"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama." (Filipi 2:5, 8-9)
Shalom teman-teman terkasih dalam Kristus.
Selamat Paskah!
Hal yang selalu ditekankan saat Paskah adalah bagaimana Tuhan Yesus merendahkan diri-Nya dan rela mati di kayu salib demi menebus dosa kita. Tentu bukan hal yang sangat mudah untuk dilakukan, terutama jika sebenarnya diri kita memiliki posisi dan jabatan yang tinggi.
Sangat susah merendahkan diri kita di hadapan banyak orang ketika kita adalah orang yang memiliki pangkat dan kekuasaan.
Namun, Tuhan Yesus mengajarkan dengan memberi contoh yaitu dalam kehidupan-Nya sendiri. Tuhan Yesus adalah anak Allah yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi, pemilik segala kuasa di Surga maupun di Bumi. Dan Yesus sebagai anak tunggal-Nya mampu memberi teladan kepada kita untuk tidak meninggikan diri dan menyamakan diri-Nya dengan manusia sehingga Allah meninggikan-Nya dan mengaruniakan-Nya nama di atas segala nama.
Dalam ajaran-Nya pun Tuhan secara implisit menggunakan perumpamaan mengajak kita untuk tidak meninggikan diri.
Hal tersebut dapat kita lihat dalam Lukas 14:8-11 yang berbunyi: "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,
supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.
Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Hal lain yang dapat kita lihat adalah yang terjadi pada raja Nebukadnezar dalam masa Daniel. Saat itu Allah melalui mimpi yang kemudian diartikan oleh Daniel, menyampaikan kepada raja Nebukadnezar bahwa ia akan direndahkan karena ia telah menganggap dirinya tinggi bahkan berani membuat allah lain yang harus disembah.
Hal tersebut sangat keji di mata Allah. Oleh karena itu, Nebukadnezar direndahkan hingga ia sendiri mampu merendahkan diri dan mengakui keagungan Tuhan. Dan ketika Nebukadnezar mengakui keagungan Allah, apa yang terjadi? Allah mengembalikan kejayaan Nebukadnezar, bahkan lebih besar dari yang pernah ia terima (Daniel 4:33-37).
Jadi, manakah kita? Meninggikan untuk direndahkan kemudian atau merendahkan diri untuk ditinggikan oleh Allah kelak?
Jangan salah mengambil keputusan.
Kiranya berkat Paskah selalu menguatkan kita. Amin.