintu keselamatan, mempelai pria, dan sebagainya).

Mungkinkah kelak akan muncul sebutan pribadi ke-4? Jawabannya adalah MUNGKIN SAJA! Rencana Tuhan tidak ada yang dapat menebak. Pada kitab Ulangan 29:29 dikatakan,”Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.”. Pada ayat tersebut sudah jelas bahwa kita hanya dapat memahami dan mengenal Allah sebatas apa yang Ia nyatakan kepada kita manusia, sisanya (hal-hal yang tersembunyi) adalah bagi Tuhan. Kita cukup mengimani apa yang telah dinyatakan TUHAN, Allah kita, kepada kita. Dan sudah sepatutnya kita menguji segala pengajaran yang kita terima dengan menggunakan Alkitab. Manusia bisa salah, pendeta bisa salah, ajaran bisa salah, namun ALKITAB adalah MUTLAK BENAR dan tidak akan bisa salah. 

Maka marilah kita selalu menjadikan ALKITAB sebagai pedoman hidup kita sehingga kita tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh ajaran dan tafsiran yang tidak tepat.
Tuhan Memberkati.

1 komentar:

  1. Shalom bapak, ibu saudara/i di manapun berada. Apakah Sudah ada yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael? Ini adalah kalimat pengakuan iman orang Yahudi yang biasa diucapkan pada setiap ibadah mereka baik itu di rumah ibadat atau sinagoga maupun di rumah. Yesus juga menggunakan Shema untuk menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Kita dapat baca di Ulangan 6 ayat 4 dan pernah juga dikutip oleh Yesus di dalam Injil Markus 12 : 29. Dengan mengucapkan Shema, orang Yahudi mengakui bahwa YHWH ( Adonai ) Elohim itu esa dan berdaulat dalam kehidupan mereka. Berikut teks Shema Yisrael tersebut dalam huruf Ibrani ( dibaca dari kanan ke kiri seperti huruf Arab ) beserta cara mengucapkannya ( tanpa bermaksud untuk mengabaikan atau menyangkal adanya Bapa, Roh Kudus dan Firman Elohim yaitu Yeshua haMashiakh/ ישוע המשיח, yang lebih dikenal oleh umat Kristiani di Indonesia sebagai Yesus Kristus ) berikut ini

    Teks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שְׁמַ֖ע ( Shema ) יִשְׂרָאֵ֑ל ( Yisrael ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֱלֹהֵ֖ינוּ ( Eloheinu ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֶחָֽד ( ekhad )


    Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו, לעולם ועד ” ( " barukh Shem kevod malkuto, le’olam va’ed " ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya " ). Apakah ada yang mempunyai pendapat lain?.
    🕎✡️👁️📜🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️☁️☀️⚡🌧️🌈🌒🌌🔥💧🌊🌬️🏞️🗺️🏡⛵⚓👨‍👩‍👧‍👦❤️🛐🤲🏻🖖🏻🌱🌾🍇🍎🍏🌹🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍₪🇮🇱⛪

    BalasHapus