Rabu, 24 Februari 2016

Great Blessing 2: Roh Kudus akan selalu tinggal di dalam kita untuk membimbing kita

"tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yoh 14:26)

Shalom saudara terkasih dalam Kristus.
Kali ini akan membahas berkat istimewa / karunia besar (Great Blessing) ke-2 yang kita terima ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat, Imam Agung, dan raja mulia.

Ketika kita menerima Tuhan Yesus dan selalu membina relasi dengan Tuhan, maka berkat istimewa yang akan kita terima selanjutnya adalah perutusan Roh Kudus ke dalam diri kita guna membimbing dan mengingatkan kita akan pengajaran Tuhan kepada kita.

Seringkali kita dalam menghadapi masalah selalu mengutamakan kedagingan kita. Kita lebih cepat emosi dan marah jika ada yang bersalah kepada kita. Kita lebih cepat menghakimi orang tanpa melihat dari sisi lain, dan sebagainya. Hal tersebut adalah tanda-tanda (symtomps) dari diri kita bahwa kita kurang bersekutu dengan Tuhan.

Mengapa? Karena jika kita selalu membina relasi dengan Tuhan secara sungguh-sungguh, maka kita akan menanggapi setiap masalah yang kita hadapi seturut kehendak Tuhan sebab Tuhan telah mengutus Roh Kudus ke dalam diri kita guna mengajarkan dan mengingatkan akan segala pengajaran Tuhan Allah semenjak kita menerima dan mau hidup dalam pengajaran Tuhan.

Tuhan tidak menjanjikan bahwa hidup kita akan tenang tanpa masalah jika menjadi pengikut-Nya, namun Tuhan menjanjikan berkat istimewa berupa tuntunan Roh Kudus. Hal tersebut merupakan karunia luar biasa yang boleh kita terima mengingat kita manusia di dunia masih terikat dengan hal dan keinginan daging.

Jadi, ingatlah untuk selalu bersekutu dengan Tuhan agar kita peka dan mampu menerima pengajaran, bimbingan dari Roh Kudus yang diutus oleh Tuhan ke dalam diri kita agar kelak kita memperoleh kedamaian kekal.

Berkat Tuhan selalu beserta kita semua. Amin.

(Big Thanks to Irene who guide me and help me to understand this matter, love you)

Great Blessing 1: Kehormatan untuk dapat menyebut diri kita anak-anak Allah

"Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah" (Roma 8:14)

Shalom sahabat terkasih dalam Kristus.
Kali ini topik yang akan kita bahas adalah mengenai berkat-berkat istimewa (Great Blessings) yang boleh kita terima ketika kita mengikut Tuhan Yesus dan menerima-Nya sebagai juru selamat (True Prophet) dan Imam Agung (True Priest) serta raja mulia (True King). 

Berkat istimewa pertama yang boleh kita terima (selain keselamatan tentunya) adalah kehormatan untuk dapat menyebut diri kita sebagai anak Allah.
Dalam pemikiran kita sehari-hari tentu tersirat bahwa yang disebut anak Allah adalah orang-orang yang alim, baik hati, tidak suka melakukan hal dosa, dan sebagainya, sehingga seringkali kita menilai orang dari tingkah lakunya untuk dapat menghakimi apakah orang tersebut adalah anak Allah.

Sering muncul singgungan:"katanya anak Allah, kok sikapnya lebih buruk daripada orang yang tidak mengenal Allah?"; "kok ngaku Anak Allah? Tuhan dong?" dan sejenisnya.
Memang benar bahwa orang yang mengikut Yesus dan menerima Yesus sebagai juru selamat akan selalu berusaha untuk berbuat seturut pengajaran dan teladan-Nya. Namun, apakah orang yang "kurang" alim lantas tidak mempunyai kehormatan untuk dapat menyebut diri sebagai anak-anak Allah?

Untuk memahami hal itu, mari kita rubah paradigma "anak Allah" dalam pikiran kita. Yang dimaksud berkat istimewa sebagai anak Allah di sini adalah bahwa kita memiliki kehormatan untuk selalu dijaga, diperhatikan, dilindungi, dan dididik oleh Allah layaknya bapak mendidik anaknya.

Dengan memiliki paradigma tersebut, maka kita akan dapat memahami bahwa anak Allah tidaklah 100% sempurna baik, alim, dan tak berdosa layaknya Tuhan; melainkan menjadi pribadi yang selalu memiliki relasi dengan Tuhan, mengenal Tuhan layaknya anak mengenal bapaknya.
Sebagai anak Allah, kita akan selalu diingatkan dan jika perlu akan ditegur oleh Tuhan Allah jika kita jatuh ke dalam dosa, layaknya orang tua mengajarkan hal baik kepada anaknya yang melakukan kesalahan.

Jadi, mulailah kita perlahan merubah paradigma "anak Allah" dan jangan takut untuk menyebut diri kita sebagai anak Allah sebab hal tersebut memang karunia besar yang diberikan secara cuma-cuma oleh Allah ketika kita menerima Tuhan sebagai juru selamat kita. Jangan takut dibilang tidak alim ataupun tidak pantas sebab sebagai anak Allah, kita pun diproses dan dididik oleh Tuhan.
Camkanlah pikiran bahwa kita telah diberi kehormatan untuk menyebut diri sebagai anak Allah sebagai cambuk dan pengingat bagi kita untuk selalu berbuat seturut pengajaran-Nya dan untuk selalu berrelasi dengan Tuhan agar jiwa kita selalu berada dalam naungan-Nya.

Berkat Tuhan beserta kita semua. Amin

(Big Thanks to Irene who guide me and help me to understand this matter, love you)